Hidayatullah.com–Lebih dari 40 tahun, Muslimin Ahlussunnah wal Jama’ah ditindas dan dipecah-belah oleh rezim Alawiyah-Nusairiyah (Syiah) berkedok Partai Sosialis Arab Baats di Suriah.
Tepat Maret 2011, 4 tahun yang lalu, wajah asli rezim yang dipimpin keluarga Al-Assad ini muncul menjawab tuntunan rakyat untuk hidup lebih adil, bebas dari tirani minoritas, dan bebas dari ketakutan.
Ramadhan di Daraya, Warga yang Kelaparan ‘Disuguhi’ Bom Gentong Bashar al Assad
Menurut Syrian Network of Human Rights, sudah lebih dari 200 ribu keluarga muslim warga sipil Suriah yang dibunuh dalam 4 tahun ini. Sampai 18 Maret 2015, tidak kurang dari 3,9 juta orang mengungsi keluar Suriah, dan 6,5 juta orang kehilangan tempat tinggal di dalam Suriah (data UNHCR; United Nations High Commission for Refugees).
Musibah ini membuat warga Suriah tidak bisa menikmati keindahan Ramadhan sebagaimana kaum Muslim lain di seluruh dunia. Sebagaian harus menikmati Ramadhan di pengungsian.
Di Kota Daraya, di pinggir Ibu Kota Suriah Damaskus yang dikepung selama beberapa tahun terakhir diserang dengan bom gentong tidak lama setelah kota itu menerima bantuan makanan untuk pertama kalinya.
Pejabat setempat melaporkan bahwa bom menghujani kota itu tidak lama setelah pekerja PBB meninggalkan wilayah tersebut.
Serangan terbaru pada Jumat itu terjadi beberapa jam setelah Bulan Sabit Merah Suriah Arab dan PBB mengirim bantuan untuk pertama kalinya ke wilayah yang diduduki oleh pejuang sejak 2012, demikian kutip CNN, Sabtu (10/06/2016).
Sementara itu, para pejuang oposisi dan pembebasan di Suriah melaksanakan Ramadhan di tempat seadanya, berjaga-jaga di reruntuhan puing-puing gedung dan kota sisa bom tentara Bashar al Asaad dan pesawat Rusia.*