ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala mengagungkan waktu Subuh di dalam al-Quran. Ia tidak pernah bersumpah dalam kitab-Nya dengan waktu shalat, kecuali shalat Subuh dan Ashar.
Allah berfirman:
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (Al-Fajr:1-2).
Waktu ini adalah waktu yang menjadi saksi. Waktu yang disaksikan hamba Allah yang mulia, yaitu para malaikat. Semua malaikat yang ada di langit turun ke bumi untuk menyaksikan shalat Subuh.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda:
“Shalat berjamaah lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendiri, berbanding dua puluh lima lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh.” Kemudian Abu Hurairah r.a berkata, “Kalau Anda mau, bacalah: Inna qur’anal fajri kana masyhuda.” (HR. Al-Bukhari).
Perhatikanlah, bagaimana Allah sampai meninggikan derajat shalat ini dan menjadikannya sebagai waktu bertemu para malaikat penjaga malam dan siang?
Pada hadits riwayat Abu Hurairah r.a disebutkan bahwa Rasulullah menjelaskan tentang malaikat penjaga malam. Para malaikat langsung naik ke langit setelah menyaksikan shalat Subuh.
“Kemudian naiklah para malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka, ‘Bagaimana hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?’ Mereka menjawab, ’Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga.” (HR. Al-Bukhari).
Renungkan sejenak adanya perbedaan sangat besar ketika malaikat mengatakan kepada Allah Swt:
“Kami menemukan si fulan dengan melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Sementara si fulan kami menemukan sedang lelap dalam tidurnya. Shalat Subuh bukan menjadi prioritasnya, dan ia kurang perhatian dengan waktu shalat!”
Perbedaan yang sangat jauh! Di antara dua golongan di atas, mana yang Anda inginkan. Silakan Anda memilih.*/Sudirman (Dari buku Misteri Shalat Subuh, penulis Dr. Raghib As-Sirjani).