Hidayatullah.com-Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan, aparat Turki sedang melakukan tes DNA semua keluarga pemimpin Daesh (IS) Abu Bakar Al-Baghdadi, termasuk istri dan keluarganya.
Erdogan mengatakan bahwa kerabat yang ditangkap dari pemimpin teroris itu akan dikirim ke pusat repatriasi dan akan tinggal di sana sampai prosedur mereka selesai.
“Prosedur interogasi sedang berjalan dengan tekad,” ujarnya dikutip Daily Sabah, Kamis (11/07/2019).
Awal pekan ini, para pejabat mengatakan pasukan keamanan Turki menangkap kakak perempuan al-Baghdadi, suaminya, menantu perempuan dan lima anak.
Rasmiya Awad (65), ditangkap dalam serangan Senin di sebuah kontainer trailer yang ia tinggali bersama keluarganya di dekat Kota Azaz di Suriah utara di Provinsi Aleppo. Daerah ini adalah bagian dari wilayah yang dikelola oleh Turki setelah Operasi Perisai Eufrat yang diluncurkan untuk memburu Daesh dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang terkait dengan PKK pada Agustus 2016.
Hari Rabu, Erdogan mengatakan Turki telah berhasil menangkap seorang istri Abu Bakar al Baghdadi. Pengumuman Erdogan ini datang lebih dari seminggu setelah mantan pemimpin IS itu dikabarkan bunuh diri selama serangan oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS).
“AS mengatakan Baghdadi bunuh diri di sebuah terowongan. Mereka memulai kampanye komunikasi tentang ini,” kata Erdogan dalam pidato di Universitas Ankara sebagaimana dikutip lembaga penyiaran resmi Turki, TRTWorld.
“Tapi, saya mengumumkannya di sini untuk pertama kalinya: Kami menangkap istrinya dan tidak membuat keributan seperti mereka. Demikian pula, kami juga menangkap saudara perempuan dan iparnya di Suriah,” tambahnya.
Sementara itu, Erdogan juga mengatakan, baik Rusia maupun AS tidak memenuhi kesepakatan penarikan teroris cabang PKK Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dari Suriah utara, ketika ia menyoroti tekad Turki melawan terorisme dan mengumumkan penangkapan pemimpin Daesh yang terbunuh.
Berbicara di sebuah konferensi pers sebelum keberangkatannya untuk kunjungan resmi ke Hongaria, Erdogan mengatakan Turki melakukan perjuangan yang gigih melawan terorisme.
“Sudah lebih dari 150 jam sejak kami menandatangani perjanjian dengan Rusia tetapi teroris masih berada di wilayah itu dan terus menyerang tentara Tentara Nasional Suriah (SNA),” kata Erdogan, menambahkan bahwa 11 pejuang SNA terbunuh hari Kamis.
Dia mencatat bahwa Turki telah melarang masuknya sekitar 76.000 tersangka teroris Daesh dan mendeportasi sebanyak 7.550 orang.
Ada sekitar 1.149 teroris Daesh di penjara-penjara Turki, kata Erdogan.
Presiden juga mengkritik badan-badan olahraga karena bersikap bias terhadap para atlet Turki.
“Kami menolak sikap diskriminatif UEFA terhadap pemain sepak bola kami,” kata Erdogan, saat ia mendesak badan sepak bola untuk mengambil sikap yang adil.
UEFA meluncurkan “penyelidikan disipliner” untuk para pemain tim nasional Turki, menunjuk seorang inspektur sehubungan dengan “perilaku politik yang berpotensi provokatif.”*