Mari mensyukuri nikmat Allah, mengamalkan kesalehan sosial dengan berbagi dengan berkurban menyembelih hewan untuk kaum dhuafa, inilah khutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | KIKIR dan dusta termasuk di antara sifat yang paling buruk. Mari mensyukuri nikmat Allah, mengamalkan kesalehan sosial dengan berbagi kepada sesama termasuk dengan berkurban menyembelih hewan. Inilah teks lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Mengawali khutbah Jumat pada siang hari ini, kami ketengahkan sebuah kisah yang diceritakan oleh Rasul ﷺ. Ada tiga orang dari Bani Israil yang mempunyai penyakit berbeda.
Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua menderita kebotakan, dan yang ketiga menderita kebutaan. Suatu saat Allah bermaksud menguji mereka sehingga Dia mengutus seorang malaikat untuk menemui mereka.
Pertama malaikat menemui orang yang terkena penyakit kusta. “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” “Rupa dan kulit yang mulus dan hilangnya sesuatu yang dianggap jijik oleh orang lain dari diriku.” Maka malaikat itu mengusap penderita kusta sehingga warna kulitnya menjadi mulus.
“Kekayaan apa yang paling kamu senangi?” tanya malaikat. Ia menjawab, ”Unta!” Maka malaikat memberikan seekor unta yang sedang bunting dan berkata, “Semoga Allah memberkatimu dengan unta ini!”
Selanjutnya sang malaikat menemui orang botak dan bertanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” “Rambut yang bagus agar aku tidak lagi dicemooh oleh orang-orang,” jawabnya.
Maka malaikat mengusap kepala orang tersebut sehingga hilanglah kebotakannya. Lalu dia pun memberikan rambut yang sangat bagus kepadanya.
Malaikat ini bertanya lagi, “Harta apa yang paling engkau sukai?” Orang botak menjawab, ”Sapi!” Maka ia diberi sekor sapi yang sedang bunting. “Semoga Allah memberkatimu dengan sapi ini!” kata malaikat.
Kemudian sang malaikat menemui orang buta. Ia berkata kepadanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” Orang buta ini menjawab, ”Dapat melihat!” Maka muka orang buta ini diusap oleh malaikat sehingga ia dapat melihat. Lalu malaikat bertanya kepadanya, ”Harta apa yang paling engkau senangi?” Ia menjawab, ”Kambing!” Maka orang ini diberi seekor kambing yang sedang bunting dan akan segera beranak.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Singkat cerita, unta, sapi, dan kambing mereka terus berkembang biak. Sehingga, masing-masing dari tiga orang itu mempunyai satu lembah yang penuh dengan unta, sapi, dan kambing.
Suatu saat, malaikat yang pernah menemui mereka datang kembali kepada mereka bertiga. Pertama kali ia menemui orang yang asalnya terserang penyakit kusta yang telah menjadi orang yang bermuka tampan dan berkulit mulus.
Malaikat ini berkata, “Saya ini orang miskin yang sedang kesusahan melanjutkan perjalanan karena untaku kabur. Saat ini tidak ada yang bisa membantuku kecuali Allah dan kamu. Atas nama Zat yang telah memberi kulit mulus dan harta kepadamu, saya meminta seekor unta untuk dijadikan tunggangan dalam perjalunanku.”
Orang ini menjawab, “Saya masih punya banyak kewajiban yang harus dipenuhi. Jadi, maaf saja saya tidak bisa memberimu.”
Malaikat tersebut berkata, ”Rasanya saya mengenal engkau. Bukankah dulu engkau penderita kusta yang dihina oleh orang banyak karena fakir lalu Allah memberi harta kepadamu?”
Orang tersebut berkata, “Kata siapa? Kekayaan ini saya dapatkan sebagai warisan dari orang tuaku,” Malaikat itu berkata, “Jika engkau berdusta, Allah akan mengembalikanmu kepada keadaan semula.”
Karena ia berdusta maka Allah mengembalikannya kepada keadaan semula, yaitu mengidap kembali kusta. Selanjutnya malaikat mendatangi orang yang asalnya menderita kebotakan dan menyampaikan apa yang telah disampaikan kepada penderita kusta.
Namun, orang botak ini pun juga mengaku bahwa kekayaannya didapat dari harta warisan orang tuanya. Ia menolak memberi bantuan. Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta, engkau akan dikembalikan oleh Allah kepada keadaan semula.” Dikarenakan dia berdusta, Allah mengembalikannya kepada keadaan semula, yaitu botak kembali.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Lalu malaikat menemui orang buta yang telah dapat melihat. Malaikat berkata, “Saya ini seorang manusia miskin yang sedang melakukan perjalanan. Saya kehabisan bekal dan saya mengharap bantuan Allah dan engkau. Atas nama Zat yang telah mengembalikan penglihatanmu, saya meminta seekor kambing untuk bekal dalam perjalananku.”
Orang buta berkata, “Dulu saya buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Silakan ambil kambing yang engkau inginkan. Demi Allah, saya tidak akan menghalangi sedikit pun apa yang engkau ambil untuk Allah.” Malaikat berkata, “Pegang saja hartamu itu! Sebab, saya hanya menguji kalian. Allah sungguh senang kepadamu dan marah kepada dua rekanmu Itu!”
Mari kita ambil pelajaran dari kisah yang baru saja kita simak bersama. Pertama, di antara sifat buruk, bahkan sifat yang paling buruk yang jangan sampai melekat pada diri kita adalah sifat kikir.
Kekikiran, jika itu mengendap pada jiwa kita, membuatnya lupa dan mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT yang telah Dia anugerahkan kepada kita.
Allah SWT berfirman :
وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ
“Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan mempersiapkan baginya (jalan) yang sukar, hartanya tidak bermanfaat baginya bila ia telah binasa.” (QS. Al Lail : 8-11)
Rasul ﷺ bersabda :
وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
“Dan takutlah kalian terhadap sifat kikir, sebab kikir itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kikir menyebabkan mereka suka mengalirkan darah sesamanya dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada mereka.” (HR. Muslim).
Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Kedua, tidak hanya sifat kikir, sifat dusta termasuk sifat buruk yang harus kita hindari. Kedua sifat ini, kikir dan dusta, menjadi pengantar turunnya murka Allah SWT. Bisa kita lihat sendiri dari apa yang dialami oleh si penderita kusta dan botak.
Allah SWT berfirman :
قُلْ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung’.” (QS. Yunus : 69)
Disebutkan pula dalam sebuah sahih riwayat Bukhari-Muslim :
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hindarilah dusta, karena dusta itu menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke dalam neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.‘” (HR. Bukhari-Muslim).
Asy-Sya’bi berkata :
و اجتنب الكذب في موضع ترى أنه ينفعك، فإنه يضرك.
“Jauhilah olehmu kebohongan yang kelihatannya bermanfaat untukmu padahal ia membahayakanmu.”
Ketiga, jika kikir dan dusta termasuk di antara sifat yang paling buruk, maka kejujuran dan kedermawanan merupakan lawan dari kedua sifat sebelumnya.
Siapakah orang yang memiliki dua sifat mulia dalam kisah di atas? Jawabannya adalah orang buta itu. Dia, tidak hanya mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah ia rasakan, namun juga bersikap dermawan. Dia pun mendapatkan rida Allah SWT lantaran memiliki kedua sifat ini.
Tentang kejujuran, Rasul ﷺ pernah menyampaikan akan keindahan di dalamnya :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah.” (HR. Bukhari-Muslim).
Hadirin Jamaah Shalat Jumat
Terkait sifat dermawan, Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan bahwa orang yang bersifat demikian, akan mendapatkan doa malaikat. Sebab setiap pagi ada dua malaikat yang turun ke bumi. Yang pertama berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.” Malaikat yang kedua berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang kikir.” (HR. Bukhari-Muslim)
Mari menjadi hamba yang memiliki kecerdasan dalam mensyukuri nikmat Allah, mengamalkan kesalehan sosial dengan berbagi kepada sesama termasuk dengan berkurban menyembelih hewan untuk dibagikan kepada kaum dhuafa, dan kita jauhi sifat dusta serta kikir yang merupakan akhlak tercela.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com