Berhati-hatilah berbuat dzalim –sekecil apapun– kepada orang lain, apalagi jika kita seorang pimpinan, pejabat, atau penguasa, agar kedzaliman tidak membawa kebangkrutan di akherat
Hidayatullah.com | KEDZALIMAN, apapun bentuknya, pasti membawa kebangkrutan bagi pelakunya. Baik kebangkrutan di dunia atau di akhirat.
Di dunia pelaku kedzaliman boleh jadi beruntung. Misal, dia berhasil meraup rutusan juta bahkan miliaran rupiah dari hasil menipu orang lain. Namun, di akhirat dia pasti buntung.
Berkaitan dengan itu, Abu Hurairah ra. bertutur bahwa Rasulullah ﷺ pernah bertanya:
أتدرون ما المفلِسُ؟ قالوا: المفلِسُ فينا من لا درهمَ له ولا متاعَ. فقال: إنَّ المفلسَ من أمَّتي، يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزكاةٍ، ويأتي قد شتم هذا، وقذف هذا، وأكل مالَ هذا، وسفك دمَ هذا، وضرب هذا. فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه. فإن فَنِيَتْ حسناتُه، قبل أن يقضيَ ما عليه، أخذ من خطاياهم فطُرِحت عليه. ثمَّ طُرِح في النَّارِ.
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?” Para Sahabat menjawab, ”Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki dirham (uang) maupun harta benda.” Beliau lalu bersabda, ”Sungguh orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat. Namun, dia juga datang dengan membawa dosa karena (di dunia) dia suka mencela sesama, melemparkan tuduhan palsu, memakan harta orang lain (tanpa haq), melukai dan membunuh orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang yang dia dzalimi. Jika seluruh amalan kebaikannya sudah habis, sementara belum selesai pembalasan atas tindak kedzalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang-orang yang terdzalimi itu, lalu dipindahkan kepada dirinya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam azab neraka.” (HR: Muslim).
Alhasil, yuk selalu berhati-hati dari berbuat dzalim –sekecil apapun– kepada orang lain. Apalagi jika kita seorang pimpinan, pejabat atau bahkan penguasa.
Sedikit saja kita mengeluarkan kebijakan bernilai dzalim, maka korban kedzaliman kita adalah banyak orang. Korban kedzaliman kita bisa puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan orang.
Mereka pasti akan menuntut balas kepada kita. Jika sudah demikian, kita pasti bakal menjadi orang yang bangkrut di akhirat, dan siap-siap di lemparkan ke dalam azab neraka. Na’uudzu bilLaahi min dzaalik!*/ Arief B. Iskandar, khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor