Hidayatullah.com– Dua belas bocah itu tampak sumringah. Senyumnya selalu mengembang setiap kali menyodorkan sebungkus makanan gratis kepada para pengguna jalan.
Selama dua hari, Kamis dan Sabtu (08 dan 10/06/2017), selepas shalat ashar berjamaah di masjid sekolah, mereka segera berbondong-bondong menuju jalan di sekitar perempatan pasar Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah.
Kedua belas bocah itu adalah murid-murid SDIT Muhammadiyah Wirosari. Mereka bukan ingin menyapa sopir bus peserta Aksi Bela Islam, supaya dapat mendengar bunyi klaksonnya dengan sapaan ‘Om Telolet Om’.
Tapi, murid-murid dari perwakilan kelas 1 hingga kelas 6 tersebut ingin merasakan indahnya berbagi di bulan Ramadhan 1438 H ini.
“Alhamdulillah, murid-murid sangat antusias dan semangat sekali mengikuti kegiatan bagi-bagi takjil gratis,” kata seorang pengurus SDIT Muhammadiyah Wirosari, Nur’ani Fitrianingrum, ketika dihubungi hidayatullah.com, Ahad (11/06/2017).
Tentu saja, untuk keamanan ataupun ketertiban kegiatan sosial itu, mereka didampingi para guru dan pengurus SDIT Muhammadiyah Wirosari. “Ustadz dan Ustadzah (guru) semua ikut mendampingi,” ungkap ustadzah yang biasa disapa Fitri ini.
Tujuan dari kegiatan bagi-bagi takjil gratis ini, kata Fitri, untuk mengajari serta melatih murid-murid berbagi kepada sesama, khususnya di bulan suci Ramadhan.
Fitri mengutip hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, “Barangsiapa yang memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa, maka pahalanya seperti orang yang berpuasa.”
Melatih Kekompakan
“Kita ingin melatih kekompakan dari para asatidz di sini,” kata Fitri, ketika menjelaskan mengapa makanan takjil yang dibagi-bagikan gratis itu dibuat sendiri di sekolah.
Tapi yang paling utama, masih kata Fitri, menyesuaikan dana anggaran yang ada. Sebab, uang yang digunakan untuk menyiapkan makanan takjil gratis ini berasal dari iuran asatidzah dan wali murid yang sangat antusias dalam bersedekah.
Makan takjilnya berupa minuman es buah dan kolak. Dalam sehari, mereka menyiapkan sebanyak 400 bungkus. “Alhamdulillah, kita bagikan sebanyak 400 bungkus, terdiri dari es buah dan kolak,” ujar Fitri.
Program kegiatan bagi-bagi takjil gratis ini, masih kata Fitri, merupakan inisiatif asatidz SDIT Muhammadiyah Wirosari. “Bagi-bagi takjil gratis baru diadakan tahun 2017 ini,” jelas Fitri.
Ternyata, respon positif dan antusias masyarakat sangat luar biasa, sampai-sampai beberapa pejalan kaki yang melintasi lokasi pembagian takjil ikut membantu dan men-support kegiatan bagi-bagi takjil gratis ini. “Bahkan, ada juga yang memberikan bahan mentah untuk diolah menjadi makanan takjil.”
Melihat antusias masyarakat sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan akan menjadi program utama sekolah pada Ramadhan tahun berikutnya. “In syaaAllah, mohon doanya agar terus istiqamah,” pintanya.
Para asatidzah SDIT Muhammadiyah Wirosari amat berharap, dengan digelarnya kegiatan bagi-bagi takjil gratis ini, dapat membuka hati para dermawan khususnya, masyarakat Wirosari umumnya, agar senantiasa mau berbagi kepada sesama dan juga mengajarkan generasi penerus untuk peduli terhadap sesama.*