Hidayatullah.com–Departemen Kehakiman Amerika Serikat memasukkan dakwaan pencurian teknologi mobil swakemudi atas seorang bekas karyawan Alphabet (perusahaan induk Google) yang kemudian pindah ke Uber.
Anthony Levandowski dikenai 33 dakwaan pencurian di bidang perdagangan berkaitan dengan teknologi kendaraan swakemudi yang dikembangkan Alphabet.
Levandowski meninggalkan proyek Waymo milik Alphabet pada tahun 2016, lalu bergabung dengan unit pengembangan mobil swakemudi Uber tetapi kemudian dipecat.
Pria berusia 39 tahun itu, yang sekarang membuka usaha software sendiri, membantah tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepadanya.
“Tak satu pun dari file-file yang katanya rahasia itu pernah jatuh ke tangan Uber atau perusahaan atau orang lain,” kata Miles Erhlich, pengacara dari Levandowski, seperti dikutip BBC Selasa (27/8/2019).
Waymo dan Uber terlibat gugatan hukum berkepanjangan, yang akhirnya diselesaikan perusahaan taksi itu pada 2018. Levandowski tidak menjadi bagian dari gugatan hukum itu, dan tidak berkomentar terbuka perihal tuduhan-tuduhan itu.
Dalam gugatan terhadap Levandowski disebutkan bahwa sebelum meninggalkan Waymo dia mengunduh ribuan file berkaitan dengan teknologi mobil swakemudi Alphabet pada tahun 2015, termasuk file yang berhubungan dengan Lidar, teknologi sensor yang sangat penting dalam pengembangan mobil tanpa sopir itu.
Dalam penyelesaian sengketa tahun 2018, Uber berjanji tidak akan menggunakan teknologi Alphabet dan akan memberikan Waymo saham sebesar 0,34% di Uber.
Levandowski terancam 10 tahun penjara apabila dinyatakan bersalah, dan dapat dikenai denda $250.000 perdakwaan atau total $8,25 juta.
Levandowski merupakan salah satu pendiri unit yang merintis proyek mobil swakemudi Google. Pada awal 2016, Levandowski meninggalkan Google dan meluncurkan sendiri software swakemudi yang disebut Otto, yang kemudian dibeli Uber.
Uber mengatakan senantiasa bersikap kooperatif dalam investigasi yang dilakukan oleh Departemen Kehakiman AS dan akan mempertahankan sikap itu.*