Hidayatullah.com | BAGI sebagian orang yang tidak membaca masalah Timur Tengah (khususnya Syam) yang di dalamnya ada Palestina dan Suriah, orang akan tertipu dengan asumsi dan analisa hawa nafsu, bawa Timur Tengah ada negara penuh konflik.
Palestina, misalnya, akan dianggap sebagai Negara yang tak henti-hentinya penuh konflik dan darah. Bagi yang mengerti dan membaca dengan kacamata iman, Palestina adalah ikon perjuangan kaum Muslimin di seluruh dunia.
Negeri yang memiliki sejarah panjang atas eksistensi perdaban itu terus bergolak. Pergolakan yang memakan banyak nyawa kaum Muslimin hingga saat ini. Sudah terlalu lama pergolakan itu terjadi, bahkan ada yang sampai hati mengatakan bahwasanya Palestina adalah negara yang telah ditakdirkan untuk terjajah selama-lamanya. Sehingga itulah yang kemudian menjadi alasan mereka berlepas tangan terhadap Palestina.
Sedangkan di sana, kaum Muslimin baik dari kalangan laki-laki, perempuan bahkan anak-anak terus berjuang membebaskan Palestina dengan mengorbankan harta bahkan jiwa mereka sekalipun.
***
Yaa Ayyuhal Muslimin!
Ketahuilah! Ada 3 alasan yang mendasari mengapa umat Islam di seluruh dunia harus mendukung kemerdekaan Palestina.
- Palestina adalah Tanah Wakaf Umat Islam
Istilah tanah wakaf pertama kali diucapkan oleh Amirul-mukminin Umar bin Al-Khattab radhiallahu anhu, tatkala beliau datang ke negeri itu untuk menerima penyerahan kunci Baitul Maqdis dari pemimpin tertinggi umat kristiani sedunia.
Setelah sebelumnya umat Islam berhasil menembus negeri para nabi itu dan menaklukkannya dari kekuasaan umat kristiani. Konon ketika menyerah kalah dari penetrasi umat Islam, pemimpin tertinggi umat kristiani bersedia menyerahkan dengan syarat bahwa yang menerima kunci itu adalah orang nomor satu dari umat Islam. Yaitu penguasa tertinggi. Beliau adalah Khalifah Umar ibnul Khattab radhiyallahu anhu, yang berkedudukan di Al-Madinah Al-Munawwarah. Semua ini menunjukkan betapa bersahajanya seorang pemimpin dunia yang telah berhasil menaklukkan tiga imperium besar, Romawi, Mesir, dan Persia. Saat beliau menerima penyerahan tanah Palestina, beliau mengatakan bahwa tanah itu adalah wakaf bagi seluruh umat Islam.
Keistimewaan yang dimiliki tanah wakaf ini adalah tanahnya telah disucikan oleh Allah, dipenuhi keberkahan dari Allah dan juga merupakan Wathanul Anbiya (negeri para Nabi). Hal ini diabadikan dalam Al-Quran pada firman Allah:
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطاً إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
“Dan kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah kami berkahi untuk seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 71)
يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأَرْضَ المُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَلاَ تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ
“Wahai kaumku ! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut pada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.” (QS. Al-Maidah : 21)
Dari dalil-dalil tersebut, diperoleh gambaran betapa keberkahan Allah Subhanahu Wata’ala meliputi seluruh negeri Palestina, selain itu Palestina juga telah disucikan oleh Allah yang telah ditentukan khusus bagi umat Islam. Palestina juga merupakan warisan para nabi sebab banyak nabi dan rasul dilahirkan, tumbuh, berdakwah, hingga dikuburkan di wilayah tersebut. Diantaranya ialah Nabi Isa as, Nabi Dawud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as, Nabi Ishaq as, Nabi Yaqub as, Nabi Yusuf as, dan Nabi Musa as.
Dari sini jelaslah terlihat bahwasanya Palestina adalah tanah wakaf mutlak milik umat Islam seluruh alam. Sehingga bukan hanya sebatas milik rakyat Palestina saja, tetapi milik seluruh umat Islam. Artinya kehancuran yang saat ini tengah terjadi di Palestina seharusnya bukan hanya menjadi beban rakyat Palestina saja, tetapi kemudian juga menjadi beban seluruh umat Islam di dunia. Kemerdekaan Palestina bukan hanya menjadi tanggung jawab rakyat Palestina, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam. Sebab tanah itu milik kita, milik umat Islam, yang saat ini tengah terancam dan akan dirampas oleh zionis Israel dengan cara yang sangat brutal dan biadab.
- Di sana ada Masjid Al-Aqsa
Ada apa dengan Masjid Al-Aqsa? Mengapa masjid tersebut menjadi alasan kita harus membela Palestina? Bukankan Masjidil Aqsha juga sama kedudukannya dengan masjid-masjid lain yang dirusak musuh?
Yaa Ayyuhal Muslimin . . .
Ketahuilah, bahwasanya kiblat pertama umat Islam bersumber dari Palestina. Tepatnya di Masjid Al-Aqsa yang memiliki sejarah penting bagi umat Islam. Masjid ini menjadi kiblat selama 14 atau 17 bulan setelah hijrahnya umat Islam ke Madinah pada tahun 624 M. Barulah kemudian turun ayat yang memerintahkan perpindahan kiblat umat Islam dari masjid Al-Aqsa menjadi Ka’bah di Makkah, yang menjadi kiblat umat Islam hingga saat ini.
Masjid Al Aqsha adalah tempat bersejarah, singgahnya Rasulullah Muhammad dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya : “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkantanda-tanda kekuasaan Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat.“ (Q.S. Al-Isra [17] : 1).
Masjid Al-Aqsa juga merupakan masjid kedua yang mula-mula di bangun di muka bumi ini setelah Masjid Al-Haram di Makkah. Imam Muslim menyampaikan hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي بَيْتَ الْمَقْدِسِ قَالَ قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً
“Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam Mengenai masjid yang mula-mula dibangun di atas bumi ini. Rasulullah. Saw menjawab: Masjid Al-Haram. Saya bertanya: Kemudian masjid mana ? Rasulullah. Saw menjawab: Masjid Al-Aqsa. Saya bertanya: Berapa jarak waktu antara keduanya ? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menjawab: Empat puluh tahun. Kemudian seluuh bumi Allah adalah tempat sujud bagimu. Maka dimanapun kamu mendapati waktu shalat, maka shalatlah.”
Selain itu, Masjid Al-Aqsa juga memiliki keistimewaan lain. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda;
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ
“Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja, kecuali ke tida masjid; masjidku ini (di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah), dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain Rasulullah bahkan mengatakan bahwasanya shalat di Masjid Al-Aqsa seperti shalat 1.000 rakaat. Maimunah binti Saad dalam hadist tentang berziarah ke Masjid Al-Aqsa menyebutkan: Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis. Nabi berkata, Tempat dikumpulkannya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalat di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya. Maimunah berkata lagi: Bagiamana jika aku tidak bisa. Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barang siapa yang memberikannya maka seolah ia telah mendatanginya.
Ya Ayyuhal Muslimin . . .
Lihatlah, betapa istimewanya Masjid Al-Aqsa bagi umat Islam. Namun, apa yang sedang terjadi dengan Masjid Al-Aqsa saat ini hendaklah menjadi perhatian seluruh umat Islam di dunia. Pakar masalah Al-Quds dan Al-Aqsha, Suud Abu Mahfudz menyebutkan, Al-Haram Masjid Al-Aqsha dan Qubbah Sakhra saat ini berdiri di atas lautan terowongan yang digali 25 organisasi Zionis untuk tujuan kehancuran Masjid Al-Aqsa.*/Mustabsyirah Syammar (BERSAMBUNG)