Hidayatullah.com– Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Anwar Abbas turut merasa kehilangan atas kepergian Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas.
Anwar yang juga Ketua PP Muhammadiyah menilai Prof Yunahar merupakan sosok ulama yang tegas, lurus, dan tulus dalam berkiprah untuk agama dan bangsa ini.
Anwar mengatakan, Yunahar yang berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat itu, merupakan seorang ulama berpengetahuan luas, serta tokoh yang rendah hati.
“Sehingga beliau sering dipanggil oleh teman-teman dan murid-murid serta jamaahnya dengan BUYA,” ujar Anwar dalam pernyataan tertulisnya diterima hidayatullah.com Jakarta, Jumat (03/01/2020).
Baca: Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Prof Yunahar Sosok Ulama Santun
Mengenang almarhum, Anwar mengungkapkan, ceramah-ceramah Buya Yunahar selalu menarik karena selalu saja ada sesuatu yang baru dan yang menggelitik hati dan pikiran jamaah yang diselipkan di setiap ceramahnya.
“Sehingga setiap pengajian yang beliau hadiri selalu hidup dan ramai jamaahnya,” ungkapnya.
Bidang keahlian Buya Yunahar yang menonjol, jelas Anwar, adalah ilmu tafsir, yaitu suatu cabang keilmuan dalam Islam yang sangat sarat dengan perbedaan pendapat.
“Hal itu tampaknya juga telah membentuk sikap dan cara pandang beliau, sehingga dalam hidup bermasyarakat dan berorganisasi yang terkadang sangat tinggi dinamika dan perbedaan pendapat yang dihadapi, beliau tampak tidak mengalami banyak kesulitan karena beliau sudah terbiasa menghadapi perbedaan pendapat dan melihat suatu masalah dari berbagai perspektif,” tuturnya.
Kata Anwar, oleh rekan-rekannya di PP Muhammadiyah, Buya Yunahar dipercaya dalam dua periode kepemimpinan ini untuk membidangi masalah tarjih dan dakwah, dua bidang yang memang sangat dikuasai almarhum.
Di MUI, Buya Yunahar pernah menjadi ketua yang membidangi masalah pengkajian dalam periode 2010-2015. Terakhir pada Munas MUI tahun 2015 di Surabaya, Jawa Timur, Yunahar ditunjuk menjadi salah seorang Wakil Ketua Umum MUI mendampingi KH Maruf Amin sebagai Ketua Umum MUI untuk periode 2015-2020.
“Engkau adalah orang baik. Mungkin saja ada salahmu. Tetapi saya yakin semua orang akan memaafkanmu. Karena engkau ulama yang tegas, lurus dan tulus sehingga kami tidak pernah merasa kecewa terhadap dirimu,” tutur Anwar kutip pwmu.co, Jumat (03/01/2020).
Baca: Jenazah Prof Yunahar akan Dishalatkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
“Buya Yunahar adalah ulama besar. Tidak ada keraguan sedikitpun terhadap status keulamaannya, kealimannya dan kebagusan akhlaknya. Kepergian Buya Yunahar ke haribaan Ilahi Rabbi merupakan kehilangan besar bagi Muhammadiyah. Karena belum tentu dalam siklus 30 tahunan, Muhammadiyah mampu melahirkan ulama sekaliber dia.
Selamat jalan adikk, engkau telah pergi terlebih dahulu dan aku pasti akan menyusulmu.
Aku berdoa semoga kita bisa lagi bertemu dalam naungan dan ridha-Nya di surga-Nya yang menjadi cita dan harapan kita semua. Amin,” tambahnya.
Prof Yunahar Ilyas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI Pusat, wafat pada hari Jumat, 8 Jumadil Awwal 1441H atau bertepatan hari Kamis (02/01/2020) pukul 23.47 WIB di RS Sarjito Yogyakarta.*