Sambungan artikel PERTAMA
Bahagia Bukan milik yang berlimpah
Berbahagia merupakan hak setiap insan, ia tidak sesulit yang dibayangkan, karena ia bukanlah beban. Jika bahagia hanya berada di status sosial, tumpukan materi, kedudukan dan popularitas, maka alangkah sedikit manusia yang bisa merasakannya. Pastikan bahagia berada di dalam hati bukan pada persespi orang lain, karena semua manusia pasti memilikinya!
Keterbatasan bukan penghalang bagi seseorang untuk berbahagia, karena kebahagiaan tidak selalu milik mereka yang berlimpah dunia. Dalam keterbatasan sejatinya ada kekayaan jiwa jika ia syukuri semua yang dimilikinya.
Bahagia memancar dalam keseharian seseorang laksana purnama yang menghiasi gelap malam, orang yang bahagia ia akan mudah membahagiakan orang lain walau sekedar menatapnya, namun orang yang tidak bahagia, ia akan kesulitan membahagiakan orang lain walau segalanya telah dikorbankan, melihat orang lain kesulitan, mengalami kegagalan justru ia malah senang sambil menertawakan, karena baginya ada teman sependeritaan. Padahal seharusnya tidak demikian.
Seseorang yang menautkan segala urusannya hanya kepada Allah Ta‟ala, ia akan diberi taufik, hidayah, dimantapkan pemahaman agama, diberikan ketenangan hati serta ketegaran jiwa dalam mengarungi luasnya samudera kehidupan yang penuh lika-liku.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“Barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah: 112)
Sungguh, hidup ini banyak jalan dan kemudahan, maka kenapa tidak kita ringankan. Karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, ini apa kata Al Quran. Para penakut, selalu membicarakan jaminan, zona nyaman dan jauh dari nilai pengabdian.
Adapun para pemberani, mereka tak terbiasa jika hidupnya tiada dihiasi tantangan, pelbagai ujian dan perjuangan.
Syeikh Muhammad Mukhtar asy-Syinqithi berkata:
“Bumi ini akan terasa sempit bagi wali-wali Allah Ta’ala yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa”:
- Saat mereka ketinggalan shalat subuh berjamaah
- Saat tidak mengisi shalat berjamaah di shaf pertama
- Saat tidak khusu’ dalam mendirikan shalat
- Saat bersujud, namun syetan menjauhkannya dari mengingat Allah Ta’ala
- Saat melihat orang miskin yang meminta-minta atau yang menahan diri dari meminta, orang yang menderita, orang yang berada dalam kesulitan dan ditimpa kesedihan, namun ia tidak mampu membuat dada mereka menjadi lapang.
- Saat melihat ketaatan dan amal soleh,yang biasa dilakukan orang-orang yang beriman, yang mereka berlomba-lomba di dalamnya, seperti puasa, shalat malam, sedekah maupun kebajikan lainnya. Ia pun menangis dan merintih karena luput dari ganjaran akherat.
- Saat mereka luput dari perkara yang membuatnya dekat pada Allah Ta’ala
Inilah yang seharusnya membuat bumi terasa sempit bagi setiap pribadi tangguh nan menawan, adapun perkara-perkara duniawi dengan segala keluh kesah, permasalahan, kesulitan dan kesedihannya, amatlah hina jika kita dibuat frustasi karenanya. Alangkah sayangnya duhai jiwa!
Tersenyumlah, niscaya kita akan merasakan kebahagiaan yang dihadirkan Tuhan semesta alam ke dalam dada bak sebuah celupan yang menyejukkan jiwa, karena hati yang penuh keredhoan akan ketetapan yang telah digariskan.
Ketahuilah, bahwa buah dari kesabaran dan kesyukuran seorang hamba dalam melewati proses kehidupan adalah kemudahan mencapai kebahagiaan. Maka berbahagialah!
Dalam ungkapan berbahasa Arab:
قيل للسعادة: أين تسكنين؟
قالت: في قلوب الرضين بقضاء الله
Ketika kebahagiaan itu ditanya: Dimana sebenarnya keberadaanmu?
Kebahagiaan itu menjawab: “Di dalam hati orang-orang yang ridho dengan semua ketetapan yang telah Allah gariskan, baik dan buruknya
Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing serta memudahkan untuk menyampaikan jalan-jalan kita pada keinginan, harapan dan cita-cita.Ya Robbana.*/Guntara Nugraha Adiana Poetra, pengasuh halaman komunitas ISCO (Islamic Studies Center Online)