TSABIT AL BUNANI menyebutkan bahwa seorang ahli ibadah suatu saat menyampaikan kepada kawan-kawannya,”Aku benar-benar tahu kapan Allah Azza Wa Jalla mengingatku”. Sontak kawan-kawannya terheran,”Engkau tahu saat Rabb-mu mengingatmu?” Ahli ibadah itu menjawab,”Ya.” Mereka pun bertanya,”Kapan?” Laki-laki itu pun menjawab,”Jika aku mengingat-Nya, maka Ia mengingatku.”
Laki-laki itu pun berkata lagi,”Dan aku benar-benar tahu tatkala Allah menerimaku.” Teman-temannya pun bertanya,”Bagaimana engkau tahu itu?” Ia pun menjawab,”Jika hatiku bergetar dan air mataku berlinang dan doaku terkabulkan.” (Shifat Ash Shafwah, 3/176)