Sambungan artikel PERTAMA
Hidayatullah.com | UPAYA Zionis-Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha sudah lama diketahui dunia. Keinginan mereka untuk membangun kembali Haikal Sulaiman (The Solomon Temple), di atas reruntuhan Masjidil Aqsha juga telah menjadi rahasia umum. Bagi kaum Zionis, Haikal Sulaiman merupakan pusat dari dunia. Bukan Makkah, bukan pula Vatikan. Haikal Sulaiman lah pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa.
Sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967, kaum Zionis selalu berupaya merusak Masjidil Aqsha. Tahun 1969 sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini. Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis.
Belum cukup dengan itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali, mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh. Akibatnya sekarang ini banyak pondasi masjid yang sudah rapuh dan jika ada gempa bumi sedikit saja maka bukan mustahil Masjidil Aqsha bisa runtuh. Sekarang, tentara Zionis sudah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha bahkan kini telah memasuki tahap finishing! Saat ini Al-Quds dikelilingi 32 wilayah permukiman Zionis yang dihuni 280.000 warga Zionis. 12 diantaranya adalah anggota Dewan Knesset Israel.
Terakhir Zionis melarang kumandang adzan Subuh di Kota Al-Quds dengan alasan mengganggu warga permukiman Zionis. Bahkan Zionis kini berani menyakiti, menyerang bahkan membunuh warga Palestina yang memasuki wilayah Masjid Al-Aqsa untuk mendirikan shalat di sana.
- Ada Darah Kaum Muslimin yang Tertumpah
Keinginan kuat Israel untuk menguasai Palestina 100% membuat mereka melakukan penyerangan dan agresi yang terus menerus ke Palestina. Akibatnya, Palestina yang awal mulanya damai dan rakyatnya hidup makmur berkat kesuburan tanahnya menjadi porak poranda. Kehancuran di mana-mana, korban-korban berjatuhan, letusan dan desingan peluru menjadi pemandangan harian.
Belum lama ini Israel kembali melancarkan penyerangan ke tepi barat dan jalur gaza. Serangan tersebut disambut oleh rakyat Palestina dengan membangun gerakan yang dinamakan Intifadha al-Quds atau juga disebut Intifada ke-3. Intifadha 3 bergolak dan berlangsung selama beberapa hari terakhir ini.
Sejak penyerangan tersebut terjadi, ratusan korban dari pihak Palestina terus berguguran. Ketidakseimbangan senjata memberikan keuntungan banyak bagi pihak Israel yang mendapatkan asupan senjata lengkap dari AS. Penyerangan tersebut telah membuat 82 warga palestina tewas dan 8500 luka-luka. 26,8% dari korban yang tewas dan 17% dari korban yang luka-luka adalah perempuan dan anak-anak. Belum lagi ditambah dengan bangunan-bangunan yang porak poranda, rumah-rumah warga hancur, sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit, dan infrastruktur sosial lainnya kini hampir sebagian besar telah rata dengan tanah. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan agresi Israel yang terus diluncurkan. Sungguh suatu bentuk penyerangan diluar batas kemanusiaan.
PBB dibuat tidak berdaya, meskipun telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, namun Israel hanya memandang sebelah mata seruan tersebut. Israel justru semakin meningkatkan serangannya ke wilayah Gaza dan Tepi Barat. Jelas ini bukti konkret bahwasanya PBB tidak memiliki daya di hadapan Israel.
Tangisan dan rintihan rakyat Palestina menjadi tontonan yang menghibur di layar TV bagi sebagian warga Israel. Pemerintah Israel memang sengaja menyiarkan secara langsung penyerangan tersebut. Mereka ingin melihatkan kepada dunia kegagahan tentara Israel dalam menyerang warga Palestina yang kini tak berdaya. Mereka bahkan tidak segan-segan menyerang wanita dan anak-anak. Sungguh kegagahan yang sangat nista!
Pemerintah Amerika Serikat adalah pihak terkuat yang berdiri di belakang Israel. Mereka mendukung penuh setiap tindakan agressor Israel terhadap Palestina baik berupa penguasaan wilayah, pemasokan senjata, pembangunan pemukiman Yahudi, pengusiran warga Palestina dari tanah dan rumah-rumah mereka, sampai kepada tindakan yang tidak berperikemanusiaan yaitu pembunahan terhadap masyarakat sipil Palestina.
Lihatlah, begitu besar dukungan dari pihak Israel, sedangkan bagaimana dengan dukungan dari pihak Palestina yang merupakan bagian dari kaum Muslimin ?
***
Yaa Ayyuhal Muslimiin . . .
Orang-orang yang beriman itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan sakit.
Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.” (Shahih Muslim No.4685)
Hal seperti itu juga yang seharusnya kita rasakan ketika mendengar berita tentang penyerangan yang menimpa umat Islam di Palestina.
Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata: Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wassallam bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain.” (Shahih Muslim No.4684)
Kini bagian dari tubuh umat Islam sedang sakit. Saudara kita di Palestina tengah berjuang mengorbankan harta dan jiwa mereka demi mempertahankan tanah milik umat Islam. Jadi membela Palestina dan Masjidil Aqsha bukan urusan kemanusian, ini urusan keimananan. Lantas bagaimana sikap kita sebagai saudara seiman?
Apakah hanya berdiam diri atau mungkin menutup mata melihat kondisi tersebut ?
Pertanggung jawaban seperti apa yang akan kita berikan dihadapan Allah kelak ?
Ketahuilah, kelak di akhirat Allah akan bertanya kepada kita. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ
عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (QS. Al-Hijr: 92-93)
Yaa Ayyuhal Muslimin . . .
Cukuplah ini menjadi peringatan, bahwasanya Palestina harus mendapatkan dukungan 100% dari kaum Muslimin di seluruh dunia. Bangunlah dari tidur panjang dan sikap acuh kita terhadap apa yang menimpa Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha saat ini.
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendukung mereka setidaknya panjatkanlah doa untuk mereka dan diri kita. Bantulah mereka baik dari segi moril maupun materi. Agar kelak, ketika Allah meminta pertaggung jawaban atas kaum muslimin lainnya, kita dapat menjawabnya sesuai dengan apa yang telah kita lakukan di dunia.Wallahu taala alam.*/Mustabsyirah Syammar