Hidayatullah.com–Syaikhul Azhar, Dr. Ahmad Muhammad Thayib menegaskan bahwa al Azhar dan seluruh kaum Muslimin di barat dan di timur, menolak proyek Zionis untuk melakukan yahudisasi kota al-Quds. Dia mengingatkan entitas Zionis Israel dan pasukan yang mendukungkan akan dampak yang mengancam perdamaian di kawasan bahkan mengancam perdamaian seluruh dunia.
Al Azhar menegaskan bahwa monopoli terhadap kota suci al-Quds dan yahudisasi padanya, merupakan pelanggaran terhadap konvensi dan hukum internasional serta norma-norma, yang melarang dan mengkriminalkan setiap perubahan pada karakter tanah, penduduk, dan identitas di wilayah pendudukan.
“Maka yahudisasi al Quds tidak memiliki legitimasi hukum,” ujarnya dikutip Info Palestina, Kamis, (20/11/2011).
Al Azhar kembali menegaskan ketetapan jalan yang ditempun Shalahuddin bagaimana cara pembebasan kota al-Quds, ketika dia menulis surat kepada Raja Salib Richard si Hati Singa.
“Anda jangan berpikir bahwa kami bisa menyerahkan al-Quds, tidak pernah, demikian juga kami, sebagai umat Muslim, tidak mungkin bisa menyerahkan hak-hak kami di al Quds, dalam kondisi apapun, anda tidak akan bisa mengambil satu batu pun di tanah ini, selama masih ada jihad.”
Al Azhar juga menegaskan bahwa yahudisasi al-Quds dan serangan terhadap tanda-tanda yang ada di Baitul Maqdis merupakan garis merah. Al Azhar juga berjanji akan menghapus lembaran enttias Zionis di tanah Palestina.
Al Azhar menyebutkan bahwa orang-orang salib menduduki wilayah lebih luas dibandingkan apa yang diduduki Zionis, demikian juga al-Quds jauh lebih lama berada di bawah pendudukan orang-orang salib dibandingkan Zionis, namun demikian berhasil dibebaskan.
“Al-Quds berada di bawah sandera kaum Salib jauh berlipat lamanya dibandingkan di bawah pendudukan Zionis. Meskipun demikian sejah telah berlalu – tidak ada perbedaan – bahwa lembaran penjajahan berhasil dihapus dan bekas-bekas agresi musuh terhadap hak-hak dan tempat-tempat suci bisa dihilangkan,” ungkap al Azhar dalam pernyataannya.
Al Azhar mengatakan bahwa orang-orang Zionis yang bersandar kepada kekuatan imperialis Barat, dalam upayanya melakukan yahudisasi al-Quds – hanya mempertaruhkan masa depan Yahudi sendiri dan sudah melanggar garis merah umat Islam yang berjumlah seperempat total penduduk dunia, umat yang mampu – dalam waktu dekat – untuk merebut kembali hak-haknya yang dirampas.*