Hidayatullah.com | Banyak kisah dalam Al-Qur’an yang telah disampaikan Allah kepada Sang Rasul untuk menjadi ibrah (pelajaran hidup) bagi ulil albab. Kisah-kisah untuk membuktikan bahwa Qur’an itu bukan cerita karangan rekayasa manusia (QS Yusuf: 111).
Salah satu kisah yang menakjubkan akal fikiran manusia adalah kisah pemuda Ashabul Kahfi. Direkam dalam ayat 9-26 Surah Al-Kahfi, kisah mereka bukan hanya mengungkap fakta sejarah, tapi juga isyarat kebesaran dan kekuasaan Allah.
Siapa pemuda Ashabul Kahfi? Allah ta’ala berfirman:
وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا
“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.” (QS: Al-Kahfi: 25)
اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS: Al-Kahfi: 13)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya (Vol.5, hlm. 140-141) menyatakan bahwa pemuda Ashabul Kahfi itu berasal dari keluarga-keluarga bangsawan di kawasan Romawi Timur. Tidak saling mengenal satu sama lain, namun mereka disatukan dan dipertemukan oleh Allah ta’ala dengan perjuangan menjaga tauhid.
Mereka menceritakan pengalamannya satu sama lain di bawah pohon. Subhanallah. Ashabul Kahfi adalah buronan Raja yang musyrik dan zalim.
Mereka lalu masuk ke dalam gua dan tertidur, bahasa kita saat ini adalah lockdown selama 300 tahun lebih 9 tahun. 300 tahun menunjukkan kalender masehi, 309 tahun menunjukkan kalender qomariyah.
Ibrah
Apa saja ibrah bagi ulil albab dari kisah pemuda Ashabul Kahfi?
Pertama, pentingnya pendidikan dan pembinaan generasi muda dengan nilai-nilai tauhid dan dakwah amar makruf nahi munkar. (Tadabbur ayat 13 dan 14.)
Kedua, kewajiban memilih kondisi dan lingkungan yang kondusif untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran. (Tadabbur ayat 15 dan 16.)
Ketiga, Allah menunjukkan mukjizat kebesaran dan kekuasaan-Nya dengan keselamatan pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur di gua selama 300/309 tahun. Selama lock down itu, Allah mempersiapkan semua faktor untuk menjaga mereka.
– Telinga mereka ditutup. Sehingga tidak terbangun selama itu. (Ayat 11).
– Gua dan mulut goa yang posisinya tak menghadap langsung matahari, memungkinkan masuk cahaya matahari saat terbit dan terbenam, tapi tubuh mereka tidak tersengat panas sinarnya. Posisi tubuh Ashabul Kahfi saat tidur yang berbolak balik kiri dan kanan sehingga tidak rusak oleh tanah. (Ayat 17 dan 18).
– Anjing menjadi mulia karena melayani Ashabul Kahfi dengan menjaga mulut goa. (Ayat 18).
Keempat, rahasiakan strategi dakwah, jangan banyak menceritakan rahasia dakwah kepada khalayak luas, terutama pada saat merebaknya kemunkaran dan kemunafikan. Dalam kondisi baikpun, perlu dirahasiakan strategi dakwah, karena musuh-musuh Islam akan berusaha menyusup dan merusak. Bukan untuk keselamatan diri, tapi untuk keselamatan dan keberlanjutan dakwah. (Tadabbur Ayat 19 dan 20).
Kelima, ciri utama orang shaleh dan pemuda yang kokoh imannya, seperti Ashabul Kahfi, adalah menyeleksi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Bahkan dalam kondisi terancam keamanan, mereka berusaha maksimal mencari makanan dan minuman yang halal dan baik, falyanzhur ayyuha azka tho’aman. Karena hal itu dapat menyucikan hati, memperkuat akal fikiran dan sebab terkabulnya doa kepada Allah ta’ala. Selain itu juga, menjadi sebab turunnya hidayah dan selamat dari berbagai penyakit. (Tadabbur ayat 19).
Keenam, Allah mampu menjaga para wali-Nya (kekasih Allah yaitu orang-orang mukmin lagi bertaqwa) dalam keadaan mereka tertidur seperti Ashabul Kahfi. (Tadabbur ayat 18). Apalagi dalam kondisi mereka terjaga, Allah pasti melindungi mereka dengan pemeliharaan-Nya dari segala macam bahaya, seperti kisah Nabi Yunus, Ayyub, Yusuf dan Muhammad ‘alayhimussalam. Sebab, “Dialah Allah penjaga yang terbaik dan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS: Yusuf: 64).
Ketujuh, tujuan kisah Ashabul Kahfi bukan hanya mengokohkan semangat Nabi dan kaum beriman dalam berdakwah. Namun secara umum ingin menunjukkan kekuasaan Allah yang mampu membangkitkan manusia dari kuburnya pada hari kiamat nanti. Bahwa hari kiamat itu pasti tiada keraguan sedikitpun. (Tadabbur Ayat 20).
Kedelapan, kisah Ashabul Kahfi juga bertujuan untuk mengokohkan keimanan kepada Allah ta’ala. Dialah satu-satunya Pelindung hamba-Nya. Maka mohonlah pertolongan dan perlindungan atas diri kita hanya kepada Allah ta’ala dan tidak menyukutukan-Nya dengan selain Allah. Jauhi syirik dalam semua dimensinya, dari syirik dzat hingga syirik ibadah, dari syirik taat hingga syirik permintaan dan syirik hukum. (Tadabbur Ayat 26).
Mari kita perbanyak baca doa Ashabul Kahfi:
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
LANA MIN AMRINAA ROSYADA, ROBBANA AATINAA MILLADUNKA RAHMATAN WA HAYYI’
“Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus.”* /Fahmi Salim Zubair |IG @ufsofficial