Hidayatullah.com—Gerakan Perjuangan Islam Palestina (Hamas) mengecam peningkatan pelanggaran zionis- Israel terhadap kompleks Masjid al-Aqsha selama hari libur Yahudi. Hamas mengatakan penodaan pemukim ke situs suci di Kota Tua yang diduduki di al-Quds membuktikan rasisme Israel terhadap rakyat Palestina.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dikutip Pusat Informasi Palestina (Palinfo) dalam sebuah pernyataan hari Senin mengatakan bahwa pelanggaran terhadap Masjid al-Aqsha mencerminkan ketidakadilan yang menimpa rakyat Palestina. “Penodaan ini berubah menjadi keadaan pendudukan Israel yang konstan,” kata Barhoum.
Seorang juru bicara Hamas meminta warga Palestina dari al-Quds, Tepi Barat dan wilayah yang diduduki pada tahun 1948 untuk memobilisasi untuk mempertahankan tempat suci umat Islam. Barhoum mengatakan, negara-negara Arab dan Islam dituntut untuk mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan mereka melawan rezim penjajah.
Sebelumnya pada hari itu, ratusan pemukim masuk ke Masjid al-Aqsha di bawah perlindungan tentara Israel dan secara provokatif melakukan ritual di sana. Ini adalah hari pertama hari libur Yahudi yang akan berlanjut hingga pertengahan Oktober.
Juga pada hari Ahad, lusinan pemukim Yahudi dikawal pasukan militer zionis, menyerbu ke daerah itu melalui Gerbang Maroko dan secara provokatif melakukan ritual dan doa Talmud. Insiden itu terjadi di tengah seruan oleh organisasi pemukim Israel untuk melakukan serangan massal ke kompleks Masjid al-Aqsha menjelang hari raya Yahudi pada 29 September.
Kompleks, yang terletak tepat di atas alun-alun Tembok Barat, menampung Kubah Batu dan Masjid al-Aqsha. Rezim Zionis mengizinkan kunjungan Yahudi ke al-Aqsha meskipun fakta bahwa perjanjian yang ditandatangani antara Israel dan pemerintah Yordania setelah pendudukan Israel atas al-Quds Timur pada tahun 1967 melarang ibadah non-Muslim di kompleks tersebut.*