Saat itu Imam Abu Hanifah berada di masjid untuk mengajar ilmu kepada para muridnya. Lalu datanglah seorang laki-laki, ia berdiri di masjid mencaci-maki dan mencela. Imam Abu Hanifah tidak memutus pembicaraannya dan tidak pula menoleh kepadanya.
Lantas Imam Abu Hanifah pun pulang ke rumahnya sedangkan si laki-laki berjalan di belakangnya sambil terus memaki. Sampai di depan pintu rumahnya, Imam Abu Hanifah pun berdiri dan menghadapkan wajahnya kepada si lelaki.
“Ini rumahku, aku hendak masuk. Jika engkau ingin meneruskan makian dan perkataanmu tuntaskanlah hingga tidak tersisa apa yang ada pada dirimu”, Imam Abu Hanifah berkata dengan tenang kepada lelaki tersebut.
Maka malulah si lelaki karena adab Imam Abu Hanifah,”Maafkanlah saya berikanlah kepada saya jalan keluar”.
“Semoga Allah mengampunimu dan engkau sudah bebas”. (Manaqib Al Imam Al A’dzam, 1/269)