Hidayatullah.com–Pejabat Hamas, Talal Nassar, baru-baru ini menekankan bahwa pihaknya tidak akan pernah menerima “Kesepakatan Abad Ini” presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, “bahkan jika kita diubah menjadi abu dan seluruh rakyat Palestina telah dikubur di bawah tanah.”. Kesepakatan Abada Ini adalah nama yang diberikan untuk upaya perdamaian Trump.
Ia pun menekankan bahwa perlawanan Palestina sepenuhnya siap untuk konfrontasi.
Dia menekankan bahwa Palestina sepenuhnya siap untuk konfrontasi.
Nasser berbicara di Saluran 9 Turki pada 15 Juli, sebagaimana diterjemahkan oleh Institut Riset Media Timur Tengah (MEMRI)
“Jika serangan pendudukan (Gaza), itu akan melihat sesuatu yang tidak pernah diharapkan. Biarkan saya mengingatkan pemirsa bahwa perlawanan Palestina sepenuhnya siap – tidak 90% atau 95% siap, tetapi siap sepenuhnya, Insya Allah,” ia memperingatkan.
Baca: Seluruh Dunia Bereaksi Menolak Keputusan Donald Trump soal Baitul Maqdis
“Seberapa besar perbedaan antara kekuatan perlawanan, dan kekuatan pendudukan tirani. Seberapa besar perbedaan antara serdadu mereka, yang memakai popok Pampers di dalam tank mereka, dan antara orang-orang yang mempersenjatai diri mereka dengan Al-Quran,” tambah Nasser seperti dikutip dari media ‘Israel’ Arutz Sheva, Rabu (25/07/2018).
Ketika ditanyai oleh wawancara apakah Hamas akan menerima perjanjian damai Trump, dia menjawab, “Hamas tidak akan pernah menerimanya, bahkan jika kita berubah menjadi abu, dan seluruh rakyat Palestina dikubur di bawah tanah. Orang-orang Palestina kita akan menerima tidak kurang dari haknya, Insya Allah.”
“Kami akan menerima tidak kurang dari sejarah Palestina – dari Laut (Mediterania) ke Sungai Yordan. Palestina tidak akan melepaskan satu butir tanah. Pendudukan yang menindas dan para pendukungnya terikat untuk binasa,” imbuhnya.
Baca: Hamas Kontak Turki Bahas Rencana AS Akui Baitul Maqdis Ibu Kota Israel
Upaya perdamaian Trump juga telah ditolak oleh Ketua Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang juga memimpin kelompok pesaing Hamas, Fatah.
Abbas telah menolak untuk mempertimbangkan pemerintah Trump sebagai perantara yang jujur untuk negosiasi perdamaian dengan ‘Israel’ sejak pengakuan Donald Trump atas Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota ‘Israel’ Desember lalu.
Ratusan orang Arab Palestina baru-baru ini berdemonstrasi di Ramallah untuk menyatakan dukungan mereka bagi penolakan Abbas terhadap upaya perdamaian pemerintah AS.*