Qunut witir di bulan Ramadhan adalah khilaf para ulama, dalam Madzhab Syafi`I sendiri disunnahkan baca doa qunut di pertengahan bulan terakhir
Hidayatullah.com | SETIAP RAMADHAN, khususnya di 10 hari terakhir, sebagian umat Islam mengamalkan qunut witir. Ada perbedaan pandangan dari para ulama mengenai waktu membaca doa qunut pada shalat witir.
Madzhab Hanafi
Madzhab Hanafi berpendapat bahwasannya qunut shalat witir dilaksanakan sepanjang tahun. Namun dalam Madzhab Hanafi letak qunut pada sebelum ruku`.
Sedangkan hukum qunut bagi mereka ada perbedaan, pendapat Imam Abu Hanifah bahwa qunut witir hukumnya wajib sedangkan menurut Imam Abu Yusuf dan Muhammad sunnah. Sebagimana perselisihan mereka pada hukum shalat witir. (Badai` Ash Shanai`, 1/273).
Madzhab Maliki
Dalam Madzhab Maliki, qunut witir dilaksanakan setelah pertengahan bulan dalam bulan suci Ramadhan. Namun ada riwayat lain dari Imam Malik bahwasannya qunut tidak dilakukan di witir bulan Ramadhan. Dan pendapat yang akhir ini merupakan pendapat masyhur. (Syarh Az Zuruq `ala Ar Risalah, 1/235)
Madzhab Syafi`i
Dalam Madzhab Syafi`i disunnahkan membaca doa qunut di pertengahan bulan terakhir sedangkan jika dilakukan sebelumnya maka hal itu dihukumi makruh. (Majmu` Syarh Al Muhadzdzab, 4/12, 15).
Madzab Hanbali
Sedangkan dalam Madzhab Hanbali ada dua periwayatan dari Imam Ahmad dalam masalah qunut witir. Pertama, mengamalkannya sepanjang tahun. Riwayat yang kedua menyatakan bahwasanya mengamalkan qunut witir di pertengahan terakhir di bulan Ramadhan. Sedangkan yang dijadikan pegangan madzhab adalah yang pertama. (Al Muhghi, 2/170).
Dalil Masing-masing Madzhab
Pihak yang berpendapat bahwasannya qunut witir diamalkan sepanjang tahun berpedoman pada hadits:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ (أخرجه النسائي:1699, 3/235)
Artinya: Dari Ubay bin Ka`ab, bahwa Rasulullah ﷺ melaksanakan witir tiga rakat, di mana beliau membacaa di rakat pertama “Sabbihis ma rabbikal a`la”, dan di rakaat ke dua “Qul ya ayyuhal kafirun” sedangkan di rakaat ke tiga dengan “Qul huwallahu ahad”. (Riwayat An Nasa`i: 1699, 3/235).
Hadits di atas sifatnya umum, tidak ada batasan waktu tertentu dalam berqunut dalam shalat witir. Sedangkan mereka mereka yang berpendapat bahwa qunut witir dilakukan pertangahan akhir Ramadhan berhujjah dengan hadits:
عن عُمَرَ رضي الله عنه: “السُّنَّةُ إذَا انْتَصَفَ شَهْرُ رَمَضَانَ، أَنْ يُلْعَنَ الْكَفَرَةُ فِي الْوِتْرِ، بَعْدَ مَا يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ” (فوائد أبي الحسن بن زرقويه)
Artinya: Dari Umar radhiyallahu `anhu:”Sunnah, jika sampai pertengahan bulan Ramadhan melaknat orang-orang kafir saat witir setelah mengucapkan,’Sami`Allahu liman hamidah’” (Fawa`id Abi Al Hasan bin Rizqawaih, dan riwayat ini dihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam At Talhis Al Habir, 2/51).Walhasil, waktu qunut dalam witir bulan Ramadhan terdapat khilaf di kalangan ulama dan mereka masing-masing memiliki dalil atas amalan yang mereka amalkan. Wallahu `alam bish shawab.*/Thoriq LC, MA