Hidayatullah.com — “Ini tidak akan berhenti di sini, insyaAllah mujahidin akan menghentikan teror di Masjid al-Aqsha,” kata salah satu imam dalam Live Streaming!Gaza Sabar dan Ribath, Allah Menangkan” oleh channel Sahabat Al-Aqsha dengan imam-imam di Jalur Gaza, Jumat (21/5/2021) mengomentari kemenangan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Beliau adalah dosen University of Applied Sciences, Jalur Gaza, Dr. Wael Muhyiddin Sayyid Al Zard. Beliau menjelaskan kemenangan rakyat Jalur Gaza dalam ‘Pertempuran Saiful Quds” (Pedang Kota Suci Al-Quds) setelah pengumuman gencatan senjata pada hari Jumat (21/5/2021). Menurutnya, mujahidin Izzuddin al-Qassam telah berhasil menghentikan kejahatan besar ‘‘Israel’ yang tidak bisa dihentikan siapapun di dunia, dalam aksi teror selama 10 hari.
“Ini tidak akan berhenti di sini, insyaAllah mujahidin akan menghentikan teror di Masjid al-Aqsha,” katanya Live Streaming! Gaza Sabar dan Ribath, Allah Menangkan” oleh channel Sahabat Al-Aqsha dengan imam-imam di Jalur Gaza, Jumat (21/5/2021).
Menurut pria yang juga imam di masjid Jalur Gaza ini mengatakan, meskipun 10 hari berturut-turut rakyat Gaza dihujani berton-ton bom, rakyat Gaza akan tetap bersandar pada Allah dan cita-cita para pejuang pendahulu Masjid Al-Aqsha.
“Kami akan tetap pada janji Allah sebagai mana telah diperjuangkan Shalahuddin al-Ayyubi, dan Shekh Raid Salah untuk memekikkan Birruh Bidam Nafdika ya Aqsha (dengan arwah, dengan darah, kami bela engkau ya Masjidil Aqsha),” ujarnya.
Saat ditanya bagaimana kondisi bangunan, properti yang rusak dan hancur akibat serangan penjajah, pria yang pernah datang ke Indonesia dalam program Siramanmanis (Silaturahmi Ramadhan Imam-imam Palestina) ini mengatakan, rakyat Gaza akan tetap kembali membangunnya. Meski Ia juga mengatakan, sampai hari ini, ada masjid belum bisa dibangun lagi sejak dihancurkan ‘Israel’ tahun 2014.
“Bangunan yang rusak termasuk; termasuk tempat tinggal, rumah sakit, dan rumah warga, insyaAllah akan kita tegagakkan kembali, sebagaimana menegakkan izzah kita,” ujarnya. Inilah petikan obrolan Dzikrullah dari Sahabat Al-Aqsha dengannya;
Bagaimana tanggapan atas kemenangan ini?
Sungguh Allah telah menurunkan pertolongan di Gaza lewat akidah rakyatnya, lewat tangannya, lewat senjata-senjatanya, melalui bantuan Allah. InsyaAllah dalam waktu dekat Masjid Al Aqsha akan segera dibebaskan.
Apakah pengumuman kemenangan ini berarti perang selesai?
Setiap kali gencatan senjata seperti ini terjadi, bukan berarti para mujahidin pulang. Tetapi mereka tetap berada di pos-pos, di terowongan-terowongan, di gedung, di perbatasan. Mereka tidak akan meninggalkan tempat tugas itu sebelum mereka dipanggil komandannya.
Mereka tetap siaga degan menyiapkan roket, senjata dan waspada. Tidak ada satu orangpun meninggalkan pos-nya, sebab tugas mereka masih belum selesai, sampai mereka ditugaskan membebaskan untuk Masjid Al-Aqsha dan hingga Palestina merdeka.
Bagaimana rakyat Gaza menanggapi kemenangan ini?
Rasa syukur kami sebagai warga Gaza tadi malam jam 02 waktu Gaza (jam 06 WIB), bahwa kejahatan ‘Israel’ berhasil dihentikan. Kami semua bertakbir sebagaimana menyambut Idul Fitri. Allahu Allahu Akbar! Allahu Akbar Walillahilham! Ini adalah perayaan Idul Fitri kami yang tertunda, “katanya.
Mengapa Al-Qassam tidak langsung menyatakan perang untuk membebaskan Masjid al-Aqsha?
Bersabarlah! Sesungguhnya ini baru permulaan. Para mujahidin Al-Qassam tidak mengumumkan perang pembebasan Masjid Al-Aqsha, belum. Perang Saif al-Quds, hanya tahap bertahan dan untuk menjadi perhatian pada dunia, khususnya kaum Muslim. Bahwa Gaza siap menjadi melindungi Masjid Al-Aqsha, sekaligus mengajak masyarakat Muslim dunia untuk melakukan hal sama, menghentikan kezaliman zionis-‘Israel’.
Catatan penting gencatan senjata ini, mujahidin Al-Qassam tidak berhenti adanya gencatan senjata setelah perang 10 hari ini. Tetapi ini sebagai pesan bagi dunia, bahwa Gaza tidak bisa sendirian untuk membebaskan Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsha. Kami menyeru rakyat Indonesia untuk ikut terlibat membebaskan Baitul Maqdis.
Apakah kemenangan Al-Qassam ini sebagai pernyataan menyerah zionis-‘Israel’?
Apa yang dinyatakan zionis-Yahudi ini bukan pernyataan berhenti dan menyerah. Ini hanya peryataan gencatan senjata atas kejahatan agresinya selama 10 hari. Jadi bukan pernyataan berhenti menjajah Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsha.
Bagaimana dengan propaganda zionis selama 10 hari?
Banyak propaganda dan pernyataan yang di sampaikan zionis tidak terbukti. Sebelumnya berjanji akan menghacurkan terowongan, akan membunuh tokoh-tokoh Hamas. Tapi Alhamdulillah, atas izin Allah itu tidak terjadi. Tokoh-tokoh Hamas, terowongan-terowongan masih aman dan terjaga.
Apakah gencatan senjata ini bersarat, dan menguntungkan rakyat Palestina?
Ada 4 sarat yang diminta Izzuddin Al-Qassam untuk sampai pada gencatan senjata. Pertama dihentingan serangan ke Gaza, kedua, dihentikannya serangan dan penodaan ke Masjid al-Aqsha dan Syeikh Jarrah. Ketiga, tidak ada pelarangan umat Islam di Baitul Maqdis memasuki Masjid Al-Aqsha, dan terakhir, dibolehkan memasukkan material untuk kembali membangun gedung-gedung yang telah dihancurkan.
Apakah ada ganti kerugian atas nyawa warga Gaza yang telah dibunuhi?
Tidak ada harga yang lebih mahal selain janji Allah Subhanahu Wata’ala, bahwa telah menjanjikan Jannatun Firdaus, InsyaAllah.
Sekedar catatan, faksi perlawanan termasuk Brigade Izzuddin al-Qassam dan Jihad Islam resmi mengumumkan “Pertempuran Saiful Quds” (Pedang Kota Suci Al-Quds) dengan melancarkan serangan roket ke wilayah ‘‘Israel’ ’ di al-Quds, Selasa, 11 Mei 2021. Serangan rudal-rudal Al-Qassam dilakukan sebagai respon terhadap kejahatan dan agresi yang dilakukan penjajah ke jamaah tarawih Masjid Al-Aqsha di Baitul Maqdis pada akhir bulan Ramadhan, sekaligus respon intimidasi dan perampasan rumah-rumah warga Palestina di kampung Syeikh Jarrah.
Menurut pantauan media Yahudi, Time of ‘Israel’, Brigade Izzuddin al-Qassam telah meluncurkan hampir 3.700 roket yang dimiliki. Ini sebuah perkembangan luar biasa bagi sayap pembebasan meski telah dikepung 15 tahun dari darat, laut, dan udara yang membuatnya terisolasi dari luar. (Hidayatullah.com | Sahahat al-Aqsha)