Hidayatullah.com—Pihak berwenang Mesir membuka kembali titik perlintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza yang diblokade pada Senin (02/10/2020) selama empat hari. Pembukaan itu merupakan untuk pertama kalinya sejak September karena pembatasan virus corona, Daily Sabah melaporkan.
Mesir sepenuhnya menutup titik perlintasan perbatasan pada pertengahan Maret untuk mencegah penyebaran virus korona baru.
Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas, anggota layanan keamanan dikerahkan di pusat kota di Jalur Gaza untuk melengkapi bus penumpang yang membawa pasien, pemegang paspor asing dan Mesir, serta pelajar.
“Terminal akan dibuka di kedua arah selama empat hari hingga Kamis,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Penumpang diangkut ke persimpangan sesuai dengan peraturan virus corona, kata pernyataan itu. Ratusan warga Palestina di Mesir kini juga dapat kembali ke Jalur Gaza.
Pernyataan Kementerian Kesehatan mengatakan mereka yang kembali ke Gaza diharuskan untuk menunjukkan hasil tes virus corona yang diterima dalam 48 jam terakhir.
Otoritas Mesir terakhir kali membuka penyeberangan pada 27 September selama tiga hari berturut-turut, ketika 2.659 penumpang meninggalkan Gaza dan 819 lainnya tiba di jalur tersebut dan menjalani karantina selama seminggu.
Penyeberangan sebelumnya dibuka selama tiga hari pada 11 Agustus.
Jalur Gaza dengan populasi 2 juta, telah berada di bawah pengepungan Israel sejak 2006 setelah Israel dan Mesir sering menutup penyeberangan perbatasan mereka dengan alasan masalah keamanan.
Namun, dalam tiga bulan sebelum wabah virus korona pada Maret lalu, penyeberangan Mesir-Gaza dibuka setiap hari sesuai dengan kesepakatan informal yang dimediasi oleh Mesir antara Israel dan Gaza untuk ketenangan antara kedua belah pihak.*