Hidayatullah.com—Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memasukkan ke dalam daftar hitam 5 orang Rusia termasuk tersangka pembunuh bekas mata-mata Rusia Alexander Litvinenko, hanya 11 hari sebelum dia meninggalkan kursi kepresidenan.
Kepala biro investigasi federal Alexander Bastrykin dan dua pria yang dicari-cari aparat Inggris dalam kasus pembunuhan disiden Rusia Alexander Litvinenko termasuk di antaranya, lapor BBC Senin (9/1/2017).
Sanksi itu dibuat di tengah-tengah memburuknya hubungan AS-Rusia menyusul serangan siber selama kampanye pemilu presiden AS tahun 2016.
Pengganti Obama, Donald Trump, berbeda dengan presiden-presiden AS sebelumnya, ingin memperbaiki hubungan dengan Rusia.
Para pejabat AS mengatakan sanksi itu tidak berkaitan dengan serangan siber yang ditudingkan AS ke Rusia, melainkan berdasarkan sebuah UU tahun 2012 tentang hukuman bagi pelanggar HAM.
UU dimaksud dikenal dengan julukan UU Magnitsky. Nama itu diambil dari nama orang Rusia pembocor kasus penipuan pajak Sergey Magnitsky, yang meninggal di penjara Rusia tahun 2009. UU itu aslinya ditujukan untuk menarget orang-orang yang terlibat dalam kematian Magnitsky, tetapi kemudian diperluas untuk menjerat orang-orang lain yang dianggap melanggar HAM.
Berdarkan UU tersebut, orang yang dimasukkan dalam daftar hitam maka aset-asetnya yang berada di Amerika Serikat akan dibekukan dan dilarang bepergian k⇒e wilayah AS.
Lima orang yang dimasukkan ke dalam daftar hitam tersebut yaitu:
- Alexander Bastrykin, seorang pembantu dekat Presiden Vladimir Putin dan kepala badan investigasi federal, yang memburu para disiden lokal dan pekerja LSM asing di Rusia. Pejabat AS mengatakan dia juga terlibat dalam kasus Magnitsky.
- Gennady Plaksin, mantan kepala Universal Savings Bank, dan Stanislav Gordiyevsky, bekas pejabat biro investigasi. Keduanya disebut terlibat dalam kematian Magnitsky.
- Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun, tersangka utama peracunan bekas agen KGB yang mengasingkan diri di London, Alexander Litvinenko, pada tahun 2006.
Litvinenko meninggal setelah meminum air teh yang dibubuhi zat radioaktif langka di sebuah hotel di London.
⇒Ex Mata-Mata Rusia Alexander Litvinenko Tewas dalam Upaya Pembunuhan Ketiga
Baik Logovoi maupun Kovtun membantah terlibat dalam pembunuhan itu, dan upaya untuk mengekstradisi kedua pria tersebut ke Inggris selalu gagal.
Bulan lalu, Washington mengusir 35 diplomat Rusia menyusul tuduhan oleh lembaga intelijen AS yang mengatakan bahwa Rusia memerintahkan peretasan email milik orang-orang Partai Demokrat guna menyudutkan capres Hillary Clinton.
Rusia membantah keras tuduhan itu, tetapi sejauh ini tidak membalas tindakan AS yang mengusir puluhan diplomatnya.*