Hidayatullah.com—Beberapa ratus marinir Amerika Serikat dikerahkan ke Suriah. Mereka dibelkali dengan persenjataan lengkap, sebagai bagian dari persiapan pertempuran melawan ISIS di markas besarnya di Raqqa, kata seorang jubir Pentagon.
Pasukan marinir Amerika itu mempersiapkan howitzer-howitzer yang akan membantu pasukan-pasukan di Suriah dalam peperangan melawan ISIS, kata seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim sebab tidak berwenang membicarakan soal pengerahan pasukan ke publik kepada Associated Press hari Rabu (8/3/2017), seperti dilansir Aljazeera.
Howitzer adalah jenis meriam arteleri yang memiliki daya penghancur besar. Kelebihan howitzer dibanding senjata meriam lain adalah kemampuan sudut bidiknya yang tinggi dan mudah dipindah-pindahkan dan bisa bergerak sendiri.
Pengerahan marinir itu sifatnya sementara. Namun, hal tersebut bisa menjadi indikasi bahwa Gedung Putih memberikan keleluasaan lebih besar kepada Pentagon untuk membuat keputusan tempur rutin dalam peperangan melawan ISIS alias ISIL alias Daesh.
Di masa pemerintahan Obama, komandan-komandan militer merasa frustasi sebab hanya diberi kewenangan sedikit dalam membuat keputusan sehari-hari perihal cara terbaik dalam menghadapi musuh.
Sebagai tambahan dari pengerahan ratusan marinir itu, Amerika Serikat sedang mempersiapkan pengiriman hingga 1.000 serdadunya ke Kuwait, yang disiagakan untuk membantu peperangan melawan ISIS jika diperlukan, kata para pejabat AS.
Pendukung kebijakan itu mengatakan bahwa hal tersebut akan memberikan fleksibilitas lebih besar kepada para komandan AS, sehingga bisa bergerak cepat dalam menghadapi tantangan di medan tempur.
Berdasarkan keputusan yang dibuat pemerintah Obama, militer Amerika Serikat hanya diperbolehkan mengerahkan paling banyak 500 personel ke Suriah. Namun, jumlah itu tidak termasuk pengiriman personel militer yang sifatnya sementara.
Bulan lalu, para pejabat di Pentagon mengirimkan ke Gedung Putih rencana baru untuk mengalahkan ISIS. Isinya antara lain berupa strategi perang, yang kemungkinan akan meningkatkan jumlah pasukan AS yang dikirim ke Suriah, guna membantu kelompok-kelompok di Suriah menghancurkan ISIS di Raqqa, markas besar kelompok ISIS.*