Hidayatullah.com–Konferensi Amerika Serikat (AS) di Manama, Bahrain yang konon menjamin perlindungan ekonomi, hanyalah kedok politik untuk melikuidasi masalah Palestina.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Biro Politik Politik Hamas, Ismail Haniyah dalam Konferensi Nasional Palestina di Gaza hari Selasa yang menolak rencana perdamaian versi AS atau dikenal “Kesepakatan Abad Ini.”
“Kami menyaksikan momen bersejarah yang penting. Prinsip kami jelas, bahwa Palestina tidak untuk dijual, tidak untuk kesepakatan yang mentahbiskan hegemoni penjajah atas tanah kami,” katanya dikutip Middle East Monitor (MEM).
“Rakyat Palestina berdiri hari ini menolak lokakarya Manama dalam pemberontakan baru dan revolusi politik, karena Palestina telah merasakan ancaman strategis yang belum pernah dihadapi sebelumnya.”
Baca: HAMAS Puji Rakyat Bahrain Menentang Konferensi Ekonomi Manama
Ismail menekankan bahwa konferensi di Manama hanya memberikan ‘lampu hijau’ bagi penjajah ‘Israel’ untuk memperluas upaya dan koloninya di seluruh Tepi Barat, serta membuka jalan untuk normalisasi dengan negara-negara Arab di wilayah tersebut.
“Konferensi AS hanya melahirkan kematian dan kekecewaan. Orang-orang Palestina hari ini tetap bersatu dalam menghadapi apa yang disebut perjanjian yang disebut ‘Perjanjian Abad Ini’.
“Semua orang Arab saat ini menekankan pentingnya Palestina dan Baitul Maqdis sebagai kompas nasional,” katanya.
Amerika Serikat menyelenggarakan konferensi ekonomi di Manama pada 25 dan 26 Juni yang diklaim sebagai langkah untuk meningkatkan sektor investasi di Palestina.
Konferensi menyerukan kepada semua pemimpin bisnis dan pemerintah untuk membahas bagaimana upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan ekonomi di Tepi Barat dan Gaza.
Namun, upaya Washington ditolak oleh Palestina dan Yordania karena melihatnya sebagai upaya untuk menawarkan hadiah keuangan kepada Palestina untuk menerima pendudukan ‘Israel’.*