Kampung Muslim di Kamundan, Teluk Bintuni Papua ini membutuhkan guru ngaji dan dai. Melalui uluran tangan donatur BMH siap membangun mushola dan kebutuhan ruhaninya
Hidayatullah.com—Hari yang cerah saat rombongan tim BMH di Kampung Kalitami I Distrik Kamundan, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Selama tiga hari, sejak tanggal 7-10 April, tim bersama dai binaan di Manokwari serta Bintuni ikut mendampingi kunjungan.
Kunjungan ini disambut istimewa masyarakat setempat. Seorang tokoh masyarakat setempat, Walik Nabi (39), seorang mencurahkan semua perasaanya, tentang kondisi dan kebutuhan Kampung Kalitami I Distrik Kamundan, Papua Barat.
Menariknya, bukan soal kekurangan minyak goreng yang susah dicari, atau kebutuhan pokok yang ia keluhkan, tetapi justru kebutuhan ruhani warga kampungnya.
“Kami sangat butuh dai dan guru ngaji. Terus terang saja, walau kami semua Muslim, kami belum ada tenaga dari kampung sendiri yang bisa menjadi dai dan guru mengaji,” kata Walik. “Untuk kami orang tua, mungkin sudah cukup, tetapi bagaimana dengan anak-anak kami di sini, generasi di sini,” ungkapnya.
Selain itu, kedatangan dai dari daerah lain lebih menambah antusiasme warga dan anak-anak dalam belajar. “Kalau ada dai dari tempat lain, seperti sebelum ini pernah ada, anak-anak dan warga senang. Karena tertarik untuk mencari informasi dan pengalaman baru dari sang dai. Masyarakat juga mudah untuk kemudian dikondisikan lebih baik,” imbuh Walik Nabi sembari tersenyum.
Pernyataan Walik Nabi diamine Wardi Nabi (25). Menurutnya, umumnya, anak-anak kampung lebih suka tenaga (dai) luar.
“Kalau dai dan guru ngaji dari luar anak-anak suka. Saya sendiri dulu belajar dari seorang dai bernama Ustadz Busron. Karena sudah menikah, sekarang beliau tinggal di Bintuni, jadi tidak di sini lagi,” ungkapnya.
Walik dan Wardi berharap kehadiran tim BMH membawa masa depan baru di Teluk Bintuni, Papua, khususnya masa depan anak-anak kampungnya. “Jadi kalau bisa kami ingin BMH bisa kirimkan dai dan guru ngaji ke kampung kami,” tegas Wardi Nabi.
Maka tidak heran, kampung Kalitami I di Distrik Kamundan sangat terbuka dengan dai dan guru atau relawan yang datang. Tidak saja untuk agenda dakwah dan pendidikan masyarakat di masjid, tetapi juga untuk kegiatan sekokal anak-anak.

Sejauh ini Laznas BMH bisa dikatakan baru berinteraksi dan memberikan pembinaan berkala untuk Muslim di Kamundan. Menurut Kepala BMH Perwakilan Papua Barat, Wasmanto, kehadiran Lazis BMH belum lama, tapi bertekad memperkuat program dakwah warga Kamundan.
“BMH mengawali dengan pembangunan mushola di Kampung Kenara yang tidak jauh dari Kampung Kalitami I. Harapannya nanti dengan adanya mushola kita bisa kirim dai-dai muda secara berkala dan berkelanjutan mengajarkan Al-Quran untuk masyarakat Kampung Kenara dan Kalitami I dan tiga kampung lainnya,” ungkap Wasmanto.
Satu agenda penting mendesak yang dilakukan BMH selama tiga hari itu adalah pembangunan mushola pertama di Kampung Kenara. Pembangunan tempat ibadah ini disambut gembira warga Muslim setempat.
“Ini mushola pertama di Kampung Kenara. Kalau boleh, BMH bisa bangun mushola di setiap kampung di sini,” tutur Kepala Suku di Kampung Kenara, Teluk Bintuni, Papua Barat, Supriadi Braweri.
Bagaimanapun, pembangunan mushola ini butuh dukungan semua pihak. BMH berharap para aghniya dan donator bisa terlibat membangun masa depan anak-anak Muslim Kampung Kenara dan Kamundan.
“BMH menyiapkan mushola untuk tamu atau dai dari luar, sehingga selama bertugas dakwah di kampung ini, tidak perlu merepotkan warga terkait akomidari dai-nya,” kata Wasmanto. “Semoga pembangunan mushola ini segera terwujud dan pengiriman dai serta guru ngaji sebagaimana diharapkan warga dapat benar-benar kita wujudkan bersama,” tambahnya.*/Herim