Hidayatullah.com–Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan izin darurat penggunaan (emergency use authorization/EUA) vaksin Sinovac akan diterbitkan sebelum 13 Januari 2021. Rencana vaksinasi perdana yang ditetapkan pemerintah pada tanggal tersebut kemungkinan besar bisa tetap berjalan.
Artinya, rencana vaksinasi perdana yang ditetapkan pemerintah pada tanggal tersebut kemungkinan besar bisa tetap berjalan. “Bisa diperkirakan tanggal 13 [Januari] bisa melakukan vaksinasi. Artinya kami akan bisa mengeluarkan EUA sebelum tanggal tersebut. Cukup ada keyakinan untuk hal tersebut,” kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual, Jumat (08/01/2021) dikutip laman Antara News.
Penny melanjutkan, penetapan tanggal tersebut oleh pemerintah bukan berarti memberi tekanan kepada BPOM untuk segera menerbitkan EUA. Menurut dia, BPOM telah diajak berkomunikasi oleh pemerintah terkait penetapan jadwal tersebut berdasarkan data yang telah didapatkan secara bertahap.
“Keyakinan kami dikatikan dengan aspek keamanan, mutu tentunya sudah ya, keamanan sudah baik, juga efikasi yang bertahap dapat kami dapatkan datanya,” ujar Penny.
BPOM sejauh ini telah mendapatkan data efikasi vaksin Sinovac dari uji klinis tahap ketiga di Turki yang menyatakan efikasinya mencapai 91,25 persen berdasarkan data yang didapat dari 1.322 relawan dari total 7.371 relawan. Sedangkan Brazil telah mengumumkan bahwa efikasi dari vaksin Sinovac mencapai 78 persen. Standar WHO untuk penerbitan EUA untuk vaksin di masa darurat ialah di atas 50 persen.
BPOM saat ini masih menunggu data analisis interim dari uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat. Seluruh data yang telah masuk tersebut selanjutnya akan dianalisa dan dibahas bersama Komisi Nasional Penilaian Obat, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), akademisi, dan epidemiolog.
“Sudah ada keyakinan yang semakin besar sampai dengan hari ini, sehingga tanggal tersebut masih bisa dipastikan akan keluar sebelum tanggal 13 Januari,” ujar Penny.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin pada Rabu, 13 Januari 2021. Indonesia memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi untuk divaksinasi pada Januari-April 2021.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan 181,5 juta orang untuk divaksinasi dalam kurun 15 bulan untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity). Sejauh ini, 3 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia. Namun proses vaksinasi masih menunggu terbitnya EUA dari BPOM. Sebagian dari vaksin tersebut telah didistribusikan ke 34 provinsi.*