Para pasangan yang menjalani pelatihan “peningkatan sentuhan hangat” dan mempraktikan teknis tersebut di rumah, berhasil memiliki tingkat lebih tinggi oxytocin yang juga dikenal sebagai “hormon cinta” dan “zat kasih sayang” sementara tingkat alpha amylase -sebuah indikator stres- dalam tubuh mereka, berkurang, kata dr. Julianne Holt-Lunstad dari Brigham Young University di Salt Lake City, Utah.
Dukungan sosial dan emosi merupakan kunci kesehatan baik secara mental maupun fisik sedangkan dukungan di antara pasangan bisa menjadi hal vital secara khusus. Tapi kata para periset, hal lebih penting yakni “sentuhan fisik non-seks” seperti berpegangan tangan, memeluk dan duduk berdekatan atau bermanja-manjaan seperti berbaring di pangkuan pasangan.
Dalam menyelidiki bagaiaman sentuhan kasih sayang ini mempengaruhi tingkat stres, periset melibatkan 36 pasangan menikah yang masuk dalam kelompok “Peningkatan Kontak Pasangan” dan kelompok perbandingan yang tugasnya hanya memonitor.
Responden dalam kelompok peningkatan kontak pasangan menerima pelatihan “sentuhan mendengar” yang melibatkan peningkatan kesadaran pada mood atau suasana hati pasangan dengan menyentuh leher, baju dan tangannnya. Mereka juga melakukan pelatihan “pesan leher dan bahu.
Pasangan diminta mempraktikan teknik tersebut bersama-sama selama 30 menit tiga kali seminggu dalam empat minggu. Responden dalam kelompok kontrol mempertahankan rekor mood dan kasih sayang mereka secara fisik tapi diminta untuk tindak mengubah perilaku normal mereka.
Seluruh responden memiliki tekanan darah tinggi, tingkat oxytocin dan amylase yang telah diperiksa sebelumnya sepanjang dan setelah riset. Periset juga mengetes tingkat cortisol dalam darah – kunci hormon pada respon stres dalam tubuh.
Selama minggu pertama, periset mendapatkan pasangan dalam kelompok sentuhan hangat memiliki lebih oxytocin dalam air liur mereka ketimbang pasangan kontrol. Tingkat dari semuanya tetap lebih tinggi dalam minggu akhir riset. Pria dan wanita dalam kelompok ini juga memiliki tingkat lebih rendah amylase dalam air liur ketimbang kelompok kontrol pada akhir riset ini.
Di antara pria dalam kelompok pertama, tekanan darah menurun setelah empat minggu. Tidak ada perbedaan antara dua kelompok dalam tingkat cartisol.
“Data kami menyarankan kontak pasangan secara hangat menjadi cardioprotektif bagi pria. Temuan ini bisa membantu periset memahami lebih baik mekanisme protektif dari interaksi pernikahan secara positif untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan stres,” kata para periset. [msn/htb/hidayatullah.com]