Hidayatullah.com—Pemerintah Turki meminta Organisasi Polisi Kriminal Internasional (INTERPOL) untuk menangkap mantan pemimpin Fatah Mohammad Dahlan karena menjalankan jaringan spionase di Turki, TRT melaporkan seperti yang dikutip Middle East Monitor (25/08/2020). Dahlan adalah penasihat keamanan untuk Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed, yang mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel pada pekan lalu.
Menurut TRT, Jaksa Penuntut Umum Turki menambahkan Dahlan ke daftar penjahat paling dicari di Turki dan mengumumkan hadiah senilai sepuluh juta Lira Turki ($ 385.000) untuk penangkapannya. Kantor berita Turki itu melaporkan, menurut Jaksa Penuntut Umum Turki, bahwa saksi yang disebut “Bowraz” mengatakan bahwa dua orang Emirat, Samir Samih Shaaban, dan Zakif Yusuf Hassan, memata-matai orang Mesir dan Palestina di Turki untuk Dahlan.
Turki menuduh Dahlan terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada Juli 2016. Pada November 2019, Ankara mengeluarkan red notice Interpol untuk Dahlan setelah memperoleh bukti terkait keterlibatannya dalam masalah yang memengaruhi keamanan nasional Turki.
Dekat AS dan Israel
Nama lengkapnya adalah Mohammad Yusuf Dahlan. Ia lahir 29 September 1961 di Kamp Pengungsi Khan Yunis, Jalur Gaza yang juga dikenal nama kunya Abu Fadi. Lahir dari keluarga pengungsi dari Hamama (sekarang di Israel), anak bungsu dari enam bersaudara ini dulunya sebagai seorang politisi sekuler Palestina, mantan pemimpin dari Gerakan Fatah di Jalur Gaza.
Siapa Mohammad Dahlan, yang Diburu Turki dengan Imbalan 4 Juta Lira? (2)
Dia melarikan diri dari Ramallah pada 2010, setelah dituduh oleh partainya sendiri melakukan korupsi. Dahlan juga sempat dituduh melakukan kampanye kotor terhadap Menteri Urusan Sipil PA Hussein Sheikh pada September 2012, ia juga dituduh terlibat dalam skandal seks dengan seorang karyawan wanita di departemennya.
Reputasinya rusak dalam ‘Skandal Karni 1997’ ketika terungkap bahwa Dahlan mengalihkan 40% pajak yang dipungut di Karni Crossing (diperkirakan satu juta Shekel sebulan) ke rekening bank pribadinya. Dahlan dihukum in absentia oleh pengadilan Palestina pada tanggal 15 Desember 2016 karena mencuri 16 juta Dolar AS dan dijatuhi hukuman penjara tiga tahun
Dahlan telah tinggal di Uni Emirat Arab (UEA) dan menjadi sangat dekat dengan putra mahkota Abu Dhabi, Mohammad bin Zayed. Laporan BuzzFeed News, beberapa tentara Amerika yang paling terlatih yang disewa oleh Pangeran Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammad bin Zayed telah bekerja pada misi tentara bayaran untuk membunuh para pemimpin terkemuka serta politisi di Timur Tengah.
Menurut laporan, Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohammad bin Zayed (MBZ), mempekerjakan perusahaan tentara bayaran Spear Operations Group yang berbasis di Delaware untuk membunuh para pemimpin Yaman, termasuk ulama, politisi, dan tokoh agama.
Ia tinggal di pengasingan di Abu Dhabi, di mana ia “bekerja erat” dengan keluarga Al Nahyan yang berkuasa, yang digambarkan sebagai “Palestina favorit UEA” dan juga bersekutu dengan Presiden Mesir yang bertangan besi, Abdal Fattah al-Sisi. Meskipun Dahlan mulai mengumpulkan kekayaan di Gaza sebelum pengasingannya pada tahun 2006, kekayaannya di UEA tumbuh dengan subur.*