Hidayatullah.com– Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Ahmad Satori Ismail, mengatakan, santri bisa menjadi duta pemerintah dalam melawan propaganda radikalisme dan terorisme termasuk di dunia maya.
Selama digembleng di pesantren, santri mendapatkan pelajaran agama yang utuh. Tidak hanya masalah ibadah, tapi juga aqidah, akhlak, ekonomi, budaya, dan sosial.
“Latar belakang itu akan membuat peran santri dalam meluruskan paham radikal terorisme akan lebih efektif,” ujar Ahmad Satori di Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, jelas Ahmad Satori, santri bisa menebarkan hadits yang indah dan bagus serta ayat-ayat al-Qur’an yang lengkap.
Dengan demikian, lanjut pengasuh sejumlah pesantren di Jawa Barat dan Banten ini, orang yang mengakses internet untuk mencari informasi keagamaan akan memperoleh pelajaran Islam yang baik.
“Seandainya dalam sehari, satu santri mem-posting satu ayat, satu hadits, perilaku Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang indah, itu pasti bermanfaat bagi umat, agar tidak terkena virus dari kelompok radikal terorisme,” ujarnya.
Pemahaman Agama yang Utuh
Dikatakannya, seseorang yang tidak memiliki pemahaman agama yang utuh bisa terperosok melakukan perbuatan anarkistis, teroris, serta perbuatan tidak toleran lainnya.
Hal itu, menurutnya, terjadi apabila seseorang tersebut memperoleh informasi dari web dan akun tertentu yang mereka anggap benar, walau sebenarnya salah.
“Maka kewajiban para ulama dan ustadz, bagaimana menampilkan Islam secara utuh dan menyampaikan ajaran Islam seperti yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, indah, lembut, penuh dengan kasih sayang,” ujarnya. Demikian dilaporkan Antaranews.*