Hidayatullah.com–Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) dalam momentum sumpah pemuda menyelenggarakan Dialog Kebangsaan yang bertemakan Konsolidasi Pemuda, Evaluasi Kepemimpinan dan Penguatan Nilai Kebangsaan pada Sabtu, (29/10/2016) di Cafe Warung Komando, Jakarta Selatan.
Diskusi menghadirkan tiga narasumber yang berasal dari kalangan pemuda dengan berbagai latar belakang. Narasumber yang hadir diantaranya Pangi Syarwi, Taufik Amrullah dan Irfan Ahmad Fauzi.
Sekjen PP KAMMI, Irfan Ahmad Fauzi mengatakan kegiatan Dialog Kebangsaan ini digelar dengan tujuan untuk menghidupkan kembali semangat para pemuda yang bersatu dalam momentum sumpah pemuda pada 28 oktober 1928 silam.
“Semangat sumpah pemuda masa lalu yang sangat cocok untuk diimplementasikan saat ini adalah semangat persatuan. Bayangkan pada masa itu, berbagai kelompok pemuda dapat bersatu dalam visi kebangsaan. Hal ini harus ditiru oleh para pemuda masa kini agar kaum muda tidak mudah terpecah belah dalam menyikapi problem bangsa saat ini.”
Lalu didepan puluhan aktifis mahasiswa dan pemuda yang menghadiri kegiatan tersebut, Pangi Syarwi yang merupakan pengamat politik Voxpol Center mengatakan bahwa semangat Sumpah Pemuda merupakan momen kebangkitan spirit bagi kaum muda.
“Momentum sumpah pemuda yang diperingati setiap 28 oktober ini sewajarnya menjadi pengingat bagi kaum muda akan peran pentingnya bagi bangsa dan negara. Setiap tahun diperingati tujuannya tidak lain agar para pemuda terbaharui kembali semangatnya dalam menyikapi dan memberikan solusi bagi permasalahan bangsa,” ungkap pangi.
Pangi yang dulunya juga aktifis BEM mengingatkan pada mahasiswa yang hadir agar tetap kritis dalam melihat kondisi bangsa saat ini.
“Mahasiswa memiliki tugas untuk senantiasa kritis dalam melihat segala aspek kebangsaan, hal ini tujuannya tidak lain agar perjalanan pemerintahan saat ini tetap berada pada jalur yang benar. Jika mahasiswa sudah tidak kritis lagi, mereka sudah tidak layak dikatakan pemuda. Ubah saja status menjadi orang tua atau lansia,” tegas pangi.
Sementara itu, Taufik Amrullah yang merupakan Tokoh Pemuda Nasional, menambahkan bahwa pemuda harus mempelajari ulang sejarah pemuda agar mereka sadar tentang peran pemuda dalam siklus kepemimpinan di indonesia.
“Setiap pemuda memiliki peran pada masanya, mereka harus senantiasa mencatat karyanya masing-masing dalam sejarah republik ini. Pemuda juga harus kritis dalam menyikapi kepemimpinan nasional saat ini, karena kalau kita mau jujur, pemimpin kita saat ini hanya bertabur pencitraan tanpa kerja yang nyata,” tandas Taufik, Direktur Eksekutif Progres Indonesia.
Kegiatan diskusi ini terselenggara atas kerjasama antara PP KAMMI dengan Lembaga Kepemudaan Progres Indonesia yang memang fokus pada permasalah yang bertemakan pemuda.*