Khutbah Jumat kali ini membahas kandungan Al-Quran tentang hak-hak makhluk atau hak asasi manusia (HAM), bahkan sebelum Barat kampanye HAM Baginda Nabi telah membuat Piagam Madinah
Hidayatullah.com | SEBELUM Barat berteriak tentang hak asasi manusia (HAM), banyak kandungan Al-Quran menjelaskan secara adil tentang hak asasi makhluk. Baginda Nabi ﷺ bahkan membuat Piagam Madinah, jauh sebelum Revolusi Prancis 1789 M dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) PBB diluncurkan pada 10 Desember 1948.
Inilah teks lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat yang berbagahia
Peringatan Hak Asasi Manusia yang dilaksanakan secara internasional tiap 10 Desember bukan barang baru dalam ajaran Islam. Sejak 1400 tahun silam, Islam telah meletakkan ajaran tentang menghormati dan memuliakan hak-hak manusia.
Tidak hanya hak asasi manusia, bahkan hal-hal yang berkaitan dengan hewan, lingkungan alam, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, juga mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya, dalam ajaran Islam.
Jauh sebelum revolusi Prancis 1789 M dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 10 Desember 1948 dikampanyekan, teks-teks yang termaktub dalam Al-Quran, Piagam Madinah mau pun khutbah Rasul ﷺ dalam Haji Wada’ sudah sangat kental dengan nilai-nilai kemanusiaan. Karenanya, tidak heran jika umat Islam tidak asing dengan HAM.
Namun, saat ini terjadi pergeseran makna dan pengamalan HAM. Seakan Islam dan umatnya tidak mengerti apa itu hak asasi manusia, disebabkan sejumlah hal yang di antaranya karena Islam melarang hubungan di luar pernikahan meski atas dasar suka sama suka, kewajiban menutup aurat bagi pria Muslim dan wanita muslimah, sampai yang paling anyar tentang ketegasan Islam dalam melarang LGBT.
Orang-orang Barat mencoba mengajari umat Islam apa itu HAM, padahal mereka sendiri sampai detik ini belum mampu menuntaskan beragam kasus diskriminasi berdasarkan ras dan warna kulit. Tapi mereka memaksakan negara-negara yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, untuk menerima HAM versi mereka yang jauh dari tuntunan Wahyu Ilahi dan ajaran Rasul ﷺ.
Ada lima bukti ajaran Islam yang menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
Pertama, hak hidup
Allah ﷻ menganugerahkan langit dan bumi, siang dan malam, sungai, matahari dan bulan, kepada umat manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sebagai penunjang kehidupan sehari-hari. Allah ﷻ berfirman :
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُۥظَٰهِرَةً وَبَاطِنَةً
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS. Luqman : 20).
Selain itu, Islam sangat menjaga darah, harta, dan kehormatan seorang manusia, sehingga jangan sampai mudah ditumpahkan, diambil, dan dicemarkan. Rasul ﷺ bersabda :
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah dan harta kalian, haram bagi sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini di negeri kalian ini…” (HR: Muslim)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat yang berbagahia
Kedua, Islam mengajarkan hak manusia untuk bebas tinggal di kediamannya
Seseorang bebas memilih di mana ia dan keluarganya akan berdomisili di satu tempat. Inilah hal yang dijaga dalam Islam sebagaimana firman Allah ﷻ :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal.” (QS. An-Nahl : 80).
Tidak hanya itu, kita dilarang masuk ke rumah seseorang tanpa seizin pemiliknya, Allah ﷻ berfirman :
لا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا…
“Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin.” (QS. An-Nuur : 27)
Rasul ﷺ juga bersabda :
إِذَا اسْتَأْذَنَ أَحَدُكُمْ ثَلَاثًا فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ
“Apabila kamu telah minta izin (memberi salam) tiga kali tetapi tidak dijawab, maka kembalilah!.” (HR. Muslim)
Ketiga, hak dalam memperoleh ilmu dan mengajarkannya
Hak ini tercermin dalam wahyu yang pertama kali diturunkan berisi anjuran untuk membaca mengetahui sesuatu :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الأِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.” (QS: Al-A’laq : 1-3)
Hak keempat yang diajarkan dalam Islam adalah hak untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan. Allah ﷻ berfirman :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS: Al-Mulk: 15)
Rasul ﷺ bersabda :
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari apa yang ia makan, yang berasal dari hasil usaha tangannya (sendiri). Dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri).” (HR: Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat yang berbagahia
Hak kelima yang Islam letakkan dalam kehidupan ini adalah hak memiliki. Kita ketahui bersama bahwa kehidupan dan apa yang kita miliki adalah mutlak titipan dari Allah ﷻ dan semua akan kembali kepada-Nya.
Dia memberikan hak kepemilikan kepada siapa saja dari hamba-Nya yang Dia kehendaki sehingga wajib untuk dihormati dan dilindungi sebagai hak asasinya. Allah ﷻ berfirman :
وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ
“dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah).” (QS. Al-Hadiid : 07)
Inilah sekelumit khutbah tentang nilai-nilai hak asasi manusia yang tersurat dalam Al-Quran dan hadits sebagai ajaran adiluhung dan penegasan tentang kewajiban setiap manusia.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Khutbah Jumat ini ditulis Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil. Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media