Ada sejumlah ibadah dan kebaikan yang tetap bisa kita lanjutkan meski kita telah keluar dari Ramadhan
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | KITA tidak boleh lupa bahwa kebaikan yang sudah banyak kita tunaikan di Ramadhan, jangan sampai berhenti seiring keluarnya kita dari bulan tersebut. Di bawah ini teks lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dalam sepekan ini umat Islam merayakan hari lebaran dengan penuh sukacita. Kita semua merasakan kebahagiaan.
Orang tua dan muda, kecil dan besar, perempuan dan laki-laki tidak mau ketinggalan dalam merayakan hari spesial yang satu ini.
Namun kita tidak boleh lalai. Kita tidak boleh lupa bahwa kebaikan yang sudah banyak kita tunaikan di Ramadhan, jangan sampai berhenti seiring keluarnya kita dari bulan tersebut.
Istiqamah. Inilah sikap yang haru kita miliki.
Kita tetap harus ajeg dalam melakukan ibadah-ibadah yang sudah kita biasakan dalam mengerjakannya di bulan Ramadhan.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata :
عَلاَمَةُ قَبُوْلِ الطَّاعَةِ أَنْ تُوْصَلَ بِطَاعَةٍ بَعْدَهَا وَعَلَامَةُ رَدِّهَا أَنْ تُوْصَلَ بِمَعْصِيَةٍ. مَا أَحْسَنَ الْحَسَنَةِ بَعْدَ الْحَسَنَةِ وَأَقْبَحَ السَّيِّئَةِ بَعْدَ الْحَسَنَةِ
“Tanda-tanda diterimanya ketaatan adalah dengan konsisten terus beribadah setelahnya. Dan tanda-tanda ditolaknya ketaatan adalah dengan melakukan kemaksiatan setelahnya. Betapa mulianya suatu ibadah yang dilakukan setelah ibadah yang lain, dan betapa jeleknya sebuah keburukan yang dilakukan setelah ibadah.”
Pintu-pintu kebaikan belum dan tidak akan pernah ditutup. Selama ruh kita belum sampai ke kerongkongan dan selama matahari belum terbit dari barat, selama itulah kita bisa memasuki pintu-pintu tersebut yang di dalamnya ada banyak kesempatan kebaikan yang bisa kita tunaikan.
Mari kita lebih bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan. Sebab hidup di dunia sangat singkat. Umur kita pun terbatas sekali.
Dari rangkaian ibadah di bulan Ramadhan, ada sejumlah ibadah yang tetap bisa kita lanjutkan meski kita telah keluar dari Ramadhan. Pertama, jika di bulan Ramadhan kita menunaikan qiyamullail maka setelah Ramadhan kita istiqamah menjaga shalat witir yang merupakan wujud dari ibadah di malam hari.
Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Shalat witir bukanlah keharusan layaknya shalat yang diwajibkan, namun ia adalah salah satu sunah Rasul ﷺ.”
Terkait shalat witir, Rasul ﷺ bersabda :
إِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ فَأَوْتِرُوا يَا أَهْل الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil. Maka kerjakanlah shalat witir wahai ahli Al-Quran.” (HR. Bukhari-Muslim)
Oleh karena itu, berusahalah untuk menutup rangkaian ibadah di malam hari dengan shalat witir.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kedua, tetap menjaga hubungan dengan sesama muslim. Momentum buka puasa, makan sahur, shalat fardhu di masjid, dan shalat tarawih berjemaah di masjid, mengandung ajaran persaudaraan dan persatuan, baik antar keluarga maupun dengan sesama anggota masyarakat.
Semangat persaudaraan tetap kita lestarikan dengan saling berkunjung, saling memaafkan, dan saling membantu dalam kebaikan. Anjuran bersilaturahmi bukan sekadar perbuatan yang tanpa nilai kebaikan. Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari)
Keutamaan berikutnya dari silaturahim sesuai sabda Rasulullah ﷺ, adalah :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa ingin lapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari)
Sebaliknya, memutuskan silaturahmi adalah sesuatu yang tercela dan dikecam dalam ajaran Islam, sesuai sabda Rasul ﷺ :
ما من ذنب أجدر أن يعجل الله لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما ادخر له في الآخرة من قطيعة الرحم
“Tidak ada satu dosa yang lebih pantas dipercepat oleh Allah siksaan bagi pelakunya di dunia, di samping disediakan baginya siksaan di akhirat, dari memutuskan silaturahmi.” (HR. Abu Dawud)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Ketiga, sikap konsisten dalam kebaikan pasca Ramadhan adalah menunaikan puasa sunah. Di antara puasa sunah di bulan ini adalah puasa enam hari Syawal. Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seolah-olah berpuasa selama setahun.” (HR. Muslim)
Sabda beliau ﷺ berikutnya :
من صام رمضان وستة أيام بعد الفطر كان تمام السنة ومن جاء بالحسنة فله عشر أمثالها
“Siapa yang berpuasa satu bulan Ramadhan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idulftri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan.” (HR Ibnu Majah)
Bagaimana bisa puasa sunah pahalanya seperti puasa selama satu tahun? Hitung-hitungannya seperti ini. Kita puasa Ramadhan selama 30 hari. 30 kali 10 (dilipatgandakan pahalanya) sama dengan 300 hari. Disusul dengan puasa enam hari. 6 dikali 10 sama dengan 60 hari. Total 360 hari kita mendapatkan pahala puasa selama setahun.
Demikianlah Khutbah Jumat pada siang hari ini. Semoga kita bisa istiqamah dalam kebaikan. Istiqamah dalam shalat malam, istiqamah dalam menjaga persaudaraan, dan istiqamah dalam melaksanakan ibadah puasa, serta istiqamah dalam hal-hal baik lainnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com