PANJANG umur dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sangat disukai dan dianjurkan, karena ada sabda Rasul Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam: “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang panjang umurnya dan sekaligus baik amalnya.”
Setiap kali umur bertambah panjang dalam ketaatan kepada Allah, maka kebaikannya menjadi lebih banyak dan kedudukannya di sisi Allah pun semakin meningkat. Sedangkan panjang umur bukan dalam ketaatan kepada Allah, maka itu malah merupakan bencana dan kejahatan. Sebab dia akan banyak bertingkah laku buruk dan kesalahannya berlipat ganda.
Apabila ada di antara manusia yang mengaku-ngaku bahwa dirinya ingin hidup lama di dunia agar bisa memperbanyak amal shalih dan mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka dia bisa dimasukkan kategori orang-orang yang benar. Begitu juga terhadap seseorang ingin hidup lama dengan diiringi kesungguhan dan usaha yang terus menerus untuk menjauhi hal-hal yang membuatnya sibuk dalam urusan dunia.
Tetapi kalau seandainya dia malas-malasan dan menunda-nunda dalam urusan keakhiratannya –yang saya maksud adalah amal-amal shalih– maka orang itu termasuk orang-orang yang bohong dan senang mencari dalih. Hal seperti itu sama sekali tidak bermanfaat. Karena orang yang ingin hidup lama demi sesuatu yang dia ingini, maka dia akan bisa mendapatkannya. Namun dia dikhawatirkan akan terhalang menjalin hubungan dengan Allah. Padahal amal shalih tidak mungkin dilakukan kecuali hanya di dunia, sebab akhirat itu negeri pembalasan dan bukan negeri untuk beramal. Maka pikirkanlah hal ini baik-baik, semoga Allah memberi manfaat kepadamu.
Mintalah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Bersungguh-sungguhlah dan teruslah beramal. Bersegeralah mengerjakan amal-amal shalih sebelum engkau kehabisan jalan menuju-Nya. Pergunakanlah waktu luangmu sebelum datangnya ajal kepadamu secara tiba-tiba. Sesungguhnya engkau adalah obyek bencana dan bidikan untuk anak panah segala bentuk harapan. Modalmu yang memungkinkan hanyalah menukar umur ini dengan kebahagiaan yang abadi dari Allah. Maka jauhilah olehmu mempergunakan waktu, hari-hari, saat-saat, dan tarikan napasmu hanya untuk hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat, yang dapat menimbulkan kerugian amat besar dan penyesalan mendalam. Sebab setelah mati, engkau akan tahu betapa berharganya waktu yang terluang. Dengan demikian engkau harus mempergunakannya untuk hal yang berguna.
Rekaman Masa Kehidupan
Telah datang suatu riwayat bahwa di akhirat kelak disodorkan kepada manusia rekaman masa-masa kehidupannya sehari-hari selama di dunia dalam bentuk beberapa lemari. Setiap harinya ada dua puluh empat lemari sesuai dengan jumlah jam dalam sehari-semalam di dunia.
Jika seseorang mempergunakan waktunya untuk taat kepada Allah, lemarinya akan dipenuhi dengan cahaya. Jika waktunya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah, maka lemarinya akan dipenuhi dengan kegelapan. Sedangkan waktu yang tidak digunakan untuk taat kepada Allah dan tidak pula digunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, didapati lemarinya kosong tidak ada apa-apanya. Maka dia sangat menyesal ketika melihat lemari yang kosong tersebut; mengapa tidak mempergunakan waktu tersebut untuk taat kepada Allah sehingga akan dipenuhi dengan cahaya. Ada pun ketika ia melihat lemarinya dipenuhi dengan kegelapan, kalau seandainya ditentukan kepadanya mati saat melihatnya, niscaya dia ingin mati karena besarnya kerugian dan penyesalannya. Hanya saja di akhirat dia tidak bisa mati lagi.*Syaikh ‘Abdullah bin ‘Alawi Al Haddad, dikutip dari bukunya Pancaran Iman Seorang Muslim.