Hidayatullah.com–“Wamakaru Wamakarallah, Wallahu Khairul Makirin”, demikian kutipan Surat Ali Imran ayat 54. Dan orang-orang kafir berusaha membuat tipu-daya, namun Allahlah sebaik-baik pembuat makar.
Kutipan itu nampakanya cocok dengan kisah hidup Yuri Hayamoto. Kebencian, kemarahan, kebohongan media dan rasa keingintahuannya akhirnya membuat ia menerima Islam.
Yuri Hayamato adalah seorang pemuda keturunan Jepang-Vietnam berusia 19 tahun. Namanya berubah menjadi Mohammed Kamarov setelah ia memeluk Islam. Yuri adalah seorang murid dan terlahir dari keluarga Ateis.
Terlahir dari keluarga ateis, yang memuja para nenek moyangnya. Ateis juga memiliki beberapa kepercayaan, tapi dia lebih suka menyebutnya sebagai tradisi dan budaya tua. Dia tidak pernah merasa nyaman terhadap kepercayaan nenek moyangnya itu, dan hal-hal seperti itu tidak logis baginya. Dia tidak pernah berfikir bahwa dia akan mendapatkan kebahagiaan dengan melakukan hal seperti itu.
Yuri, begitu panggilannya memeluk Islam pada tanggal 04 Juni 2012.
Awal kehidupannya memang berantakan, dia seorang anak yang murung dan suka mengalami kesulitan dalam melakukan sebagian hal yang membuatnya menderita dan sakit. Kenakalannya membuat ibunya suka memukulnya, kadang dengan keras.
Perawakannya yang kecil dan berbeda dengan teman-teman sebayanya membuat teman-temannya sering mengganggunya.
Kombinasi antara permasalahan yang dia hadapi di rumah dan sekolah mempunyai pengaruh buruk terhadap pikirannya. Pernah terbesit dalam pikirannya untuk menjadi iblis berwujud manusia. Tujuannya tak lain untuk membalas dendam perlakuan teman-temannya terhadapnya.
“Tujuannya adalah bahwa ia ingin menghajar dan membunuh orang-orang yang pernah membuat hidupnya tak nyaman. Dia mulai merencanakan niatnya itu diam-diam, tetapi gagal total,” dikutip laman thedeenshow.com. [baca: Pernah ingin jadi Iblis berwujud Manusia, kini Memeluk Islam]
Menginjak kelas 9, dia mempelajari tentang agama-agama di kelas sejarahnya dan membuatnya berfikir bahwa Hindu adalah agama yang mengagumkan, tapi pandangannya itu memudar selang beberapa waktu.
Ketika kelas 10, dia pernah bergurau dengan teman-teman sekelasnya bahwa tanah kelahirannya adalah negara Iraq, dan spontan saja teman-temannya langsung membuat ulah terhadapnya, beberapa temannya menyebutnya “teroris”, Usama Bin Ladin, Al-Qaidah.
Yuri pernah berfikir bahwa Muslim adalah “teroris”. Tetapi dia meninggalkan pemikiran seperti itu karena dia tertarik dengan hal lain di dalam kehidupan ini. Murid lugu itu memulai penelitian kecil bahwa apa yang diberitakan media tidaklah sesederhana dan sebenar apa yang diterima oleh akalnya.
Dia merasa bahwa mereka adalah korban dari pemerintah Amerika. CIA yang mendalanginya. Dari persepsi itulah dia merasa sedikit nyaman dengan Islam dan merubah pandangannya bahwa Muslim hanyalah korban media. Pandangan-pandangannya terhadap Islam dan Muslim Mulai berubah.
Rumor bahwa tahun 2012 dunia akan berakhir tidak membuatnya berpaling dari kepercayaannya terhadap sains dan penjelasan ilmuwan yang menyebutkan bahwa apa yang akan terjadi di tahun itu hanyalah peristiwa biasa dan menegaskan tentang eksistensi Tuhan.
Dia sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang bagaimana setiap hal itu ada, bagaimana “Big Bang” itu bisa terjadi. Di tahun 2011 dia mulai menggunakan Facebook, dan menambahkan beberapa teman kedalam akunnya. Dia mengetahui bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Lalu dia berteman dengan orang-orang Indonesia dan Malaysia di akun Facebooknya. Dia belajar banyak hal dari mereka tentang Islam.
“Saya belajar banyak hal dari mereka tentang Islam. Saya melihat cara bagaimana mereka bangga menjadi seorang Muslim, cara muslimah berpakaian hijab, cara Muslim memperlakukan satu sama lain sebagai saudara dan cara mereka menyembah Allah subhanahu Wata’ala, ujarnya.
Akibatnya, pandangan-pandangannya terhadap Islam berubah lebih jauh, dan dia mulai meyakini bahwa hanya Islamlah agama yang benar. Dia ingin menjadi seorang Muslim, tapi dia tidak yakin jika ada Islam di Hanoi, Vietnam, karena Islam tidaklah populer di sana. Dia menemukan bahwa di daerah Sai Gon terdapat banyak Muslim, dan dia pergi kesana untuk memutuskan menjadi seorang Muslim.
Yuri hanya menemukan satu-satunya masjid di Vietnam bagian utara itu.
Dia sangat berterima kasih kepada teman-temannya dari Indonesia yang sudah menjelaskan tentang Islam kepadanya. Lalu, dia mulai mengirimkan surat elektronik ke masjid, tapi tidak ada balasan. Pengiriman yang kedua kalinya, tanggal 31 Maret 2014, pun tidak ada balasan. Lalu, dia mencoba untuk yang ketiga kalinya.
Akhirnya pada tanggal 02 Juni 2014, dia mendapat surat elektronik balasan. Dan pada tanggal 04 Juni 2014, imam Abbas menghubunginya dan menyuruhnya untuk datang ke masjid dan menjadi Muslim yang sebenar-benarnya.
Setelah mengucapkan Kalimat Syahadah, dia resmi menjadi seorang Muslim. Segala puji bagi Allah.
“Terima kasih pada teman-teman saya dari Indonesia yang banyak menjelaskan tentang Islam.” */Darda Muhammad Firdaus Sofyan