Hidayatullah.com–Minggu depan kelompok Fatah akan mengadakan kongres partai yang pertama dalam tujuh tahun. Kongres menentukan apakah Mahmoud Abbas masih berkuasa atau tidak.
Kongres diharapkan merombak komite pusat serta memberi perubahan-perubahan politik jangka panjang.
Meski Mahmoud Abbas (81 tahun), telah berkuasa memimpin Fatah dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), kongres kemungkinan menyebabkan ada orang berpotensi menjadi pemimpin menggantikannya.
Gerakan Nasional Pembebasan Palestina (Fatah), sebuah partai politik di Palestina yang didirikan pada tahun 1958. Fatah secara teknis bukan merupakan partai politik, namun faksi terbesar dalam PLO.
Pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, kemungkinan besar terjadi perubahan terkait Palestina.
“Ini sangat penting, kongres yang penting bagi Fatah untuk merestrukturisasi gerakan dan memperbaharui kewajaran tampuk kepemimpinan,” kata Jibril Rajoub, mantan Kepala Dinas Keamanan dan Intelijen Palestina di Tepi Barat yang juga akan bertanding untuk terpilih kembali.
“Periode berikutnya adalah bagaimana kami mengatur ulang seluruh sistem politik,” ujarnya dikutip Reuters di kantornya di Ramallah, di mana para anggota partai itu berkumpul pada minggu ini.
Para pejabat organisasi yang kebijakannya banyak membela Israel dan Amerika ini mengatakan, pertemuan Ramallah yang dimulai pada 29 November 2016 akan berlangsung selama tiga atau empat hari, akan mengatur posisi Mahmoud Abbas.
Puluhan nama baru akan dilantik ke dalam komite dengan 21 anggota, yang akan menentukan agenda partai.
“Saya mengharapkan kepemimpinan yang wajar apakah badan pertama, komite pusat atau badan kedua, Dewan Revolusi.
“Saya berharap untuk melihat keragaman yang bersesuaian antara mereka yang kini memimpin badan dengan generasi baru, para perwakilan badan yang baru,” kata Nasser al-Qudwa, anak saudara lelaki Yasser Arafat.
Al Qudwa bergabung Fatah tahun 1969, menjadi Presiden Persatuan Mahasiswa Palestina tahun 1974, menjadi duta Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama 14 tahun dan pengurus pusat Fatah.
Keputusan paling penting itu akan dibuat dalam waktu beberapa hari setelah kongres, di mana pengurus pusat yang baru akan berkumpul menunjuk seorang wakil untuk Mahmoud Abbas di kalangan anggotanya.
Pemimpin Baru
Para pejabat Palestina sebelum ini berulang-kali menyebut empat nama yang mungkin menjabat ; Qudwa, Rajoub, Tawfiq Tirawi, mantan Kepala Intelijen dan Mahmoud al-Aloul, mantan Gubernur Nablus, Tepi Barat.
Beberapa warga Palestina di Ramallah mengatakan mereka berharap keputusan kongres dapat membantu wilayah itu. Selain itu ada juga rencana untuk acara nasional Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya sejak 20 tahun.
Namun sinyal dari pejabat Palestina mengatakan, Mahmoud Abbas masih akan terus memegang posisinya sekarang.
Masalahnya, keberadaan organisasi ini selama ini dianggap lebih cenderung menjadi suara Amerika Serikat (AS) dan Israel, bukan suara rakyatnya sendiri.*