Hidayatullah.com–Raja Saudi Salman bin Abdulaziz pada hari Senin menegaskan kembali dukungan untuk mencapai solusi politik terhadap konflik di Yaman dan Suriah.
Dalam pidatonya kepada Dewan Syura, badan penasehat utama, raja itu mengatakan kerajaan kaya minyak akan melanjutkan upaya untuk menyelesaikan krisis regional.
“Pendirian kami dengan Yaman bukan merupakan pilihan tetapi tugas untuk mendukung rakyat Yaman melawan milisi anti-Yahudi yang didukung Iran,” katanya dikutip Albawaba.
Yaman masih dilanda kekerasan sejak 2014, ketika pemberontak Syiah al Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Ibu Kota Sana’a.
Konflik meningkat pada tahun 2015 ketika Arab Saudi dan sekutu Sunni-Arab – yang menuduh Houthi melayani sebagai proxy untuk Syiah Iran – meluncurkan kampanye udara besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk mengembalikan keuntungan Syiah al Houthi.
Raja Salman juga menyerukan untuk mencapai solusi politik yang membantu “menjelajah Suriah keluar dari krisis, mendorong kelompok-kelompok milisi dan memungkinkan repatriasi pengungsi Suriah.”
Raja Salman hari Selasa juga meresmikan 151 proyek di provinsi Tabuk di bagian utara senilai lebih dari 11 miliar riyal (Rp 42,7 triliun), sebagaimana dilaporkan kantor berita Saudi SPA dan dikutip dari Reuters.
Raja meluncurkan proyek Pengembangan Wadi Al Disah, yang dapat membantu meningkatkan kesempatan kerja di bidang terkait pariwisata berkelanjutan, menurut Dana Investasi Publik atau Saudi Public Investment Fund dalam sebuah pernyataan hari Selasa.
Lembaga Dana Investasi Publik ini akan mendirikan perusahaan untuk mengembangkan proyek yang terletak di dalam Cagar Alam Pangeran Mohammed bin Salman.
Pidato raja adalah komentar publik pertamanya sejak pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, bulan lalu.
Khashoggi, seorang kontributor sering ke The Washington Post, tewas tak lama setelah ia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober.
Arab Saudi telah menawarkan penjelasan bergeser untuk hilangnya Khashoggi sebelum menyarankan dia terbunuh dalam operasi rendisi yang dirusak oleh agen jahat.
Sejauh ini, 21 orang, termasuk petugas keamanan, telah ditangkap di Arab Saudi sehubungan dengan pembunuhan itu.*