Hidayatullah.com—Ekstremis Yahudi membakar sebuah masjid di Kota Tua Al-Khalil di Tepi Barat pada Senin, membakar Al-Quran dan menuliskan ancaman dalam bahasa Ibrani di dinding masjid. Mereka adalah kelompok yang menentang ‘perjanjian damai’ antara ‘Israel’ dan Palestina yang digagas Amerika.
“Masjid, kami bakar,” tulis peringatan di pintu masjid Beit Fajjar yang dipenuhi asap di selatan Bethlehem di saat Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengajak berkepala dingin untuk mencegah runtuhnya pembicaraan damai yang ditengahi AS.
Lantai masjid yang berkarpet hijau dibakar menjadi kerak hitam di selusin tempat yang disiram dengan minyak tanah sekitar pukul tiga pagi. Lusinan salinan Al-Quran hangus dilalap api, tulis Reuters.
Direktur otoritas Wakaf al-Khalil Nidhal al-Ja’bari menyatakan pemukim merobek dan membakar salinan Al-Quran dan membuangnya ke tempat sampah di jalan dekat Masjid Qaytoun dan Masjid Ibrahimi di Kota Tua. Sementara Mufti Agung Baitul Maqdis mengatakan pemukim haram Yahudi berada di balik serangan itu.
“Pesan para pemukim adalah: meneror rakyat Palestina,” kata Mohammad Hussein, yang datang untuk memeriksa kerusakan dan berbicara dengan penduduk setempat.
“Kejahatan seperti ini tidak akan bisa meneror rakyat Palestina. Sebaliknya, serangan semacam itu hanya akan memberanikan rakyat Palestina dan meningkatkan tekad kami untuk mencapai semua hak kami,” katanya kepada Reuters setelah menyampaikan khotbah singkat.
Sebuah simbol Bintang Daud dan kata-kata “Tag Harga” ditemukan tertulis di atas pintu masjid. Pemukim radikal menciptakan slogan untuk memperingatkan biaya dari setiap ancaman terhadap kehadiran mereka. Itu adalah serangan keempat sejak Desember dan “insiden yang sangat serius yang kami lihat dengan sangat serius,” kata juru bicara militer ‘Israel’ Letnan Kolonel Avital Liebowitz.
Penyelidik dari polisi dan tentara ‘Israel’, yang telah menguasai Tepi Barat yang diduduki sejak 1967, mengumpulkan bukti forensik di tempat kejadian termasuk jejak kaki dan sepotong karpet yang terbakar, dan mengambil pernyataan dari para saksi.
Pada hari Sabtu, pemimpin Palestina mengatakan pembicaraan damai diluncurkan kembali pada 2 September tetapi sekarang dalam penangguhan tidak dapat dilanjutkan sampai ‘Israel’ menghentikan pembangunan pemukiman sepenuhnya. Netanyahu mengatakan pada hari Senin ada “kontak diplomatik sensitif” dengan Amerika Serikat untuk mencoba menyelamatkan pembicaraan.
“Saya menyarankan semua orang untuk bersabar, bertanggung jawab, berkepala dingin dan, di atas segalanya, diam,” katanya dalam sambutan yang ditujukan kepada para menteri dalam koalisi sayap kanannya yang didominasi oleh partai-partai pro-pemukim, termasuk Likud-nya sendiri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Pembicaraan damai sudah ditakdirkan sejak awal. Tidak ada gunanya berbicara dengan orang-orang Yahudi, mereka bertekad untuk membangun pemukiman,” kata Abou Mohammad.
Ja’bari mengatakan bahwa serangan pemukim serius terhadap Al-Qur’an terjadi menyusul serangkaian pelanggaran baru-baru ini yang dilakukan oleh kelompok pemukim terhadap Masjid Ibrahimi dan rumah-rumah Palestina di sekitarnya.
Minggu lalu, Masjid Ibrahimi di Kota al-Khalil juga mengalami penodaan serius ketika ratusan ekstremis Yahudi berpartisipasi dalam konser riuh di malam hari dengan menyanyi, menari dan minum alcohol di tempat makam Nabiullah Ibrahim dan istrinya.
Pesta pora pemukim radikal Yahudi di Masjid itu juga melibatkan serangan verbal terhadap agama Islam, Nabi Muhammad dan orang-orang Arab, serta tarian provokatif dan lagu-lagu rasis dan cabul, menurut pejabat setempat dikutip Palestine Information Centre (PIC).*