Hidayatullah.com—Temuan awal pengawas senjata kimia dunia menemukan gas klorin digunakan dalam serangan di Douma Suriah pada bulan April 2018 lalu.
Serangan yang menewaskan puluhan warga sipil itu memicu serangan udara oleh Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat (AS).
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengirim misi pencari fakta ke Douma pada pertengahan April lalu, seminggu setelah serangan 7 April di kantong dekat Damaskus.
“Berbagai bahan kimia organik klorin ditemukan dalam sampel dari dua lokasi,” kata laporan itu. Laporan itu juga menyebutkan tidak ditemukan adanya bukti penggunaan gas saraf seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (07/07/2018).
Petugas penyelamat dan tenaga medis mengatakan bahwa sekitar 40 orang tewas dalam serangan 7 April yang diyakini telah diluncurkan di sebuah kota yang didominasi kelompok pembebasan (oposisi). Serangan itu memicu kemarahan masyarakat internasional serta serangan serangan udara Barat terhadap pasukan Suriah.
Setelah beberapa minggu tidak diperbolehkan akses, tim OPCW mengumpulkan lebih seratus sampel dari sekitar tujuh situs di kota tersebut yang terletak di daerah pedesaan utara Damaskus.
OPCW telah mendokumentasikan penggunaan sistematis amunisi terlarang dalam perang Suriah, termasuk gas saraf sarin dan gas mustard sulfur.
Selama di Douma, para inspektur OPCW mengunjungi dua tempat di mana mereka mewawancarai para saksi dan mengambil sampel. Sampel itu kemudian dibagi di laboratorium mereka di Belanda dan diteruskan ke laboratorium nasional yang berafiliasi untuk diuji.
“Dua sampel yang diambil dari tabung gas di tempat kejadian dinyatakan positif mengandung klorin,” kata laporan itu.
Washington dan pemerintah Barat lainnya menyalahkan pasukan pemerintah Suriah atas serangan di Douma.
Baca: Puluhan Orang Mati Tercekik, setelah Rezim Bashar Gunakan Senjata Kimia
Pemerintah Suriah menyangkal menggunakan senjata kimia selama perang sipil yang panjang di negara itu. Namun penyelidikan bersama sebelumnya dari PBB dan OPCW menemukan bahwa pemerintah Suriah menggunakan gas sarin dalam serangan April 2017, dan juga beberapa kali menggunakan klorin sebagai senjata.
Hasil penyelidikan ini juga menyalahkan ISIS untuk penggunaan gas mustard.
Petugas medis dan penyelamat mengatakan bahwa banyak yang terbunuh ketika sebuah silinder jatuh di atap sebuah blok perumahan.
Rumah dan apartemen tempat silinder lain ditemukan di tempat tidur, selain dari rumah sakit tempat pasien dirawat adalah di antara situs yang diperiksa tim. Sebanyak 34 orang diwawancarai, kutip AFP. Menariknya, laporan itu justru tidak menyalahkan pihak-pihak yang melakukan serangan.*