Hidayatullah.com — Ramadhan selain sebagai bulan puasa juga merupakan bulan jihad dengan banyak perang dan penaklukan yang dilakukan oleh kaum Muslimin di bulan suci ini. Kondisi berpuasa tak menjadi dalih dan halangan dalam perjuangan membela agama Allah SWT.
Berikut adalah 9 perang yang tercatat dalam sejarah yang dilalui oleh kaum Muslimin di bulan Ramadhan:
Perang Badar
Perang Badar Al Kubra terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum Muslimin. Kemenagan tersebut juga merupakan yang pertama bagi Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menentang kemusyrikan dan kebatilan. Kisah Perang Badar adalah peritiwa yang paling terkenal dan sarat hikmah dan pelajaran di dalamnya.
Perang Khandaq
Perang Khandaq yang terjadi pada tahun 5 Hijriah merupakan perang yang dilakukan dengan taktik membuat parit untuk melindungi Madinah. Perang yang juga dikenal sebagai perang Ahzab ini melibatkan 3.000 pasukan Muslim melawan 10.000 pasukan musuh yang terdiri dari Bani Quraisy, Bani Nadir, Bani Sulaym, dan Bani Murra.
Berdasarkan teknik perang yang masuk oleh Salman dari Persia, Rasulullah memerintahkan untuk menemukan parit hanya dalam waktu 6 hari sebelum musuh tiba.
Berkat parit besar yang digali, pihak musuh menjadi kesulitan untuk menyerang kaum Muslim. Setelah 25 hari, pertolongan Allah SWT berupa badai besar datang dan menyebabkan pihak kaum kafir mundur sehingga menjadi kemenangan bagi kaum Muslimin.
Perang Tabuk
Perang Tabuk sebenarnya dimulai pada bulan Rajab tahun kesembilan Hijriyah. Namun, pada 26 Ramadhan, Rasulullah baru kembali dari peperangan tersebut setelah memperoleh kemenangan. Taka da pertempuran yang terjadi, namun perjalanan yang berat dan mundurnya Romawi menjadikan kemenangan di Tabuk sebagai kemenangan besar bagi kaum Muslimin. Sejarah Perang Tabuk pun menjadi sejarah peperangan terakhir yang diikuti oleh Rasulullah SAW. Rasulullah juga memimpin langsung perang antara tentara Muslim dan pasukan Bizantium atau Romawi Timur tersebut.
Pembebasasan Palestina
Pembebasan Palestina yang pertama terjadi di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, namun setelah itu pasukan perang salib berhasil merebut kembali kota suci tersebut. Dalam pembebasan Al Quds kedua, Shalahuddin Al Ayyubi harus menghadapi beberapa peperangan, seperti perang Hittin.
Namun berkat kearifan dan kecerdikannya di bawah rahmat Allah SWT, Shalahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas pasukan Salib tanpa perlu memakan banyak korban jiwa seperti yang terjadi dalam pembebasan Al Quds yang pertama kalinya. Ia menawarkan untuk masuk Islam atau membayar jizyah kepada mereka yang mampu membayarnya. Pasukan Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Salib.
Di tengah perang yang berlangsung di bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Shalahuddin menyarankan agar dia istirahat karena risau ajalnya tiba. Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu pendek dan ajal itu sentiasa mengancam”.
Kemudian tentera Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Perang ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.
Penaklukan Nubia
Penaklukan Nubia adalah peristiwa di mana pasukan kaum Muslimin yang dipimpin oleh Abdullah bin Abi Shar dengan membawa 20.000 orang mampu memenangkan perang melawan pasukan kerajaan Nubia di Mesir Selatan. Kejadian ini terjadi pada 31 Hijriah.
Kemenangan tersebut membuat kedua belah pihak menandatangani sebuah perjanjian yang menjadikan kaum Muslimin dapat melakukan penyebaran Islam di Afrika Timur.
Perang Zallaqah
Perang ini tentu tak seterkenal dua peperangan di atas. Bahkan, mungkin banyak yang belum tahu. Perang Zallaqah ini terjadi di Portugal, tepatnya pada Jumat setelah Subuh bulan Ramadhan 459 Hijriyah.
Saat itu, terjadi kebangkitan dinasti Murabit di Afrika Utara. Gubernur Cordova, Al Muktamin meminta bantuan Sultan Dinasti Murabit, Yusuf bin Tasyifin untuk memerangi Alfonso VI. Tentara yang dipimpin oleh Alfonso VI yang berjumlah 80 ribu orang itu berhasil dikalahkan. Dalam waktu yang singkat Sultan Yusuf berhasil menguasai seluruh Spanyol dan menyelamatkan umat Islam. Setelah itu, Dinasti Murabit di Spanyol berdiri sejak 1090 sampai 1147 Masihi.
Perang ‘Ain Jalut
Pada tahun 1236 sampai 1405 Masehi, bangsa Mongol melebarkan penaklukannya di hampir semua benua Asia. Menurut catatan, invasi yang mereka lakukan mencakup wilayah seluas 33 juta kilometer persegi. Pimpinan pasukan Mongol dikenal sebagai Genghis Khan. Dalam misi penaklukan itu, mereka membunuh lebih dari sejuta rakyat bangsa yang dikalahkan. Penaklukan mereka menjangkau sampai ke Moscow dan Kiev.
Pada tahun 1258, tentara pimpinan Hulagu Khan meluluhlantakkan kota Baghdad yang merupakan ibukota Kekhilafahan Abbasiah. Dalam serangan itu, banyak umat islam yang terbunuh dan buku karangan Ulama Islam yang dibuang ke Sungai Furat dan Dajlah sehingga airnya menjadi hitam karena tinta.
Pada 15 Ramadhan 658 hijrah bersamaan 1260 Masehi, pasukan kaum Muslimin bangkit dan melakukan perlawanan. Pasukan kaum Muslimin bersama para ulama di bawah pimpinan Sultan Qutuz dari dinasti Mamluk, Mesir berangkat ke Palestina setelah Mongol menguasainya. Kedua pihak bertemu di ‘Ain Jalut.
Dalam pertempuran itu, kaum Muslimin meraih kemenangan dan berhasil menangkap Kitbuqa Noyen, seorang letnan Kristen yang memberi nasihat kepada Hulagu Khan untuk menyerang Baghdad. Kitbuqa akhirnya dieksekusi. Kemenangan itu adalah kemenangan yang luar biasa karena bangsa Mongol yang terkenal bengis akhirnya dikalahkan.
Peperangan Yakhliz
Pada bulan puasa tepatnya tanggal 15 Ramadhan 1294 Hijriyah, pasukan kaum Muslimin di bawah dinasti Kekhilafahan Utsmani yang dipimpin oleh Ahmad Mukhtar Basya dengan jumlah 34,000 melawan pasukan kekaisaran Rusia yang berjumlah 740,000 orang dalam perang Yakhliz. Sebanyak 10.000 tentara rusia tewas dalam pertempuran itu. Kemenangan tersebut menjadi kebanggaan umat Islam yang berhasil mempertahankan agama mereka dari ancaman kekaisaran Tzar di Rusia.
Perebutan Sunda Kelapa
Selanjutnya, ada peristiwa perebutan Sunda Kelapa yang sekarang kita kenal sebagai kota Jakarta. Peristiwa perebutan Sunda Kelapa juga bertepatan pada bulan Ramadhan tepatnya pada 22 Ramadhan 933 H atau 22 Juni 1527 M. Pasukan kaum Muslimin dipimpin oleh Fatahillah berhasil merebut kemenangan dan membebaskan Sunda Kelapa dari penjajahan Portugis. Fatahillah adalah panglima perang dari Kerajaan Islam Demak. Pertempuran Portugis dan pasukan panglima Fatahillah pada akhirnya ditutup dengan kekalahan pasukan Portugis. Peristiwa ini kemudian dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta.*