Kecemasan, takut, kecewa, dan ketidaktenangan, menggiring seseorang pada kurangnya ketenangan jiwa, apa kuncinya agar hati tenang? Inilah ringkasan khutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | ADA empat kiat praktis menggapai ketenangan jiwa. Mari kita amalkan saripati khutbah Jumat kali ini. Di bawah ini naskah lengkap Khutab Jumat kali ini.
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Hidup tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan kita. Kadang kita harus menghadapi permasalahan yang mendatangkan kegundahan dan kecemasan.
Jiwa menjadi terguncang. Hati terasa sumpek dan galau. Goncangan dalam jiwa bisa menyeret kepada keadaan lepas kendali.
Kecemasan, rasa takut, kecewa, dan ketidaktenangan, bisa menggiring seseorang pada sikap kalap bahkan sampai menghabisi nyawanya sendiri.
Karena itu, kita membutuhkan formula yang pas untuk menghadirkan ketenangan, kegembiraan, dan semangat yang membara dalam jiwa.
Sejumlah kiat praktis berikut ini patut kita amalkan agar kita bisa meraih ketenangan jiwa.
Pertama, berzikir kepada Allah. Inilah kiat jitu bagi pendamba ketenangan jiwa. Tidak ada obat yang lebih mujarab dari zikir kepada Allah SWT.
Kadang kala seseorang berusaha mencari kebahagiaan lewat jalan yang salah. Bukan kebahagiaan yang didapatkan justru kesengsaraan demi kesengsaraan yang datang bertubi-tubi.
Ada yang ingin bahagia dengan datang ke diskotik, menunggak minuman keras, sampai menggunakan obat-obatan terlarang.
Orang yang berusaha untuk selalu ingat kepada Allah SWT akan mendapatkan bimbingan dalam menata kehidupan menjadi lebih baik. Ketika kita tengah berada dalam ketakutan kita berzikir dalam bentuk menyebut ta’awudz (mohon perlindungan kepada Allah).
Ketika kita melakukan perbuatan dosa kita beristighfar (memohon ampun kepada Allah). Ketika kita mendapatkan kenikmatan kita mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah).
Demikian seterusnya aktivitas orang yang beriman tidak pernah lepas dari mengingat Allah, sejak membuka mata sampai kembali menutup mata.
Rasul ﷺ bersabda :
لا يقعد قوم يذكرون الله تعالى إلا حفتهم المللآئكة و غشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكر هم الله فيمن عنده
“Tidaklah sekelompok orang duduk sembari berzikir kepada Allah SWT, kecuali mereka dikelilingi para malaikat, dilimpahi rahmat, diberi ketenangan, ketentraman hati dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan para makhluk di sekeliling-Nya.” (HR. Muslim).
Syaikh Ibnu Atha’illah berkata, “Jangan meninggalkan zikir lantaran tidak bisa berkonsentrasi kepada Allah ketika berzikir. Karena kelalaianmu (terhadap Allah) ketika tidak berzikir itu lebih buruk ketimbang kelalaianmu ketika berzikir.”
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Kedua adalah yakin dengan pertolongan Allah SWT. Adakah yang bisa menolong kita selain Allah?
Adakah pertolongan yang lebih baik dari pertolongan Allah? Bisakah kita menjalani kehidupan tanpa pertolongan dari Allah?
Kita semua harus yakin dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah kita memohon bantuan dan pertolongan untuk semua hajat kehidupan kita. Hanya kepada Allah SWT kita memohon untuk membantu kita mengatasi problematika yang tengah hinggap dalam kehidupan kita.
Yakinlah jika meminta pertolongan kepada Allah, pasti Allah akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.
Sesulit apa pun keadaan, bagi kita sebagai seorang muslim harus yakin adanya pertolongan Allah. Yakin dengan pertolongan Allah membuat kita menjadi tenang. Allah SWT berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal.” (QS. al-Ma’idah : 11).
Ayat ini turun berkenaan tentang seorang bernama Ghauras bin Haris yang hendak membunuh Rasul ﷺ. Sesampainya di hadapan Nabi, ia mengacungkan pedangnya sembari menggertak, “Siapakah yang dapat membelamu?” Dengan sepenuh keyakinan, Nabi menjawab, “Allah.”
Mendengar jawaban Nabi, Ghauras gemetar, sampai pedang di tangannya terlepas. Rasul ﷺ mengambilnya dan berkata, “Siapakah yang dapat membelamu?” Pria ini hanya bisa menjawab, “Jadilah engkau sebaik-baik orang yang bertindak.” Ghauras dilepaskan oleh Rasul. Sepulangnya ke kaumnya, ia berkata, “Saya baru saja pulang menjumpai seorang manusia yang paling baik, yaitu Rasul ﷺ.”
Kisah ini mengandung pelajaran tentang yakin dengan pertolongan Allah SWT yang akan meneguhkan iman kita kepada Allah. Yakin dengan pertolongan Allah akan menimbulkan semangat dalam menghadapi kesusahan dan penderitaan.
Ketiga, bersyukur. Ada banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita yang tidak terhitung dan tidak mungkin sanggup kita hitung. Begitu banyak nikmat Allah yang harus kita syukuri.
Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa salah satu sebabnya karena kurangnya kita mensyukuri nikmat Allah yang terpampang jelas dan kita rasakan setiap saat.
Jika kita lalai dalam bersyukur, Allah akan memberikan azab yang membuat kita tentu tidak akan merasa tenang. Allah SWT berfirman :
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. an-Nahl : 112).
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Keempat atau yang terakhir membaca, menyimak, dan merenungi Al-Quran. Sebagai mukjizat terbesar dari Allah kepada nabi Muhammad ﷺ, Al-Quran memiliki fungsi sebagai penenang jiwa setiap orang yang membaca, menyimak, dan merenunginya. Ayat-ayat Al-Quran yang kita baca setiap harinya itu, akan membuat hati kita tenang dan tenteram.
Al-Quran adalah syifa’ (penyembuh) dari segala kegundahan dan kekalutan. Orang yang ingin meraih ketenangan jiwa, sudah sepatutnya tidak jauh dari Al-Quran.
Semakin kita dekat dan akrab dengan Al-Quran semakin jauh dari kepuasan dalam membaca dan merenungi kandungannya. Kita akan termotivasi untuk selalu dan selalu membacanya.
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS. az-Zumar : 23)
Inilah empat kiat praktis menggapai ketenangan jiwa. Mari kita amalkan. Insya Allah kita bisa menata hati menjadi lebih baik.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang