Oleh: Muhaimin Iqbal
ANDA para pengguna computer pasti familiar dengan tiga tombol di keyboard yaitu Ctrl, Alt dan Delete (kadang disingkat Del). Di system operasi yang lama, bila Anda tekan tiga tombol ini bersamaan akan terjadi reboot – computer Anda mati sebentar terus mulai lagi dari awal. Di System yang relative baru, tiga tombol ini akan menampilkan task manager – mau Anda apakan program-program yang sedang berjalan. Dalam program-program kehidupan kita, bisa jadi kita butuh ‘tiga tombol’ ini untuk me-‘reboot’ kehidupan kita, usaha kita atau bahkan juga negeri kita.
Dalam urusan negara misalnya, selama 67 tahun merdeka setidaknya kita pernah mengalami dua kali ‘reboot’. Pertama tahun 1965 ketika masyarakat jengah dengan ketidak-berdayaan Orde Lama waktu itu dalam menangani makar komunis. Kedua terjadi 32 tahun kemudian ketika masyarakat sekali lagi jengah untuk alasan yang berbeda, yaitu jengah dengan kroniisme Orde Baru.
Kapan kita perlu reboot? Di dunia computer kita perlu reboot ketika computer kita berjalan lemot atau bahkan hang – computer itu hidup tetapi seolah mati, program-program tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam bernegara-pun demikian, reboot negeri ini tahun 1965 dan 1998 adalah ketika masyarakat melihat negara tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Bukan hanya dalam urusan politik, dalam urusan rumah tangga, pekerjaan, karir atau usaha-pun kadang kita perlu ‘reboot’. Dalam Islam misalnya mengapa perceraian itu diijinkan meskipun Allah tidak menyukainya? Karena ketika keluarga tidak berjalan semestinya – bisa jadi ‘reboot’ berupa perceraian itu adalah pilihan terbaik dari pilihan-pilihan yang buruk atau sangat buruk.
Dalam pekerjaan, tidak jarang kita merasa stuck tidak kemana-mana. Si pekerja bekerja dengan malas dan tanpa harapan, si pemberi kerja merasa hanya memberi gaji buta. Dalam kondisi seperti ini bisa jadi ‘reboot’ dan ganti pekerjaan baru bagi pekerja adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan. Baik pula bagi si pemberi kerja karena mereka bisa merekrut tenaga segar yang kerja dengan penuh semangat dan harapan.
Dalam urusan karir-pun demikian. Bahkan saya sendiri pernah melakukannya, yaitu ketika saya merasa jenuh di puncak karir professional yang telah saya bangun selama 20-an tahun. Saat itu saya merasa perlu ‘reboot’ dengan meninggalkan semuanya, kemudian saya mulai segala sesuatunya dari awal untuk hal yang sama sekali berbeda.
Dalam urusan usaha atau bisnis apalagi, seorang entrepreneur harus selalu siap dengan business environment yang senantiasa terus berubah. Bila Anda tidak dapat beradaptasi mengikuti perubahan, maka sangat bisa jadi Anda akan ketinggalan kereta atau ter-‘reboot’ secara tidak sengaja – ketika Anda tidak/belum siap.
Betapa banyak usaha-usaha yang gulung tikar karena mereka didesign untuk hidup di jaman yang berbeda, dia tidak siap untuk hidup di jaman ini. Di era teknologi informasi dan pengiriman data berkecepatan tinggi kini, bisa jadi pesaing itu datang dari tempat yang tidak disangka-sangka.
Tetapi sebaliknya juga demikian, peluang-pun bisa datang dari tempat yang tidak disangka-sangka. Saya termasuk yang yakin bahwa teknologi informasi yang semakin murah dan menjangkau keseluruhan lapisan masyarakat ini akan bisa menjadi sarana kita untuk memeratakan kesempatan, membuka akses pasar yang sama dan ujungnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Menurut surveynya McKinsey di India (yang tingkat ekonominya agak mirip kita) akses internet telah berpengaruh dalam meningkatkan GDP negeri itu sampai 1.6 % , dan dalam tiga tahun mendatang pengaruh ini akan terus meningkat lagi sampai di kisaran 2.8% – 3.3 %.
Di 13 negara yang disurvey McKinsey- yang mewakili 70% GDP dunia – akses internet rata-rata bahkan berkontribusi sampai 3.4 % dari GDP. Bila internet dianggap sektor baru dalam perekonomian, kontribusinya melebihi sektor-sektor lain seperti energy, pertanian, pertambangan dan industri-industri lainnya.
Bila pekerjaan, karir atau usaha Anda belum merasakan mendapat manfaat dari perkembangan teknologi informasi khususnya internet ini, atau bahkan terancam dengan kehadiran teknologi yang sudah menjangkau 34.3 % penduduk dunia ini – maka bisa jadi memang waktunya Anda me-‘reboot’ pekerjaan, karir atau usaha Anda.
Di keyboard Anda posisi tiga tombol Ctrl, Alt dan Delete ditaruh ditempat yang salah satu tombolnya berjauhan , maksudnya adalah agar tiga tombol Ctrl+Alt+Delete tidak bisa ter-tekan secara kebetulan – yang membuat computer Anda ter-reboot secara tidak sengaja. Diperlukan tiga jari dari dua tangan untuk bisa menekan tiga tombol tersebut sekaligus.
Filosofi yang sama juga pada proses ‘reboot’ pekerjaan, karir atau usaha Anda. Harus Anda persiapkan dengan baik dan Anda sendiri yang (terlibat) melakukannya. Harus Anda lakukan ‘dengan dua tangan’ secara sungguh-sungguh, agar ‘komputer’ kehidupan Anda benar-benar berjalan lebih baik setelah melalui proses ‘reboot’ ini. Jangan sampai kehidupan Anda ter-‘reboot’ secara tidak sengaja oleh lingkungan kehidupan Anda yang senantiasa bergerak. Wa Allahu A’lam.*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar, kolumnis hidayatullah.com