SA’ID bin al-Musayyab: bertubuh lemah, namun mampu melawan cambuk orang-orang kafir, bersabar dipenjara mereka, dan menghadapi penyiksaan mereka. Beliau mengetahui hakikat dunia, maka beliau bersedih oleh tempat tinggal ini dan cemas oleh hari-hari di dunia ini.
Saking lelah beliau tertidur, lalu ketika sang nafsu ingin terus terlelap, beliau teriaki nafsunya itu di tengah malam, bangunlah wahai sarang segala kejahatan. Lalu, beliau segera berwudhu’ dengan air dingin, duduk bersila, membiarkan matanya berbicara mengungkapkan suara-suara hati, gerentes-gerentes jiwa, dan bisikan-bisikan nurani.
Jalsah –meditasi favorit Sa’id bin al-Musayyab–adalah jalsah sepertiga malam terakhir, ketika Tuhan menyeru, “Adakah orang yang meminta, maka Kuberikan?Adakah orangyang berdoa, maka Kukabulkan?Adakah orang yang beristighfar, maka Kuampuni?” (Al-Bukhari dan Muslim). Pada saat itulah kedua telapak tangan Sa’id bin al-Musayyab bergetar, dan kedua matanya mengucurkan air mata.
Sa’id bin al-Musayyab adalah teladan, dan teladan selalu memenuhi tempat dengan kehadiran, memenuhi zaman dengan keindahan, dan memenuhi jiwa dengan kegembiraan. Iman bersemayam di dalam hatinya, lalu menjelma menjadi amal shaleh, watak-watak yang baik, dan makna-makna yang indah.
Sa’id bin al-Musayyab adalah argumen, dan argumen selalu berkata dengan bukti-bukti yang nyata, memberikan fatwa berdasarkan dalil, dan berpaling dari berita-berita kosong. Sa’id bin al-Musayyab adalah mujtahid mutlak dan lautan yang bergelora.
Bukalah kitab fiqih, Anda dapati nama beliau menghiasi halaman-halaman kitab itu. Bacalah kitab-kitab hadits, Anda dapati Sa’id bin al-Musayyab segera, setelah Abu Hurairah dalam sanad, karena beliau adalah ipar, sahabat, dan muridnya.
Cermatilah kitab-kitab tafsir, Anda dapati Sa’id bin al-Musayyab hilir mudik ke sana ke sini. Beliau berbuat baik, sampai tak tersisa tempat untuk kebaikan.
Di dalam diri Sa’id bin al-Musayyab terdapat jawaban-jawaban bagi orang-orang yang mempertanyakan kebenaran Tuhan.
Sejarah kehidupan beliau adalah legenda keuletan, semangat yang tinggi, dan pengisian waktu lowong dengan amal, senda gurau dengan kesungguhan, dan kebosanan dengan tekad yang kuat.
Betapa butuhnya kita kepada sejarah hidup Sa’id, akhlak Sa’id, dan watak-watak Sa’id –Nama Sa’id secara literal berarti ‘orang yang penuh bahagia’, dan al-Musayyab berarti ‘yang mengalir deras’.
Untuk itu, kita harus memegang teguh Al-Qur’an, menyampaikan risalah dengan amanah, dan menunaikan kewajiban dengan jujur. Yaitu, kejujuran terhadap Allah yang menyucikan nurani dari bintik-bintik noda penyelewengan; keikhlasan terhadap-Nya yang membasuh hati dari jelaga-jelaga riya’; serta kecintaan kepada-Nya yang menyucikan jiwa dengan perbuatan-perbuatan terbaik.
Di dalam sejarah kehidupan Sa’id bin al-Musayyab kita menyaksikan kemenangan hati terhadap badan, kemenangan akhirat terhadap dunia, dan kemenangan keutamaan terhadap kejelekan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.” (Ali `Imran:148).
Di dalam sejarah kehidupan Sa’id bin al-Musayyab kita melihat bahwa orang dinilai dengan semangatnya, dengan tekadnya. Seorang juara tidak menjadi juara kecuali berkat tekad dan semangatnya, dan pemenang tidak menjadi pemenang kecuali berkat tekad dan keuletannya.
Selamat untuk orang-orang yang sukses di gelanggang kehidupan, yang menang di ring dunia ini.*/Dr. A’id ‘Abdullah al-Qarni, dari bukunya Silakan Terpesona.