Emir Qatar memakaikan bintang Argentina Leinel Messi jubah tradisional bisht sebelum dia mengangkat trofi Piala Dunia
Hidayatullah.com — Dalam momen yang tidak diragukan lagi akan dikenang sebagai pencapaian puncak dalam karirnya, bintang sepak bola Argentina Lionel Messi berjalan menuju rekam timnya membawa trofi Piala Dunia sambil mengenakan jubah tradisional Arab.
Jubah tersebut dipakaikan kepada Messi oleh Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani.
Juga dikenal sebagai mishlah, aba, atau abaya, jubah tradisional Arab yang panjangnya hingga pergelangan kaki itu bukanlah hal yang unik di Qatar. Bisht dapat ditemukan dalam berbagai bentuk di seluruh Timur Tengah.
Pada awalnya digunakan oleh para Badui untuk berlindung ketika musim dingin, jubah tradisional itu sekarang digunakan untuk acara-acara penting. Jubah Bisht di masa kini sering digunakan oleh mempelai pria pada acara pernikahannya, atau oleh para bangsawan pada acara formal dan bahkan dapat dikenakan saat menghadiri pemakaman.
Menurut MEE, jubah Arab ini menggambarkan status dan keagunangan, dan biasa dikenakan oleh para Imam terutama di negara Teluk ketika memimpin sholat.
Bisht terbuat dari apa?
Bisht kualitas terbaik terbuat dari bulu unta yang dipintal, yang menghasilkan kain halus yang mirip dengan kashmir.
Namun, bisht juga dapat dibuat dari bulu kambing, atau wol. Sedangkan bisht kualitas yang lebih terjangkau biasanya terbuat dari kapas dan poliester. Kains bisht kemudian diwarnai, sebagian besar berwarna hitam, tetapi ada juga yang berwarna cokelat dan putih.
Jahitan emas mencolok, yang dikenal sebagai zari, digunakan untuk menyulam jubah dengan benang yang biasanya terbuat dari sutra, atau benang emas dan perak. Pola seperti itu biasanya mengikuti garis leher atau tepi gaun.
Tanpa kancing, jubah itu dibiarkan terbuka untuk digantung, atau ditarik dengan satu tangan dan dipegang ke samping saat berjalan.
Apa yang artinya Bisht?
Ada yang mengatakan kata bisht berasal dari bahasa Akkadia kuno yang diucapkan di Mesopotamia (Irak modern) di mana kata bishtu berarti “bangsawan”, yang lain berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari kata Persia, pusht, yang berarti “untuk di punggung”.
Menurut tradisi Persia, peziarah dari wilayah itu dikatakan telah memperkenalkan pakaian tersebut ke semenanjung Arab setelah berdirinya Islam.
Meskipun kata yang tepat bisht tidak digunakan, terdapat bukti bahwa suku-suku Arab mengenakan pakaian ini jauh lebih awal.
Sejarawan Yunani Herodotus dari bbad kelima SM menggambarkan pakaian mirip bisht yang dikenakan oleh orang Arab dalam Histories.
“Orang-orang Arab mengenakan zeira, atau jubah panjang, diikat dengan ikat pinggang; dan membawa busur panjang di sisi kanan mereka, yang jika dilepas akan bengkok ke belakang,” tulisnya.
Di mana saja jubah dipakai?
Jubah tidak hanya populer di Teluk tetapi dipakai di seluruh dunia Arab, di kalangan Muslim, serta Kristen dan Yahudi.
Jubah secara tradisional dikenakan di wilayah Levant oleh pendeta Kristen dan Yahudi, dengan yang dikenakan oleh yang terakhir, yang dikenal sebagai me’il. Di Maroko pakaian luar serupa, yang dikenal sebagai burnous memiliki tudung runcing tambahan.
Nabi Muhammad dikatakan pernah mengenakan bisht coklat, yang masih dipajang di museum Istana Topkapi di Istanbul hingga saat ini.
Bahkan ada beberapa akademisi yang mengklaim bahwa toga yang dikenakan lulusan universitas pada upacara di seluruh dunia pada awalnya terinspirasi dari bisht.
Menurut para sejarawan ini, toga pertama kali diberikan kepada lulusan Universitas Al-Qarawiyyin Maroko pada abad kesembilan untuk membedakan seorang sarjana dari masyarakat lainnya.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media