Hidayatullah.com– Semakin mendekati akhir Ramadhan, masjid-masjid biasanya semakin sepi. Namun berbeda dengan Masjid Al-Aqobah 1, kompleks Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Sumatera Selatan yang semakin diminati jamaah.
Imam Besar Masjid Al-Aqobah 1, Fajar Sani Nasution, mengakui, dibanding 20 hari pertama Ramadhan, pada 10 hari terakhir jamaahnya lebih banyak.
Peningkatan itu, kata dia, dikarenakan tingginya minat para jamaah untuk beriktikaf di Masjid Al-Aqobah 1 Pusri. Peserta iktikaf 10 hari terakhir Ramadhan berkisar 300-700 orang.
“Semakin ke ujung (Ramadhan), semakin ramai masjid,” jelasnya saat ditemui hidayatullah.com di masjid tersebut, beberapa waktu lalu.
Sementara khusus setiap malam sepanjang Ramadhan, seperti tahun sebelumnya, total jamaah yang hadir di masjid itu sekitar 1.500 orang.
Apalagi, kata dia, saat malam 27 Ramadhan dan bertepatan malam libur kerja, terjadi puncak peningkatan jamaah.
“Dan insya Allah itu semua kita tanggung, dari buka (puasa)nya, sama sahurnya,” terangnya.
Menurut Fajar, Al-Aqobah 1 yang bisa menampung sekitar 2.500 jamaah ini termasuk masjid paling aktif kegiatan keislamannya di Palembang.
Terutama saat Ramadhan, masjid ini disemarakkan berbagai kegiatan. Seperti buka puasa bersama tiap hari, kajian agama tiap pekan, lomba-lomba terkait al-Qur’an, dan sebagainya.
Dari Fasilitas sampai Pembicara
Masjid Al-Aqobah 1 berada cukup jauh dari jalan raya. Untuk menuju ke sini, setelah melewati gerbang kompleks, jamaah dari luar perlu menempuh jarak sejauh sekitar setengah kilometer.
Meski demikian, menurut pengakuan Fajar, masjid ini sangat diminati oleh kaum Muslim Palembang sebagai tempat beribadah. Baik para karyawan Pusri, juga masyarakat umum.
“Kebanyakan masyarakat umum, dari berbagai kalangan, (seperti) mahasiswa,” imbuhnya.
“Fasilitas kita untuk masjid se-provinsi (Sumsel) bisa dikatakan termasuk paling lengkap,” aku dia. Jelang Ramadhan ini, masjid tersebut menambahkan jumlah bilik toiletnya.
Selain itu, masjid ini juga diramaikan dengan berbagai acara dengan narasumber bervariasi. Termasuk para tokoh Muslim serta dai berskala nasional.
Selama Ramadhan 1437 H, pihak masjid di antaranya mengundang Ustadz Fadlan Garamatan, KH Ahsin Sakho, Mohammad Fauzil Adhim, Hasanuddin Sinaga, dan Syatori Abdur Rauf.
“Itu yang (dari) luar kota. Yang di dalam (kota), penuh (mengisi kajian di masjid),” ujarnya.
Kajian keagamaan di masjid ini pun, masih kata Fajar, sifatnya tematik. Ini juga baginya menjadi salah satu pemicu kehadiran jamaah.
Gaet Relawan
Berbagai kegiatan itu dikerjasamakan dengan sejumlah unit lembaga di bawah Masjid Al-Aqobah 1. Di antaranya kumpulan remaja masjid Aqobah Creatif Muslim Young (ACMY) yang menggelar kajian-kajian pekanan.
Ada juga Lembaga Tahsin (perbaikan bacaan) dan Tahfizh (hafalan) al-Qur’an (LTTQ) Al-Aqobah. LTTQ ini punya tiga program unggulan.
Pertama, karantina tahfizh selama 2 pekan, dengan target 2 juz hafalan serta khatam tadarus al-Qur’an minimal 2 kali selama Ramadhan.
Program kedua, tahsin-tahfizh untuk anak SD, berlangsung Senin-Jumat setiap sorenya. Ketiga, lomba tahfizh untuk tingkatan SD (1 juz), dan SMP-SMA (2-3 juz).
“Di sepuluh (hari) terakhir, ada tahfizh khusus dewasa. Targetnya (hafal) 1 juz,” jelas Fajar.
Dalam acara iktikaf itu pun, jamaah disibukkan pula dengan berbagai kegiatan, seperti kajian, qiyamullail, dan sebagainya.
Ada juga ibu-ibu majelis taklim Masjid Al-Aqobah 1 yang rutin menggelar kegiatan sosial. Seperti bakti sosial, pembagian sembako, dan santunan anak yatim.
Pihak DKM juga mengangkat tenaga relawan dari internal masjid maupun masyarakat sekitar. “Biasanya berjumlah 14 orang. Tujuh orang per hari (tugas bergantian),” ujarnya.
Para relawan ini bertugas dalam hal teknis. Di antaranya membersihkan lingkungan masjid, mempersiapkan segala kebutuhan untuk ibadah seperti tarawih, dan sebagainya.
Peran relawan itu cukup penting. Sebab, menurut Fajar, dengan tenaga DKM yang ada, “Kita nggak mungkin sanggup,” jelas bujang asal Medan, Sumatera Utara ini.
“Kita juga punya Radio ACMY namanya, acara kita semua (siaran) live disitu,” tambahnya.
Pada bulan suci tahun ini, masjid tersebut mengusung tema khusus dalam pelayanan jamaah, yaitu “Melayani dengan Ikhlash”.
Menurut Fajar, selama ini sudah ada beberapa masjid di Palembang yang mencontoh semarak kegiatan di Masjid Al-Aqobah 1.
Ramadhan merupakan bulan krusial, maka sebaik mungkin, ajak Fajar, mari tingkatkan ibadah di dalamnya termasuk dengan beriktikaf. “Mudah-mudahan Ramadhan berakhir (dengan) kita menjadi orang-orang yang bertaqwa,” pungkasnya.
Bagi Muslimin yang ingin merasakan kenyamanan dan kekhusyukan iktikaf, mungkin masjid ini bisa menjadi pilihan.*