Hidayatullah.com–Ratusan ribu telepon seluler (ponsel) yang diklaim kosher telah digunakan selama bertahun-tahun di komunitas Yahudi. Dan sebagaimana dilansir Reuters, bulan lalu provider seluler terbesar kedua Zionis-Israel, Partner, memperkenalkan ponsel kosher berbahasa Yiddish pertama buatan Alcatel-Lucent.
Marc Seelenfreund, CEO dari Accel Telecom yang mengimpor dan mendistribusikan telepon genggam ke seluruh operator Zionis-Israel memiliki tim penerjemah khusus yang bekerja untuk menerjemahkan bahasa pengantar di perangkat mereka ke dalam bahasa Yiddish.
Yiddish adalah bahasa campuran antara Hebrew dan bahasa Jerman abad pertengahan yang dulu dipakai oleh jutaan Yahudi Eropa selama berabad-abad, tapi kini kebanyakan hanya dipakai oleh Yahudi manula dan komunitas Yahudi ultra-ortodoks.
Kata-kata Yiddish seperti chutzpah, schmaltz atau schlep sudah diserap ke dalam bahasa Inggris, tapi kata Seelenfreund, kelompok ultra-ortodoks akan sangat menghargainya jika kata-kata seperti outgoing call, ringtone dan vibrate diterjemahkan ke dalam Yiddish di ponsel mereka.
Seelenfreund mengatakan, pasar ponsel kosher cukup besar. Di wilayah yang dikuasai Zionis-Israel saja jumlahnya tidak kurang dari 400.000, sementara di Amerika Serikat 500.000.
Telepon genggam dianggap kosher (halal menurut Yahudi) jika tidak menyediakan layanan yang membuat kening orang Yahudi ultra-orthodoks berkerut. Perangkat telepon genggam mereka tidak bisa digunakan untuk mengirim pesan singkat (SMS), tidak berkamera, tidak bisa digunakan untuk mengakses internet, dan panggilan ke nomor layanan seks diblokir.
Kata-kata “kosher” dan “disetujui oleh komite rabi untuk bidang telekomunikasi” muncul di layar ponsel saat perangkat itu dinyalakan.
“Banyak masalah dalam telepon zaman sekarang, banyak godaan,” kata rabi Barruch Shraga, seorang anggota komite. Alasan itu pula yang menjadi latar belakang mengapa organisasi rabi di wilayah pendudukan Zionis-Israel membenuk komite khusus bidang telekomunikasi. Komite itu mengurusi penggunaan internet dan telepon seluler di kalangan Yahudi.
Ultra-orthodoks jumlahnya mencapai 8-10% dari total 7,7 juta orang yang terdaftar sebagai warga wilayah pendudukan Zionis-Israel.
“Beberapa aturan melarang mendengar suara perempuan bernyanyi, jadi ringtone juga dibatasi,” kata Shraga.*