Oleh Prof Michel Chossudovsky
KAMI menyerukan kepada Anda untuk merenungkan gambar konvoi pick up milik Negara Islam/ISIS saat memasuki Irak dengan melintasi gurun terbuka sepanjang 200 km, yang memisahkan kedua negara.
Konvoi ini memasuki Irak pada Juni 2014.
Apa yang akan diperlukan dari sudut pandang militer untuk menghancurkan konvoi ISIS –yang secara efektif tidak memiliki kemampuan pertahanan anti-pesawat? Untuk hal ini kita cukup menggunakan akal sehat saja, tanpa memerlukan pemikiran strategi militer secara mendalam.
Jika ingin menghancurkan brigade Negara Islam/ISIS, Barat bisa melakukan bom “karpet” menghancurkan konvoi pickup Toyota ketika melintasi padang pasir dari Suriah ke Irak pada bulan Juni.
Jawabannya cukup jelas, namun tidak ada media arus utama satu pun memahami hal itu.
Padang pasir Syro-Arab (Padang Pasir Suriah) adalah wilayah terbuka. Dengan keadaan seperti itu, kecanggihan pesawat jet tempur (F15, F22 Raptor, F16) hanya menghadapi “sepotong kue” saja –dari sudut pandang militer– dalam melakukan ‘operasi bedah’ cepat menghancurkan konvoi Negara Islam/ISIS dalam hitungan jam.
Sebaliknya apa yang telah kita saksikan adalah suatu aksi serangan udara dan pemboman terus menerus selama enam bulan ini, tetapi musuh ternyata masih utuh. Sebagai perbandingan, serangan bom NATO terhadap Yugoslavia pada tahun 1999 hanya berlangsung sekitar tiga bulan (24 Maret – 10 Juni 1999).
Dan kita dituntun untuk percaya bahwa Negara Islam/ISIS tidak bisa dikalahkan oleh kekuatan AS sebagai pemimpin koalisi bersama 19 negara lainnya. Sesungguhnya kampanye udara tersebut tidak dimaksudkan untuk memusnahkan Negara Islam/ISIS.
Mandat kontra-terorisme adalah sebuah fiksi. Sesungguhnya Amerika Serikat adalah “Negara Sponsor Terorisme” nomor satu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Negara Islam/ISIS tidak hanya dilindungi oleh AS dan sekutunya, tetapi juga dilatih dan dibiayai oleh AS-NATO, dengan dukungan dari Israel dan sekutu-sekutu Washington di Teluk Persia.*
Michel Chossudovsky adalah seorang penulis pemenang penghargaan. Ia guru besar ekonomi (emeritus) di University of Ottawa-Kanada, Pendiri dan Direktur Pusat Penelitian Globalisasi (CRG), Montreal. Tulisan ini dimuat di Global Research.