Dua Wajah: Kemunafikan Barat Dalam Krisis
Tidak ada yang tersisa di kantong Barat selain kebohongan, kebencian, dan rasisme dengan mengorbankan warna kulit, ras dan agama
oleh: Farid Abu Hamed
Hidayatullah.com — Tidak diragukan lagi, banyak dari kita merasa sedih dengan hasil dari konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara: Rusia yang bernuklir dan Ukraina yang ambisius. Kita menyaksikan perang berdarah luas yang mengancam perdamaian dan keamanaan di kawasan itu dan sekitarnya.
Faktanya, seluruh dunia dalam satu cara atau cara lain dipengaruhi oleh ini. Mereka yang paling terpengaruh dalam perang seperti itu selalu warga sipil yang tidak bersalah, perempuan, anak-anak dan orang tua.
Setiap orang harus bersimpati atas kepedihan dan penderitaan mereka.
Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa prinsip-prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan ini berubah dan berbeda jika menyangkut negara, wilayah, dan ras selain Barat, seperti di Timur Tengah, Asia, dan Afrika, misalnya? Mengapa kemunafikan itu dapat terjadi?
Perang Rusia-Ukraina
Katakan tidak pada perang, karena kita tidak menginginkan perang, dan kita tidak berharap perang akan terjadi atau menimpa siapapun; kejahatan yang darinya hijau dan kering tidak dapat melarikan diri, seperti kata sebuah pepatah, “Jika bumi memakan daging manusia, itu adalah perang.”
Tidak diragukan lagi, banyak dari kita merasa sedih dengan hasil dari konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara: Rusia yang bernuklir dan Ukraina yang ambisius. Kita menyaksikan perang berdarah luas yang mengancam perdamaian dan keamanaan di kawasan itu dan sekitarnya.
Faktanya, seluruh dunia dalam satu cara atau cara lain dipengaruhi oleh ini. Mereka yang paling terpengaruh dalam perang seperti itu selalu warga sipil yang tidak bersalah, perempuan, anak-anak dan orang tua.
Setiap orang harus bersimpati atas kepedihan dan penderitaan mereka.
Langkah Barat
Kita melihat aktivitas media Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik visual maupun cetak, dalam meliput peristiwa yang telah berlangsung selama dua minggu ini. Mereka mengaku sedang berupaya sebaik mungkin menggambarkan gambaran yang benar dari lapangan kepada dunia. Upaya-upaya keras sedang dilakukan untuk menghadirkan citra pelaku dan penjajah di satu pihak dan citra korban tidak bersalah di pihak lain. Tapi seperti yang kita tahu, “kebenaran sejati selalu menjadi korban tuduhan pihak-pihak dalam perang semacam itu.”
Tidak hanya media Barat, bahkan kepala negara dan pemerintahan barat, masyarakat sipil, pelaku industri, perusahaan, organisasi budaya dan olahraga juga berada di garda terdepan dalam menampilkan pertentangan kuat mereka terhadap perang, melalui sanksi ekonomi, tekanan dan pernyataan diplomatik dan boikot sosial budaya.
Mereka bergabung untuk menciptakan aliansi internasional yang kuat melawan Rusia. Mereka juga menunjukkan solidaritas tanpa syarat dengan para korban dan pemerintah Ukraina, berpacu dengan waktu untuk bekerja dan melakukan segala sesuatu yang dapat menghentikan pertumpahan darah dan meluasnya perang.
Mereka membantu Ukraina dengan segala cara efektif yang mungkin untuk menghadapi agresor pendudukan (menurut pernyataan berulang-ulang mereka); alasan mereka di balik semua dukungan ini adalah untuk melestarikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini Barat, seperti demokrasi, kebebasan, kesetaraan, tidak ada diskriminasi dan tidak ada pelanggaran, serta untuk melestarikan tatanan dunia yang telah ada, yang dibangun dan dikembangkan selama lebih dari setengah abad.
Barat juga meyakini bahwa dalam satu atau lain cara umat manusia saat ini berutang kepada mereka atas apa yang diberikan Barat dalam hal pelayanan yang kredibel, prinsip, nilai dan hukum yang sangat dihormati yang telah berkontribusi pada kemajuan kehidupan manusia dan menjaga hak-hak mereka dari dominasi tirani dan kediktatoran menuju era modern.
Pertanyaan Besar
Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa prinsip-prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan ini berubah dan berbeda jika menyangkut negara, wilayah, dan ras selain Barat, seperti di Timur Tengah, Asia, dan Afrika, misalnya? Mengapa standar ganda dalam menghadapi krisis kemanusiaan ini, yang biasanya lebih mengerikan dan lebih brutal daripada yang terjadi sekarang di Ukraina, dipraktikkan oleh negara-negara yang lebih kecil daripada Rusia dalam hal kekuasaan, ekonomi dan pengaruh?
Faktanya, seringkali kita menemukan Barat (yang sama) dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, membiayai dan membantu para agresor dan tiran serta benar-benar mendukung mereka secara politik dan militer jika diperlukan. Barat menasihati para korban untuk menahan diri atau bahkan menuduh para korban sendiri yang menyebabkan dan mengarang krisis. Terkadang mereka bahkan tidak mampu berusaha mencela tindakan keji meskipun hanya dengan kata-kata atau pernyataan mereka, jadi mengapa peran standar ganda dan mengapa kemunafikan serta kepalsuan ini terjadi?
Sejarah Adalah Saksi
Tidak hanya berakhir di situ, tetapi sejarah modern dan kuno bersaksi bahwa tangan Barat telah ternoda oleh darah warga sipil tidak bersalah, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua di banyak bagian di seluruh dunia. Mereka memiliki andil yang lebih besar di dalamnya, meskipun Barat tidak ada hubungannya dengan perbatasan negara-negara ini atau afiliasi etnis selain menyebarkan kekacauan dan ketidakstabilan yang kemudian diikuti oleh dominasi imperialistik, perluasan kendali atas mereka, yang mau tidak mau membatasi dan mengekang kebebasan mereka. Praktik itu adalah tindakan perbudakan modern terhadap negara-negara non Barat dan ras non kulit putih lainnya.
Iraq
Dalam satu dekade terakhir, khususnya antara 1990-1991, intervensi militer Barat di Irak menggunakan rudal dan senjata yang dilarang secara internasional dengan kedok melucuti senjata pemusnah massal mengakibatkan terbunuhnya ribuan bahkan jutaan warga Iraq yang tidak bersalah, pengusiran, dan penghancuran infrastruktur. Negara itu kemudian dibiarkan berantakan, dengan kekayaannya dicuri di siang bolong. Para “pembawa kebebasan” menanam benih perpecahan diantara masyarakat yang dulunya damai. Isu-isu terkait doktrin, regional dan tribalisme yang mati kembali dihidupkan. Rakyat Iraq telah merasakan pahitnya dan menderita akibatnya hingga hari ini.
Burma
Di Burma, dunia menyaksikan etnis Muslim Rohingya yang tak berdaya menghadapi rasisme, diskriminasi, pembersihan etnis, dan kesewenang-wenangan sistematis oleh para tiran dan junta militer. Kekejaman itu telah memutarbalikkan dunia mereka, dan segala macam kejahatan dan penyiksaan dilakukan terhadap Rohingya sampai mereka dipaksa untuk menyerahkan semua yang mereka miliki. Rohingya harus menyerahkan segalanya mulai dari identitas, tanah hingga budaya. Sungguh mengherankan bahwa semua kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida ini dilakukan terhadap Rohingya di bawah pengawasan dan perintah langsung dari penasihat negara, sosok peraih nobel perdamaian Barat tertinggi dalam menyebarkan demokrasi, kesetaraan, dan hak asasi manusia di Asia Tenggara.
Palestina
Di Palestina, agresi Zionis brutal telah mempraktekkan hobi pembunuhan dan penyiksaan mereka hampir setiap hari terhadap orang-orang yang tidak bersalah selama lebih dari setengah abad. Saat ini, seolah-olah tanah Palestina dan warga Palestina telah menjadi tempat uji coba senjata modern Barat. Saat menulis artikel ini, media internasional dan banyak saluran berita mengindikasikan bahwa ekstremis Yahudi dan perwakilan kabinet ‘Israel’ mengacungkan senjata mereka ke wajah orang-orang Palestina dan mengancam akan membunuh mereka langsung. Berita pembunuhan anak-anak Palestina di jalan oleh tentara kriminal ‘Israel’ juga diterbitkan.; Sayangnya, kami tidak mendengar tanggapan atau kecaman dari pihak internasional Barat atau Timur mana pun, seolah-olah darah mereka adalah air kotor yang tidak berguna.
Demokrasi Palsu
Tidak hanya berakhir di situ, seperti yang kita ketahui kisah yang sama juga terjadi di beberapa negara lain. Lihat yang terjadi di Afghanistan, Somalia, Mali, Libya, Suriah dan sebelumnya di Vietnam dan banyak negara lainnya. Ketika kita berbicara tentang demokrasi palsu mereka, kita dapat melihat contoh terdekat dari apa yang terjadi di Mesir dengan (Arab Spring atau Musim Semi Arab) sebagaimana mereka menyebutnya – yang merupakan pemerintahan yang dipilih melalui kotak suara melalui pemilihan yang bebas dan adil, terlepas dari afiliasi dan kecenderungan politik. Tetapi ini tidak dapat diterima oleh Barat dan para penyusupnya; karena tidak mewakili mereka, tidak melayani propaganda mereka, dan tidak memperhitungkan kepentingan mereka. Jadi Barat segera bertindak untuk mengakhirinya, tidak peduli seberapa tinggi biayanya dan dampak selanjutnya.
Serangan Biologis dan Nuklir
Mari kita kembali mengingat sejarah dan melihat siapa yang pertama kali menggunakan senjata biologis atau nuklir! Yang mana menyebabkan kematian jutaan orang dan gejala parahnya masih bermanifestasi dalam berbagai bentuk penyakit dan cacat pada manusia dan hewan di daerah tersebut dan membahayakan lingkungan alam, polusi mematikan, dan perubahan iklim bahkan hingga hari ini.
Tampak jelas bahwa Barat adalah pelopor dalam bidang ini, dengan Yunani menjadi yang pertama menggunakan senjata biologis dan Amerika menjadi yang pertama mengebom Jepang dengna senjata nuklir, khususnya di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Salah satu paradoks aneh di dunia kita saat ini adalah bahwa pencurilah yang menampilkan dirinya sebagai pembela dan penyelamat di saat yang sama.
Mengapa Standar Ganda?
Akhirnya: Jika invasi Amerika ke Iraq atas nama pelucutan senjata pemusnah massal, (yang menyebabkan kematian jutaan orang tak bersalah dan sekarang masih merasakan dampak buruknya), sesuai dengan prinsip, nilai, dan standar Barat, jadi dengan logika yang sama, invasi Rusia ke Ukraina sejalan dengan standar yang sama dan memiliki hak yang jauh lebih besar untuk melakukannya karena kedekatan geografisnya – lebih besar dari Barat dan hubungannya dengan ras, budaya, dan sejarah Ukraina.
Jika keamanan Israel adalah keamanan Barat, dan Israel memiliki hak untuk merusak dan menghancurkan di tanah yang mereka inginkan, maka keamanan rakyat Donbass adalah bagian dari keamanan Rusia; karena mereka mencari bantuan dari Rusia melawan agregasi Ukraina dan mereka adalah keturunan Rusia dalam hal ras, bahasa, dan agama yang sama.
Diskriminasi
Tidak peduli bagaimana Barat mencoba untuk memoles citranya dan memutihkannya melalui media massa dan alat-alatnya, tetapi naluri, pikiran yang lurus, dan hati nurani yang hidup dapat membedakan antara yang baik dan kemunafikan dalam segala kondisi, dan seperti yang dikatakan William Shakespeare, “Beberapa orang berbicara dengan percaya diri tentang kebaikan dan mempraktikkan kemunafikan dengan kreativitas tertinggi.”
Saya kira tidak ada yang tersisa di kantong Barat selain kebohongan, kebencian, dan rasisme dengan mengorbankan warna kulit, ras dan agama. Masing-masing dari kita telah melihat dan mendengar apa yang telah dinarasikan oleh berbagai kantor media dunia tentang contoh dan hubungan kelas atas Barat dengan orang-orang Asia, Afrika dan Arab, orang-orang yang selamat dari pemboman dan perang yang terdampar di perbatasan Polandia, Moldova, dan Rumania. Diskriminasi ras, etnis, dan agama terlihat pada par excellence. Di mana barat menyembunyikan prinsip dan nilai kemanusiaan mereka? Mengapa diskriminasi rasial muncul di sini sekarang?
Dunia saat ini disandera oleh para perebut kekuasaan, para pelaku kejahatan, mereka yang tidak menginginkan stabilitas atau keamanan di bumi. Mereka tidak melihat kecuali minat dan infiltrasi mereka, bahkan dengan mengorbankan darah orang yang tidak bersalah seperti kita, dan kita tidak berarti apa-apa bagi mereka – atau bahwa kita bagi mereka hanyalah komoditas yang mereka perdagangkan.
Ingat. Tentang kemunafikan semacam itu, Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْمُفْسِدُونَ وَلَكِن لَّا يَشْعُرُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi:” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak menyadarinya [Surat al-Baqarah, 11-12]
Artikel ini pertama kali dipublikasikan di Matters of the Heart pada 9 Maret 2022