Hidayatullah.com—Mengapa Anda masih ragu agama dan malas beribadah? Sebuah studi yang menunjukkan orang-orang yang rajin ibadah atau religius lebih sedikit mendapatkan sakit dan lebih sedikit memiliki kecemasan. Sebab, spritualitas menawarkan tempat bersandar untuk melawan tekanan-tekanan kehidupan modern.
Orang-orang yang religius lebih sehat dan lebih sedikit menghabiskan waktu terbaring akibat sakit, demikian menurut studi baru yang dikutip dari Daily Mail, Kamis (09/01/2014). Orang yang lebih religius juga lebih terhindar dari stres dan cemas dalam masalah pekerjaan.
Menurut Dr Roxane Gervais, ahli psikologi dari Health and Safety Laboratory di Stockport, Inggris, semakin religius seseorang, semakin jarang ia menderita kecemasan, depresi, dan kelelahan.
Dia juga menemukan bahwa para karyawan yang religius merasa kehidupannya lebih berarti dibandingkan mereka yang kurang dekat kepada Tuhan.
Dr Gervais melakukan penelitian terhadap para pekerja untuk menguak seberapa bahagia mereka di rumah dan kehidupan di tempat kerja.
Ditemukan orang-orang yang rajin beribadah merasa lebih bahagia dengan diri mereka sendiri dan merasa terhubung dengan Sang Pencipta.
“Ketika pekerjaan dan kehidupan melaju cepat, orang-orang kehilangan makna, dan generasi muda hanya mengejar cek gaji besar pada akhir bulan,” kata Dr Gervais kepada The Telegraph.
“Studi saya menunjukkan bahwa religiusitas di tempat kerja dapat menjadi sumber daya, membuat orang-orang lebih kuat menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan pekerjaan.”
Temuan Dr Gervais memperkokoh penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang-orang yang religius memiliki korteks, bagian lapisan luar otak, yang lebih tebal yang mengurangi risiko depresi.
Para peneliti yakin bahwa menjadi religius mengubah struktur otak yang mengurangi risiko penyakit mental tersebut. Nah, tidak rugi jadi orang lebih taat agama dan rajin ibadah.*