Hidayatullah.com—Perguruan tinggi terkemuka di Inggris Universitas Oxford dituding melakukan “bias institusional” terhadap mahasiswa kulit hitam dan etnis minoritas, di mana mahasiswa kulit putih diberikan kesempatan dua kali lebih besar untuk mendaftar dan diterima pada jurusan-jurusan kompetitif.
Fakta itu didapat The Guardian (26/2/2013) dari laporan mengenai jumlah pendaftaran mahasiswa tahun 2010 dan 2011 yang diminta berdasarkan UU Kebebasan Informasi. Di dalamnya terungkap bahwa 25,7% calon mahasiswa kulit putih mendapatkan tawaran untuk masuk universitas bergengsi tersebut, sementara mahasiswa dari etnis minoritas yang mendapat tawaran hanya 17,2%.
Calon mahasiwa kedokteran yang berkulit putih mendapatkan kesempatan dua kali lebih besar untuk diterima, meskipun kandidat dari etnis minoritas memiliki nilai tinggi yang sama.
Data yang lebih lama tentang Universitas Cambridge, juga menunjukkan pola diskriminasi serupa.
Wakil rakyat dari Partai Buruh asal Tottenham, David Lammy, yang selama ini mengkritik keras sistem penerimaan mahasiswa perguruan tinggi mengatakan, data tersebut menunjukkan adanya “bias institusional” dan membuktikan kegagalan institusi pendidikan tinggi.
Kecurigaan terkait diskriminasi di jurusan-jurusan yang populer ini muncul terkait kenyataan bahwa banyak calon mahasiswa etnis minoritas yang mendaftar, namun tingkat kesuksesan mereka untuk diterima kecil.
Data yang diperoleh Lammy menunjukkan, tahun 2009 hanya ada satu calon mahasiswa kulit hitam keturunan Karibia yang diterima di Oxford.
Ketika Lammy menanyakan hal itu pada 2010, Oxford menjawab penyebabnya adalah karena calon mahasiswa dari kelompok etnis minoritas yang mendaftar hanya sedikit.
Data yang diperoleh The Guardian mengungkap penyebab keanehan tersebut. Para calon mahasiswa etnis minoritas yang memiliki nilai tinggi tidak mendapatkan tawaran yang sama seperti rekan mereka yang berkulit putih.
Untuk jurusan kedokteran misalnya, mahasiswa kulit putih yang memiliki tiga atau lebih nilai A yang mendapat tawaran masuk Oxford mencapai 43%, sedangkan calon mahasiswa etnis minoritas dengan nilai yang sama yang mendapat tawaran Oxford hanya 22,1%.
Di jurusan ekonomi dan manajemen persentasenya mencapai 19,1% untuk kulit putih dan hanya 9,3% untuk etnis minoritas. Dari angka itu, jumlah mahasiswa yang diterima di kalangan kulit putih mencapai 44,4% dan etnis minoritas hanya 29,5%.
Sementara itu di jurusan yang tidak terlalu banyak diminati atau kurang kompetitif seperti jurusan ilmu hukum, perbandingan jumlah calon mahasiwa kulit putih dan etnis minoritas tidak terlalu anjok.
Universitas Oxford dan Cambridge tentu saja membantah tuduhan diskriminasi itu. Mereka berdalih, mahasiswa yang mendaftar harus melewati beberapa ujian saringan sehingga wajar jika ada banyak kegagalan, termasuk di kalangan etnis minoritas.*