Hidayatullah.com | ABU Dzar RA suatu ketika bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi. Rasulullah ﷺ menjawab, “Masjidil Haram.”
Abu Dzar RA bertanya lagi, “Kemudian masjid apa?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Masjidil Aqsha.”
Abu Dzar RA melanjutkan pertanyaannya, “Berapa jarak antara keduanya?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Empat puluh tahun.”
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ini menunjukkan betapa tua dan mulianya Masjid al-Aqsha yang dibangun di atas bumi Palestina. Ia adalah masjid kedua yang berdiri di atas muka bumi. Allah Ta’ala telah memberkahinya, juga wilayah sekelilingnya, yakni tanah Palestina. Hal ini diungkapkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
سُبْحٰنَ الَّذِيْۤ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَ قْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَا ۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Al-Isra’ [17]: 1)
Karena kemuliaan tersebut, penting kiranya kita mengetahui fakta-fakta tentang tanah Palestina dan Masjid al-Aqsha dari zaman dahulu hingga kini. Berikut adalah sejumlah fakta tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber dan akan terus disempurnakan dengan data-data baru yang ditemukan:
o0o
Al-Quds, atau dikenal juga dengan Yerusalem (daerah yang terletak di bumi Palestina dan kini diklaim sebagai ibukota oleh penjajah ‘Israel’), telah dihuni oleh manusia sejak sekitar 4000 tahun sebelum masehi (SM). Ini disimpulkan setelah para arkeolog menemukan bukti bekas pemukiman di Gihon Spring. Namun, al-Quds, baru menjadi sebuah perkotaan pada sekitar tahun 2000 SM.
Para ahli sejarah menyimpulkan bahwa bangsa yang pertama kali mendiami Al-Quds adalah Kana’an. Mereka datang dari wilayah tenggara, yakni Bahrain. Mereka membangun wilayah al-Quds menjadi sebuah kota dan menamakannya Yerusalem seperti nama Dewa bangsa Kana’an. Merekalah yang ditengarai menjadi cikal bakal penduduk Palestina. Setidaknya, kaum Yahudi berpendapat seperti itu dan menganggap bangsa Kana’an harus disingkirkan dari bumi Palestina.
Sekitar tahun 1997 SM, Nabi Ibrahim AS lahir. Menurut Ibnu Katsir, dalam kitabnya Bidayah wa al-Nihayah, Nabi Ibrahim AS lahir di Babilonia (Irak). Beliau memiliki anak bernama Ismail AS (atau bapak Bangsa Arab) dan Ishak AS. Selanjutnya, Ishak AS memiliki anak bernama Ya’qub AS yang juga dinamakan Israil. Dari sinilah kisah tentang Bani Israil (anak keturunan Nabi Ya’qub AS) dimulai. Ada pun Nabi Ismail AS memiliki garis keturunan dengan Rasulullah ﷺ.
Nabi Ibrahim AS pada masa hidupnya pernah hijrah ke Palestina. Bahkan, ia meninggal di daerah Al-Khalil yang terletak di bumi Palestina pada tahun 1822 SM pada usia 175 tahun.
Nabi Luth AS, yang lahir sekitar tahun 1950 SM, diutus oleh Allah Ta’ala untuk mendakwahi kaumnya di Sodom dan Amurah (sekitar Laut Mati atau Danau Luth). Hanya saja, kaumnya tetap membangkang sehingga turunlah azab Allah Ta’ala kepada kaumnya. Saat azab itu datang, Nabi Luth AS diselamatkan oleh Allah Ta’ala karena ia pergi menuju Palestina.
Pada sekitar tahun 1837 SM, Nabi Ya’qub AS lahir. Ia diutus oleh Allah Ta’ala untuk berdakwah kepada Bangsa Kana’an di negeri Syam. Nabi Ya’qub memiliki 12 anak, di antaranya adalah Yusuf AS dan Yahuda. Kelak, nama Yahudi dinisbatkan kepada Yehuda, salah seorang anak Ya’qub AS.
Ketika kecil, Nabi Yusuf AS dibuang oleh saudara-saudaranya, menjadi budak, hingga takdir Allah Ta’ala menjadikannya bendahara kerajaan Mesir. Ketika Mesir dilanda paceklik, Nabi Ya’qub AS sekeluarga bermigrasi ke Mesir atas undangan Yusuf AS. Sejak itu, populasi Bani Israil mulai membesar. Menurut Hanafi al-Mahlawi dalam bukunya Al-Amakin al-Masyhuriyah fi Hayati Muhammad ﷺ, Nabi Yaqub AS sempat hijrah ke Palestina dan membangun Masjid al-Aqsha. Namun, ada juga sejarawan yang berpendapat bahwa Masjid al-Aqsha pertama kali dibangun oleh Nabi Sulaiman AS, bukan Nabi Ya’qub AS.
Dinamika politik di Mesir semakin lama semakin tidak berpihak kepada Bani Israil. Status mereka sebagai manusia merdeka diubah oleh Raja Mesir, Fir’aun, menjadi budak. Mereka sering dituding sebagai sumber masalah.
- Sekitar tahun 1500 SM, Yerusalem dikuasai bangsa Mesir di bawah pimpinan Ahmose 1.
Sekitar tahun 1200 SM, Nabi Musa AS memimpin Bani Israil kabur meninggalkan Mesir, mengembara di Padang Sinai, menuju Palestina, tanah yang ketika itu dijanjikan oleh Allah Ta’ala untuk Bani Israil dengan syarat mereka mau taat kepada perintah-Nya. Namun, setelah berhasil kabur dari Raja Fir’aun yang tenggelam di Laut Merah, Bani Israil berkali-kali membangkang perintah Allah Ta’ala. Bahkan, ketika mereka akan masuk ke Palestina, mereka berkata kepada Nabi Musa AS, “Hai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama ada orang-orang gagah di dalamnya. Karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua. Biarlah kami hanya duduk menanti di sini saja.” (Al-Ma’idah [5]:24).
Akibat pembangkangan ini, Allah Ta’ala mengutuk Bani Israil sehingga mereka tak bisa masuk ke bumi Palestina yang dijanjikan. Mereka hanya berputar-putar di sekitar Palestina selama 40 tahun. Setelah itu, barulah mereka bisa masuk dari sisi timur Laut Mati, dan muncul Nabi Samuel di tengah-tengah mereka.
Bani Israil meminta Nabi Samuel mengangkat pemimpin untuk mereka. Namun, ketika Nabi Samuel mengangkat Thalut, seorang tukang samak, menjadi raja, Bani Israil protes. Begitu juga ketika Thalut meminta Bani Israil agar tak meminum air sungai yang mereka lalui saat akan berperang menghadapi Jalut, banyak di antara Bani Israil yang ingkar. Tinggalah pasukat Thalut dengan jumlah sedikit, termasuk di dalamnya Nabi Daud AS yang masih sangat muda. Atas kehendak Allah Ta’ala, Daud AS bisa membunuh Jalut. Ini terjadi sekitar tahun 1000 SM.
Nabi Daud AS kemudian menjadi raja atas Bani Israil di Palestina dan membangun kembali Kota Yerussalem. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi Sungai Nil hingga Efrat di Iraq, dan menjadikan Yerusalem sebagai ibukota kerajaannya. Bangsa Yahudi sekarang ini terobsesi untuk mengembalikan kebesaran ‘Israel’ Raya yang pernah dicapai Nabi Daud AS. Karena itulah bendera ‘Israel’ berbentuk dua garis biru yang menandakan Sungai Nil dan Efrat, serta bintang Daud.
Nabi Sulaiman AS menggantikan tahta Nabi Daud AS dan memerintah seluruh dunia dari tanah Palestina. Kisahnya yang popular dengan wadi an-naml (lembah semut) ketika seekor semut berkata, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak mengetahui. (QS: An Naml [27]: 18),” berada di Palestina.
Sekitar tahun 962 SM, Nabi Sulaiman AS juga membangun sebuah haekal atau Harem Syarief (tempat yang mulia) yang lengkap dengan singgasananya di Palestina. Di sana, juga terdapat sebuah tempat peribadahan bernama Baitallah. Di tengah haekal itu terdapat sebuah batu hitam bernama Sakhrah al-Muqaddasah. Berdasarkan batu itulah Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan Mi’raj menghadap Sang Pencipta untuk menerima perintah shalat lima waktu. Sebagian sejarawan menyatakan, Masjid al-Aqsha mulai dibangun pada masa Nabi Sulaiman AS ini.
Sekitar tahun 922 SM, sepeninggal Nabi Sulaiman AS, Bani Israil dilanda perang saudara yang berlarut-larut. Akibatnya, kerajaan yang didirikan oleh Sulaiman AS terbelah menjadi dua. Di bagian utara bernama ‘Israel’ dengan ibu kota Samaria, sedang di sebelah selatan bernama Yehuda (atau Yahudi, mengacu kepada nama salah seorang anak Nabi Ya’qub AS) dengan ibu kota Yerusalem. Para sejarawan berpendapat dari sinilah nama Bangsa Yahudi mulai muncul.
Sekitar tahun 800 SM, Kerajaan ‘Israel’ dihancurkan oleh kerajaan Asyiria. Demikian juga pada sekitar tahun 600 SM, Kerajaan Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnezar II dari Babylonia. Seluruh tembok dan tempat peribadatan yang dibangun Nabi Sulaiman AS ikut diruntuhkan. Bangsa Yahudi, pada sekitar tahun 587 SM, ditawan dan diasingkan ke Babilonia.
Pada sekitar tahun 539 SM, Kerajaan Persia di bawah Cyrus berhasil mengalahkan Babylonia dan Cheldania (Iraq), serta merebut Palestina. Setelah itu mereka mengizinkan kembali Bani Israil masuk ke Baitul Maqdis (Yerusalem). Orang-orang Yahudi kemudian membangun kembali kuil suci mereka yang dulu dibangun Nabi Sulaiman AS.
- Pada tahun 332 SM, Kerajaan Makedonia di bawah Raja Aleksander Agung (Alexander the Great) menduduki Yerusalem setelah mereka mengalahkan Persia. Dengan demikian, Palestina berada di bawah kekuasaan Yunani. Raja Aleksander melakukan Hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Bani Israil di Palestina. Kitab Injil pun, ketika itu, ditulis dalam bahasa Yunani, bukan bahasa Ibrani.
Pada sekitar tahun 300 SM, Yunani berhasil dikalahkan Romawi. Sejak itu Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
- Pada tahun 166 SM, Bangsa Yahudi Makkabe memberontak kepada bangsa Romawi dan mereka mendirikan sebuah kerajaan di Yerusalem. Namun, pada tahun 37 SM, Kaisar Romawi Herodes yang menganut agama Pagan, berhasil menaklukkan Yerusalem setelah pengepungan selama 40 hari. Sejak saat itu Palestina (Yerusalem) berada di bawah Romawi.
Tahun 91 SM, lahirlah Nabi Zakaria. Beliau diutus oleh Allah Ta’ala di bumi Palestina untuk membimbing Bani Israil. Sebagaimana Nabi Musa AS pernah meminta kaumnya memasuki Bumi Muqaddasah, Nabi Zakaria AS juga menamakan Bumi Palestina dengan Al-Muqaddasah. Artinya, suci dari syirik. Di Palestina juga terdapat mihrab Zakaria AS.
Pada 1 M, Nabi Isa AS lahir di Palestina. Ibunya bernama Maryam, seorang gadis tanpa suami. Di Palestina juga Maryam menggoyang batang pohon kurma setelah melahirkan Isa AS dan dalam keadaan sangat lemah. Nabi Isa AS kemudian memimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun, tindakannya dianggap subversi dan ajarannya ditolak para rabi Yahudi. Setelah Nabi Isa AS diangkat ke langit oleh Allah Ta’ala, barulah bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi. Kelak, pada akhir zaman, Nabi Isa AS akan turun kembali di Palestina dan akan membunuh Dajjal di tanah tersebut. Begitu pula Ya’juj dan Ma’juj akan dibunuh di bumi Palestina di akhir zaman kelak.
Pada sekitar tahun 100 M, pemberontakan kaum Yahudi berulang. Akibatnya, para penguasa Romawi marah. Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Kaum Yahudi dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi.
Pada tahun 313 M, pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen menjadi agama resmi negara. Kaum Yahudi sendiri, pada sekitar tahun 500 M sampai 600 M, berpencar hingga semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah).
Pada tahun 619 M, Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan isra’ dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis kemudian melanjutkan mi’raj ke langit. Dengan demikian, Baitul Maqdis menjadi terminal pertama Rasulullah ﷺ selama perjalanan isra’ dan mi’raj . Beliau juga menjadi imam shalat bagi para Nabi di Baitul Maqdis.
Tahun 622 M, Rasulullah ﷺ hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika itu kaum Muslim masih menjalankan shalat menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina. Lalu pada suatu ketika, Rasulullah ﷺ shalat di Masjid Dzulqiblatain, turunlah Malaikat Jibril dan memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Makkah al-Mukarramah. Dengan demikian, bumi Palestina menjadi arah kiblat pertama kaum Muslim.*