Hidayatullah.com– Banyak cara merebut berkah Ramadhan. Sekelompok emak-emak di lingkungan Kel. Teritip, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur menyambutnya dengan menggagas Sekolah Ummahat (ibu-ibu).
Sekolah Ummahat ini diinisiasi oleh mereka yang bergabung dalam Muslimat Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan. Acara telah berlangsung sejak awal Ramadhan dan direncanakan berakhir hingga hari ke-10 puasa nanti insyaAllah.
“Untuk sesi pertama ini berlangsung selama 10 hari dengan tiga materi di kelas yang terpisah,” ucap Sholehah, Penanggung jawab program Sekolah Ummahat
Menurut Sholehah, tiga materi yang dimaksud adalah hasil request (permintaan) langsung dari ibu-ibu sendiri. Yakni materi Tahsin tilawah (perbaikan bacaan al-Qur’an), Tafsir surah al-Hujurat, dan Hadits Ahkam.
Khusus yang disebut terakhir, hadits yang dibahas adalah hadits-hadits yang berkaitan seputar hukum Fiqh, dengan kitab Taisir Allam syarah (penjelasan) dari kitab Umdatul Ahkam. Adapun tafsir, para peserta diajari mengurai kata per kata secara lafzhiyah terlebih dahulu. Setelah itu baru penjelasan makna dan sebab turunnya ayat (sababun nuzul).
Dapat Sembako, Warga Lombok: Setidaknya Bisa Masak Buat Anak-Cucu
Selain lokasi belajar, sebagai jaminan pemateri, Mushida juga bekerjasama dengan perguruan tinggi setempat, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah dengan menghadirkan dosen-dosen terbaiknya sebagai pengampu tiga materi tersebut.
“Alhamdulillah selama ini STIS sangat membantu khususnya untuk pembinaan dan peningkatan kualitas pemahaman agama ibu-ibu warga di lingkungan kami,” imbuh Sholehah lagi.
Untuk diketahui, Mushida Gunung Tembak memiliki puluhan halaqah ummahat (kelompok kecil) di wilayah ujung timur Kota Balikpapan.
Di luar Ramadhan mereka juga sudah memiliki kegiataan pembinaan secara rutin. Mulai dari pengajian umum setiap pekan, kajian sirah dan perbaikan bacaan al-Qur’an di setiap halaqah, dan lain sebagainya.
Terakhir, mereka mendatangkan ustadz Akib Junaid, penceramah dari Jakarta untuk kegiatan Tarhib Ramadhan, akhir Syakban lalu.* Masykur